ZEUSHERA (SUDAH TERBIT)

helloitsvira által

3.3M 385K 38.3K

"Lo kenapa segitunya bela gue sih?" "Gue berada di titik dimana gue bisa kasih seluruh hati gue untuk lo Ra."... Több

PROLOG
01 | DAZEUS DIRGENTA
02 | TENTANG LEANDRO
03 | GADIS ITU
04 | DIA ITU ZEUS
05 | JANGAN TAKUT
06 | MENEPATI JANJI
07 | ZEUS UNTUK HERA
08 | SIAPA KEIVAZRO ?
09 | LEBIH DEKAT
10 | SUARA HATIMU
11 | TRAUMA
12 | LUKA YANG TERPENDAM
13 | TERTARIK
14 | SENTUH = MATI
15 | TERTIPU
16 | RASA SAKIT DAN PELINDUNG
17 | MENCOBA HAL BARU
18 | FAKTA CEWEK
19 | BALAP MOTOR (1)
KEIVAZRO-VISUAL
20 | BALAP MOTOR (2)
21 | MULAI PENASARAN
22 | SEDIKIT PERHATIAN
23 | LEPAS KENDALI
24 | MERASA NYAMAN
25 | HUKUMAN BERJAMAAH
26 | KESAL
27 | PERMAINAN DIMULAI
28 | FILOSOFI BINTANG DAN KAMU
29 | UNTUK PERTAMA KALI
30 | MEMBELA
31 | JAGA HERA
32 | RAHASIA ZEUS
33 | BUKAN SIAPA-SIAPA
34 | SEBUAH KEPASTIAN
35 | HARINYA ZEUS & HERA
37 | KENANGAN PAHIT
38 | TAK DI ANGGAP
39 | BERANTAKAN
ARDES & HAZEL | SPECIAL NEW YEAR
40 | BENTENG PERTAHANAN
41 | DI PERMALUKAN
42 | KITA SAUDARA
43 | SIAPA PENGKHIANAT
44 | PERTUNANGAN
45 | TERPECAH BELAH
46 | PERUBAHAN
47 | SEBUAH KEPUTUSAN
48 | PERMINTAAN MAAF
49 | KAMI KEMBALI
CHAT - TOKOH ZEUSHERA
50 | TENTANG KITA
51 | KELEMAHAN ZEUS
52 | SERANGAN MENDADAK
53 | TENTANG KEBENARAN
54 | KETULUSAN ZEUS
55 | SUDAH TERUNGKAP
56 | PERISAI KEIVAZRO
57 | 14 FEBRUARI
58 | INGIN DENGAR SUARAMU
59 | HERA ASTERLA
NEW VERSION | PROLOG
NEW VERSION | DAZEUS DIRGENTA
PREORDER ZEUSHERA
SPIN OFF KEIVAZRO

36 | GARA-GARA PMS

48.1K 5.1K 593
helloitsvira által

Vote
Comment

Votenya jangan lupa gais 😢 seimbang yok biar aku makin semangat update nih..

Spam komentar juga ya di setiap paragraf !! Ok? Makasii kawan 🥰🥰

Selamat membaca yaa 💞💞💞

Wajib follow !!
@coretan.vira
@keivazro

@dirgentazeus
@heraasterla

°°°°°

"Jika kamu merasa sendiri dan beranggap dunia tidak mencintai kamu maka percayalah suatu saat nanti Tuhan akan meletakkan namamu di hati orang yang tepat dan menjadikan kamu sebagai dunianya" —Hera Asterla.

°°°°°

Berita tentang hubungan Zeus dan Hera langsung melesat pesat bahkan menjadi topik utama di grup sekolah terutama di kalangan fans-fans Keivazro yang selalu update berita tentang mereka.

Hera menggenggam tali tas ransel yang Ia gendong di pundaknya. Mungkin hari berikutnya tidak akan berjalan sama, apalagi gelarnya sekarang adalah pacar dari ketua geng yang di kenal oleh satu sekolah bahkan luar di sekolah.

Semenjak semua murid-murid tahu bahwa Zeus adalah adik dari Leandro yang merupakan alumni SMA Dihantara itu, namanya semakin tinggi. Tetapi Zeus tidak ingin mengumbar itu. Zeus ingin orang melihatnya sama seperti dulu ketika Ia baru pertama menginjak sekolah ini.

"Selamat pagi Ibu negara!!" seru Panji sambil memberi hormat yang di susul oleh teman-temannya.

