why you still here // lizkook

By lalalakyle_m

12.1K 1.4K 629

"Jungkook, ayo kita bercerai." [ Short storie's ] copyright © by taniakyleee More

1 | Married
2 | Suggestion
4 | Found Out
5 | Accident
3 | Are you okay?
7 | Divorced

6 | Graduation Gift

1.7K 238 74
By lalalakyle_m

why you still here // lizkook

Π•••••Π

Sepanjang makan malam, Lalisa hanya diam. Ia juga sengaja makan dengan cepat, karena harus menyiapkan obat-obatan yang akan diminum Jungkook.

Jungkook sendiri belum membuka suaranya lagi, dan hanya diam memperhatikan gerak-gerik Lalisa yang dengan telaten memilah obatnya.

"Kau bisa minum obat sendiri?" tanya Lalisa tanpa menoleh kearah Jungkook yang sibuk memperhatikannya.

"Bisa." jawabnya, sebelum melanjutkan "Tapi akan dimuntahkan lagi. Pahit. Aku tidak suka obat." ujar Jungkook acuh.

Lalisa mengernyitkan dan memfokuskan perhatiannya pada Jungkook yang sibuk makan. "Aku akan menghaluskannya, agar cepat larut." Lalisa bersiap menumbuk obat Jungkook, tapi perkataan pria itu kembali menghentikannya.

"Kalau dihaluskan akan tambah pahit. Aku tidak mau minum obat itu, Noona." Jungkook meletakkan piring kotornya di wastafel, dan menghampiri Lalisa yang berdiri tak jauh.

"Lalu bagaimana caranya agar obat ini masuk ke tubuhmu?" tanya Lalisa, berusaha bersabar untuk mengahadapi tingkah aneh Jungkook.

"Tidak tahu. Nanti juga akan sembuh sendiri." saut Jungkook asal, pria itu masih berdiri di sisi Lalisa, memperhatikan tangan lentik yang sibuk dengan obat-obatnya.

Merasa sudah tidak ada yang perlu didebatkan lagi, ia menampung obat-obat itu didalam mulutnya, sebelum menarik tengkuk Jungkook. Mendorong dengan lidahnya agar obat itu masuk kedalam mulut Jungkook, tangannya dengan cekatan merampas air digelas dan memberikannya pada Jungkook.

Deg!

Jungkook hampir mati berdiri atas tingkah spontan Lalisa, obat yang pahit tidak dihiraukan saat rasa manis bibir Lalisa masih tertinggal dipermukaan bibirnya.

"Maaf. Kau terlalu banyak berbicara." ujar Lalisa saat Jungkook menelan habis obatnya.

Pria itu masih diambang kesadarannya, matanya berkedip beberapa kali untuk menyadarkannya.

"Ayo. Aku bantu kau ke kamar." Lalisa merangkul tubuh stagnan Jungkook untuk menaiki tangga.

Setelah membaringkan tubuh Jungkook diranjang, Lalisa dengan telaten mengambil selimut dan menyelimuti tubuh Jungkook, ia juga mengusap dahi Jungkook lembut.

Saat akan pergi, pergelangan tangannya ditahan. "Noona.." lirih Jungkook pelan.

"Noona, sini." Jungkook menepuk ranjang sebelahnya yang kosong, menyuruh Lalisa agar berbaring disampingnya.

Lalisa menurut, ia merangkak naik dan berbaring disebelah Jungkook. Tangannya kembali mengelus kepala Jungkook.

"Noona, maaf. Aku minta maaf atas perilaku tidak sopanku sebelumnya. Maafkan aku, Noona." Jungkook menghadapkan tubuhnya kearah Lalisa, bahkan dengan sengaja mempersempit jarak mereka.

Lalisa masih diam, tapi tangannya masih terus mengusap kepala Jungkook. Dari mata pria itu jelas terpancar penyesalan, ia bisa melihat itu lewat tatapannya.

Setelah Jungkook menyelesaikan kalimatnya, Lalisa berbaring menghadap ke langit-langit kamar. "Aku Lalisa bukan Yoona." tegasnya, berusaha menyadarkan Jungkook karena dari beberapa menit yang lalu pria itu terus bergumam 'Noona'. Jangan salah paham, Lalisa hanya takut Jungkook salah mengira.

Jungkook beringsut mendekat, ia meraih tangan Lalisa dan meletakkan dipipinya, "Aku tau." balasnya, "Ini Lalisa Noona, bukan Yoona. Ini Lalisa, Noona-ku." sautnya pelan.

