Vote dulu yukk baru baca. Follow juga ayy, gratis kok
Warning typo! Gk direvisi
Harap bijak dalam membaca!
*****
Tara melangkahkan kakinya keluar rumah dengan suasana hati yang baik, senyumnya tidak hilang dari bibirnya, dia sesekali menyapa pelayan yang ada dirumahnya membuat mereka cukup terkejut dengan sikap ramahnya
"pak antarkan aku"
"ah iya nyonya, tunggu saya ambil kunci mobilnya" kata pak deni berlari memasuki rumah
Dari lantai atas alarick memperhatian setiap gerak-gerik tara. Saat tara tersenyum pada tukang kebun, menatap ponselnya dengan senyum manis lalu mengangkat telpon sesekali tertawa kecil
Tubuhnya dibalut dengan dres putih, berbanding terbalik dengan baju yang digunakannya saat dia pulang tadi. Dres putih itu semakin membuat kulit putih tara semakin bercahaya, seperti buah pir yang bisa diperas, sangat menyegarkan
Alarick mengambil ponsel disaku celanannya. "ikuti" langsung saja alarick mematikan sambungan telpon
Mata gelapnya memandang mobil yang semakin menjauh dengan tatapan rumit. Sebenarnya apa yang coba kau rencanakan sayang?
"apa sudah sampai?"
"baiklah bella, aku akan segera sampai. Bersabar oke?"
Tak lama kemudian tara sampai dikafe yang ia tuju. Ia turun dari mobil, baru saja ia berjalan dua langkah, ia dikejutkan dengan seseorang yang melilit pinggangnya dari belakang, dia memeluk tara intim
"hei aku merindukanmu, kemana saja kau?" suara renyah yang membuat siapa saja senang untuk mendengarnya membuat tara menekan rasa bencinya
Dia tau siapa pemilik suara itu. Dia dion, kekasih yang ia perjuangkan dikehidupan pertamanya
Dan sekarang, tara hanya merasa muak dengan hanya mendengar suara yang dulu sangat ia sukai itu
Tara berbalik. Melepas kasar tangan dion dari tubuhnya. Dion yang melihat mata tajam tara mengernyit heran
"sayang apa kau merindukanku?" ujar dion menggenggam tangan tara
Tara kembali menghempaskan tangan dion membuat lelaki itu terkejut dengan sikap baru tara
"hei ada apa denganmu? Bukankah kita tidak bertemu selama satu minggu? Apa kau marah? Maafkan aku, tapi kukira kau sedang tidak ingin diganggu selama satu minggu ini" jelas dion dengan nada yang semakin halus dan membujuk
"apa sudah selesai? Jika sudah, mari kira akhiri hubungan ini" kata tara dengan mata tegas
Bisa dilihat dion terkejut, terbukti mata lelaki itu membola tak percaya. Siapa yang akan mempercayai ucapan tara, sedangkan mereka bahkan tidak mempunyai masalah dan semua dan jika difikir-fikir dion selalu memperlakukan tara dengan sangat baik.
Disisi lain, dua orang berbadan besar kini sedang berdiskusi
"kirim semuanya apa tidak?" kata orang berkepala plontos
"kirim saja" kata rekannya menatap jijik kearah tara
"tapi nyonya,...?"
"apa kau bodoh. Cepat atau lambat tuan pasti akan tau" selanya
Pria berkepala plontos menekan tombol send, lalu keduanya kembali kemobil menunggu tara kembali
Diruangan yang tadinya rapih kini terdapat pecahan vas yang dipecahkan oleh alarick
Matanya dingin menatap ponselnya. Jari-jarinya membolak-balik gambar itu
Berpelukan
Berpegangan tangan
Memegang wajah
Dengan kesabaran yang sudah habis alarick membanting ponselnya menabrak dinding
Alarick melirik ponselnya yang sudah hancur, lalu membuka laci mejanya
Mengambil ponsel "bawa kembali. Jika tidak.... Seret" ucapnya dingin
Jangan salahkan alarick karna bersikap seperti ini. Dia yang memprovokasinya lebih dulu. Dia yang bersikap manis dan perhatian padanya, bahkan dia sendiri yang mengambil inisiatif
Dulu dia selalu menahan semua tindakan tara yang selalu membuat hatinya sakit karna takut dia marah, takut jika dia pergi darinya. Kali ini... Dia tidak akan lagi membiarkannya. Bagaimanapun dia tidak akan bisa pergi sejauh apapun tara berlari, pada akhirnya tara akan kembali padanya. Dengan paksa atau sukarela
"kau berbohong....lagi" ucapnya menatap foto yang ada dimejanya.
Saat ini tara dikejutkan dengan dua orang berbadan besar yang langsung memukuli dion sampai pria itu tergeletak tak berdaya. Sebelum dia berkata-kata kedua pria itu memandang tara dengan hormat, meski ada rasa tidak suka untuknya, saat tara melihat mata mereka
Tara tau siapa mereka. Mereka adalah orang yang ditugaskan alarick untuk selalu mengikutinya kemanapun dia pergi tanpa sepengetahuannya
Bagaimanpun tara memaklumi ketidaksukaan mereka terhadapnya, karna mereka sendiri yang menyaksikan sendiri bagaimana dia dengan bodohnya menghianati alarick
"nyonya tolong ikut kami, ini atas perintah tuan" kata pria berkepala plontos
"tapi..."