"Selamat pagi Bu bos," sahut Chico.

"Pagi Hera," ucap Ezra yang ikut-ikutan.

Mereka semua menoleh kearah Ardes yang sedang menghormat namun tidak mengucapkan apa-apa. Seakan tersadar bahwa sedang di perhatikan, Ardes pun menoleh dengan wajah datar.

"Pagi." kata Ardes singkat, padat, dan jelas.

"Pagi, Neng cantik." ucap Bejo, kemudian setelah sadar Ia langsung menatap kearah Zeus yang sedang memandangnya.

"MAAP BOS! KECEPLOSAN AING!" Bejo berseru sembari menautkan tangannya agar Zeus mengampuninya.

"Kalian ngapain sih berdiri di depan? Bukannya masuk aja," jawab Hera yang tidak nyaman di perhatikan oleh semua murid yang ingin masuk di pintu depan lorong.

"Tadi lo bareng siapa? Gue nungguin di depan rumah, udah gue telepon juga tapi gak di jawab." ucap Zeus seraya berjalan mendekati Hera.

Hera tampak terkejut. "Tadi gue bareng supir. Jangan jemput gue, gak pa-pa kok. Nanti lo repot," jawab Hera.

Zeus mengangkat satu alisnya kemudian memasang raut tidak suka jika Hera berbicara seperti itu. "Lo kan pacar gue, ya tugas gue anterin lo kemana-mana." ucap Zeus.

"Udah Ra, iyain aja. Nih ya bang Bejo kasih tau, cowok tuh paling suka di repotin sama cewek yang dia suka, kapan lagi kan di manja Pak Bos, ye gak?" timpal Bejo membuat yang lain mengangguk menyetujuinya.

"Iyaa deh iya," Hera terkekeh pelan. "Ayo masuk nanti kena omel Bu Dara,"

"Udah ngapain lo pada liatin cewek gue? Mau gue tendang??" Zeus menatap tajam kearah teman-temannya. Mendengar ancaman itu, mereka semua langsung berlarian kearah kelas mereka dengan gelak tawa yang memenuhi satu lorong.

"PANJIIIIII KEMARIN KAMU GAK KUMPULIN TUGAS MATEMATIKA KAN?!" teriak Ibu Remi yang bertepatan lewat di samping Panji.

Panji menggaruk rambut kribonya kemudian berpikir sejenak. "Kemarin saya udah kumpul kok Bu,"

"MANA ADA?! NGAWUR KAMU!"

"Wahh makanya Bu jangan ngomel mulu cepet tua, abis tua cepet pikun, abis pikun cepet keriput, abis keriput tandanya Ibu udah berumur dan bisa cepet mati Bu," jawab Panji panjang kali lebar.

Wanita dengan konde besar serta beralis tebal itu sudah siap-siap akan mengerluarkan suara amukannya. Namun sebelum itu terjadi, Panji lebih dulu memotongnya.

"Bentar-bentar, saya tutup kuping dulu. Kalau gak nanti kotoran kuping saya keluar gimana, Bu?" Panji menutup telinganya membuat Ibu Remi semakin tersulut emosi. Sedangkan teman-temannya sudah tertawa terbahak-bahak di depan pintu kelas.

"PANJII!!! NILAI KAMU IBU KURANGIN! NILAI SIKAP KAMU IBU KASIH Z!" Suara Ibu Remi menggema di satu lorong.

Chico tertawa bersama Bejo sampai menepuk-nepuk meja, sementara Ezra yang memegangi perutnya yang sakit akibat terlalu banyak tertawa. Ardes? Laki-laki kutub itu sibuk sendiri dengan bukunya, Ia lupa mengerjakan tugas dari Pak Arif karena kemarin Ia sibuk berlatih basket.

"Lo gak stres punya temen begitu, Ze?" tanya Hera sambil tertawa kecil melihat kelakuan Panji.

Zeus menghela napasnya berat. "Stres lah, masa nggak? Maunya sih gue pecat jadi temen."

"Jangan dong, temen begitu seru bisa buat ketawa mulu. Gue aja mau temen kayak gitu,"

"Iya ketawa sampe gila, terus masuk RSJ."

=====

"Liatin papan tulis bukan liatin gue,"

Zeus tersenyum melihat Hera yang salah tingkah. Bagaimana tidak, sedari tadi lelaki itu tak melepas pandangannya kearah Hera.