Lalisa mendiamkan saat Jungkook mendusalkan pipinya di tangannya, ia mendadak gugup entah kenapa.

Setelah itu, ia menarik tangannya dan menyandarkan tubuhnya di dashboard ranjang. "Kau hebat. Kau lulus dengan predikat terbaik. Ingin hadiah dariku?" Lalisa masih menatap langit-langit kamar Jungkook, "Mungkin hadiah terakhir, sebelum kita resmi berpisah." lanjutnya, yang mampu menghentikan detak jantung Jungkook saat ini juga.

•••

Jungkook mogok makan sejak malam dimana Lalisa mengucapkan kata yang menjengkelkan. Pria itu juga secara terang-terangan mengabaikan Lalisa yang sudah berusaha mengajaknya berbicara.

Ini aneh. Seharusnya pria itu tidak merajuk berlebihan seperti ini, karena hal ini sudah keputusan sang bersama.

Setiap Lalisa berusaha memulai obrolan, pria itu berlalu menghindarinya.

Seperti saat ini, Lalisa masuk ke kamar Jungkook saat pria itu tengah bermain ponselnya.

"Jeon, ayo makan malam." ajak Lalisa.

"Tidak lapar." ujarnya tanpa menoleh kearah Lalisa.

Habis sudah kesabarannya, Lalisa menghampiri Jungkook dan merebut paksa ponselnya. "Jangan karena aku sudah memaafkanmu, kau jadi seenaknya denganku!" Lalisa membanting ponsel itu ke lantai. Gila, presensinya tidak dihargai oleh pria ini.

Jungkook terkejut sampai tidak mampu melontarkan kata-kata. Pria itu hanya mampu menunduk untuk menghindari tatapan tajam Lalisa.

"Kalau kau sudah muak tinggal denganku, kau bisa pergi dari sini. Aku bukan pesuruhmu yang bebas untuk kau  kendalikan, Berengsek!" Lalisa berniat pergi, sebelum Jungkook menahan ujung baju Lalisa.

"N-noona, maaf. Aku tidak bermaksud seperti itu." Jungkook berusaha menatap mata Lalisa yang sudah berkaca-kaca. Ia semakin mengeratkan pegangannya pada ujung baju tidur Lalisa.

Lalisa berusaha melepaskan tangan Jungkook, sebelum dirinya kelepasan lagi.

"Noona, aku menyesal. Aku minta maaf." Jungkook mendekatkan diri pada Lalisa saat wanita itu tak kunjung menjawab.

"Aku lapar, lepaskan tanganmu." setelah mendengar nada bicara Lalisa kembali tenang, Jungkook melepas pegangannya. Ia juga langsung mengekor dibelakang Lalisa untuk makan malam bersama.

Entah ini makan malam keberapa yang selalu diselimuti dengan keheningan, Lalisa duduk dihadapan Jungkook, sebelum meraih ponselnya dan menghubungi John.

"Ada yang bisa saya bantu, Nona?"

"Tolong belikan ponsel baru untuk Jungkook." Lalisa mulai menyuapkan nasi ke mulutnya.

"Baik, Nona."

Jungkook menatap sedih kearah Lalisa, "Noona, tidak perlu membeli ponsel baru. Aku masih ada ponsel cadangan kok." Jungkook berusaha menampilkan senyum kecil saat Lalisa melirik kearahnya.

Lalisa hanya diam dan kembali melanjutkan suapannya.

"Noona ini enak sekali. Boleh aku tambah ayamnya?" tak menyerah, Jungkook kembali mengajak Lalisa berbicara.

Jungkook kira Lalisa akan mengambilkan ayam untuknya, ternyata Lalisa hanya mendekatkan piring ayam itu kearah Jungkook.

Jungkook semakin ingin menangis saja jika begini, bukan keadaan ini yang ia maksud. Ia hanya kesal sekali saat Lalisa terus menerus mengungkit tentang masalah perceraian. Telinganya sakit sekali saat mendengar kata itu.

•••

Jungkook sudah memutuskan jika malam ini ia akan datang ke kamar Lalisa. Jika nanti diusir, menangis pun tidak masalah asal mendapatkan maaf Lalisa.

Pria itu mengetuk pintu kamar Lalisa sebelum membukanya, ia masuk dan melihat Lalisa yang sedang berdiri di balkon kamarnya. Melamun.

"Noona, aku tidur disini ya." Jungkook menghampiri dan berdiri disamping Lalisa.