"jika tidak. Dengan terpaksa kami akan membawa nyonya secara paksa" potong pria disebelahnya dengan nada tidak sabar
Pria berkrpala plontos itu memelototi rekannya karna tidak sopan memotong ucapan tara
Sedangkan pria berambut gondrong itu tetap berwajah lurus, tidak peduli dengan teguran rekannya. Lagipula untuk apa menghormati orang yang selalu menyakiti tuannya
Tara menatap mereka berdua, kemudian menengok kearah kafe
Tara menghela nafas. Menulis pesan untuk bella, lalu memasuki mobil
Mobil itu berjalan yang diikuti kedua pengawal dari belakang.
****
Setelah sampai tara melihat sekeliling mansion. Hei suaminya itu, kenapa auranya sangat kuat hingga sampai terasa diluar mansion
Melangkah dengan pasti, tara menuju ruang suaminya. Diamana lagi jika bukan ruang kerja. Entah kenapa dia tidak pergi kekantor dari kemarin
Klek
Bunyi pintu dibuka mengalihkan perhatian orang yang duduk disofa dengan aura suram disekelilingnya
Semakin memantapkan langkahnya, tara menghpiri alarick yang kini menatapnya datar
Bibir tara terbuka ingin mengatakan sesuatu tapi suara rendah menghentikan niatnya
"sudah selesai?" ujarnya datar
Tara menggeleng "belum" jawabnya
Mendengar itu, wajah yang tadinya gelap semakin gelap. Tara menatap alarick bingung, lalu seakan mengingat sesuatu tara tersenyum geli. Bukankah lelaki ini hanya cemburu?
Tara duduk disebelah alarick, membungkus lengan suaminya
"apa kau sudah makan?" suara manis tara terdengar seperti menggoda
Alarick melirik tara, lalu mendengus, membalik dokumen yang ada ditangannya
Melihat itu tara semakin tersenyum manis. "aku lapar" katanya dengan suara centil. Tara memajukan wajahnya hingga menempel didada bidang alarick, kepala gadis itu menyentuh dagu alarick, membuat alarick semakin kuat mencium bau shampo tara
Mata alarick gelap "kau baru saja makan" ucap alarick
Tara mendongak. Mengerutkan bibirnya tidak puas "itu tadi siang, sekarang sudah malam"
Alarick kembali melirik perempuan yang mencoba bersikap manja padanya, tapi tidak berniat menjelaskan apa yang terjadi membuat alarick semakin menyulut api dihatinya
"tidak lapar" ucapnya masih fokus dengan dokumennya, tapi hanya dia yang tau, tidak ada yang masuk dalam kepalanya melihat tara yang semakin menempel dilengannya
Alis tara menyatu tidak puas. Perempuan itu dengan gemas menggigit dagu alarick membuat siempu menegang, tangannya yang membalikan dokumen secara asal berhenti karna tindakan tara
Melihat tidak ada respon dari alarick tara semakin kesal dan mencoba menggigit dada bidang alarick. Tapi sayangnya itu gagal karna ternyata itu sangat keras
Tara menusuk-nusuk dada bidang alarick. Penasaran apa itu benar-benar dada lelaki itu atau tembok
"jangan main-main" suara alarick yang ditekan terdengar serak, menatap tara dengan tatapan memangsa
Bukannya takut tara semakin ingin menggoda alarick.
Perempuan itu mendongak lalu kembali menggigit dagu alarick. Mata alarick semakin gelap
Tara cekikian melihat ekspresi mendung alarick, lalu kembali mencoba menggigitnya lagi
Sayangnya.....
Saat itu alarick langsung menunduk. Mencium bibir tara. Tangan alarick berada dibelakang kepala tara
Untuk sementara tara terkejut tapi akhirnya mengalungkan lengannya dileher alarick membuat lelaki itu semakin memperdalam ciumannya
Semakin liar.
Saat suasana semakin panas, tara mendorong alarick, meraup udara dengan rakus
Pipi tara merah dengan mata berair, semakin membuat alarick ingin menggertaknya
Melihat tatapan panas alarick, tara berdiri dengan semangat "aak aku ingin makan" ucapnya, memutar badannya lalu melarikan diri seperti sebelumnya
Melihat punggung kecil yang sudah tak terlihat lagi, alarick tersenyum puas, batu dihatinya akhirnya sedikit terangkat, meski tidak semuanya.
|||||||||||||||||||||||||||||||
Maaf banget kalo misalnya cerita ini aku up lama banget, karna ya aku buat cerita ini saat aku bosen aja, jadi ide gk banyak ngalir
Aku lagi prioritasian cerita TRANSMIGRASI HANAH dulu, kalo ini, aku tetap slow up karna alurnya aku masih pikirin secara matang
Dan ya, yang belum mampir kecerita aku yang satunya yuk baca, seru kok. Baca aja sampe part 10 selanjutnya... Tinggal kalian yang nentuin lanjut apa engganya
Harap vomentnya guys
Kalian senang baca cerita ini, aku seneng dapet vote (dukungan dari kalian)
Seeyou next chap😘