Lalisa mengernyitkan, sebelum mengalah dan berlalu masuk mengambil selimut baru. Saat akan keluar, lagi-lagi tangannya dicekal Jungkook.

"Noona, mau kemana?"

"Kau bilang ingin tidur disini. Kalau begitu aku akan tidur di kamar tamu." Jungkook menggeleng dan semakin menahan tangan Lalisa.

"Noona, disini saja. Aku tidak tidur di ranjang, aku di sofa." Jungkook menatap sendu Lalisa, "Janji tidak akan membuat Noona terganggu."

Sialan. Kenapa Jungkook mendadak jadi pria penurut seperti ini? jika seperti ini, pria itu terlalu manis. Sikap Jungkook yang seperti ini sangat tidak baik untuk kesehatan jantung Lalisa.

"Ada sesuatu di kamarmu? hingga kau ingin tidur di kamarku?" tanya Lalisa seraya mendudukkan diri di tepi ranjang.

"Belakangan ini aku sering mimpi buruk. Jadi aku ingin tidur ditemani, Noona. E-eh! m-maksudku bukan itu.." Jungkook merutuki dirinya saat kelepasan berbicara, jika begini bisa-bisa Lalisa tambah marah dan tak mau memaafkannya.

Tuh, kan. Lalisa sudah bilang jika Jungkook semakin manis. Lihatlah telinga pria itu yang sudah memerah karena menahan malu dengan mata yang membola.

"A-aku akan tidur sekarang." karena melihat Lalisa tidak merespon ucapannya, Jungkook memutuskan untuk segera merebahkan diri di sofa.

Lalisa mengulum senyum saat melihat sisi lain dari Jungkook yang cenderung kasar. Pria itu menggemaskan, seperti manusia yang berbeda saat memaki dirinya kala itu.

"Badanmu akan pegal jika tidur disofa. Kemari. Aku peluk." Lalisa lebih dulu merebahkan diri sebelum berkata demikian.

Jungkook meloncat saking terkejutnya, ia segera membuang jauh-jauh guling yang ia bawa dari kamarnya dan beranjak menghampiri Lalisa.

"Kenapa dibuang?"

"Sudah tidak butuh." Jungkook masuk kedalam pelukan hangat Lalisa. Ia menghembuskan nafas lega saat tubuhnya sudah menempel dengan Lalisa.

"Aku bisa tidur nyenyak sekarang. Uh, nyaman sekali." Jungkook menghirup dalam-dalam aroma cokelat yang menguar dari tubuh Lalisa.

"Kau terlihat seperti orang yang berbeda, kau tidak mengidap Bipolar 'kan?" Lalisa mengusap kepala Jungkook yang bertengger dilehernya.

Jungkook hanya menggeleng dan mengulum senyum, tangannya semakin mendekap pinggang Lalisa.

"Hubunganmu dengan Yoona bagaimana?" tanya Lalisa setelah beberapa menit terdiam.

Jungkook mendongak untuk menatap Lalisa "Aku mengakhiri hubungan itu setelah memergoki ia bersama lelaki lain di Apartemenku."

Lalisa mengangguk sekali, "Jika saja Yoona perempuan baik. Aku pasti sudah melepasmu untuknya."

"Yoona bukan perempuan baik. Maka dari itu jangan melepasku." Jungkook memejamkan matanya saat kantuk mulai datang.

"Noona, boleh aku minta hadiah kelulusanku sekarang?" tanya Jungkook dengan kesadaran yang perlahan hilang, karena sayup-sayup pria itu sudah mengantuk.

"Apa?" lirih Lalisa tepat disamping telinga Jungkook.

"Jangan cerai.."

Π•••••Π

regards,

taniakyleee

Continue Reading

You'll Also Like

87.4K 2.5K 39
Francesca Astor came to Love Island to find her soulmate, and once she sets her eyes on him, she's never letting go. Rob Rausch x Fem!oc #1 robertrau...
299K 14.6K 94
Riven Dixon, the youngest of the Dixon brothers, the half brother of Merle and Daryl dixon was a troubled young teen with lots of anger in his body...
437K 15.2K 163
Sevyn and Von hung around the same people but did not like each other. But they were just cordial. Until Von's birthday came up and Sevyn was the onl...
132K 2.4K 48
Alexis Piastri is Oscar Piastri's older sister. After feeling unfulfilled with her life, Alexis decides to drop everything to take a gap year and joi...