Mulai hari ini, Zeus akan duduk di samping Hera. Awalnya Hazel tampak tidak ingin bertukar tempat karena duduk di samping Audy. Namun Zeus membujuknya dengan cara memberikan id line milik Ardes kepadanya, lantas Hazel langsung menyetujuinya.

"Lo gak kerjain? Udah selesai emang?" tanya Hera yang masih sibuk mencatat soal dari papan tulis ke bukunya.

"Udah."

Hera sontak menoleh lalu menatapnya tidak percaya. "Boleh liat? Gue gak ngerti soal nomor 5."

Zeus tersenyum miring. "Dapet apa gue kalau kasih?" Zeus kembali menggodanya.

Hera akui, Zeus yang dulunya pendiam dan terlihat ketus ternyata aslinya menyebalkan. Zeus hanya terkekeh melihat reaksi gadis di sampingnya ini.

Suara bel pertanda jam istirahat membuat sesi belajar mereka selesai. Pak Wawan terlihat membereskan barang-barang bawaannya, "Ini bapak jadikan tugas dan di kumpul minggu depan!"

"Baik, Pak." jawab Murid-murid serempak. Setelah itu Pak Wawan langsung melenggang pergi dari sana. Murid-murid terlihat berbondong-bondong pergi kearah kantin, mungkin sudah muak berada di dalam kelas selama 3 jam.

Audy beranjak dari tempat duduknya lalu memandang Hazel dengan tatapan tak suka. "Minggir!!" kata Audy cukup keras membuat Hazel tersentak.

"Apa sih lo? Berisik!" sahut Hazel.

"Gue bilang minggir! Gara-gara lo Zeus pindah! Gue ogah banget duduk sama lo!"

Hazel yang sedang sibuk menggambar akhirnya terpaksa menghentikan aktivitasnya. Ia menatap Audy dengan tatapan kesal.

"Heh sempak kuda! Lo pikir gue gak ogah duduk sama lo? NAJIS TAU GAK?! BIKIN GATEL-GATEL!!" kata Hazel sembari mengusap-usap tubuhnya sendiri.

Audy memilih tidak menyahutinya melainkan Ia berjalan kearah meja Zeus yang hendak pergi bersama Hera menuju Kantin. Audy menahan tangan cowok itu membuat Zeus sontak menoleh terkejut.

"Boleh ngomong sebentar?" tanya Audy lalu melepaskan cekalan tangannya dari Zeus.

"Ehm.. Ze, gue duluan ke kantin aja ya?" ucap Hera yang tidak enak hati untuk mendengar percakapan mereka. Namun sebelum Hera beranjak pergi, tangan Zeus langsung menggenggam tangannya, menandakan agar Hera untuk tetap di sini.

"Mau apa cepet." kata Zeus tak ingin basa-basi.

"Nanti kamu dateng kan ke acaranya perusahaan kakek kamu?"

"Gak tau."

"Kalau dateng bareng sama aku ya?" pinta Audy dengan suara lembut.

"Gak bisa Dy. Gue udah punya pacar, jadi tolong urus diri lo sendiri." Zeus mengatakannya terang-terangan. Audy tampak terkejut dengan hal itu.

"Kamu pacaran sama dia?" Audy menunjuk kearah Hera dengan raut tak percaya.

Rasanya tidak enak sekali berada di situasi seperti ini, rasanya Hera ingin menghilang dari sini secepatnya. Zeus masih terlihat tenang tetapi wajahnya memang dingin, berbeda sekali dari beberapa menit yang lalu.

"Emang kenapa?"

"Jadi kamu beneran punya pacar?"

Zeus berdecak malas. "Gak usah banyak tanya. Gue mau ke kantin, cewek gue udah laper." ucap Zeus.

Hera langsung menyenggol lengan Zeus untuk menegurnya tetapi Zeus tidak peduli. Jika nanti Audy merasa sakit hati itu bukan urusannya. Karena tidak ada yang perlu di bicarakan lagi, Zeus menarik tangan Hera agar segera pergi dari sana, meninggalkan Audy yang masih terdiam menatap kepergian kedua pasangan itu.

••••

Tak ada yang meresahkan jika tidak ada sosok Panji dan Bejo di sekitar sekolah. Terbukti kedua cowok itu bersandar dekat pintu keluar untuk menggodai para siswi yang hendak keluar untuk pulang.

Zeus menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah sahabat gilanya itu. Sedangkan Ezra sesekali menimpali mereka dan menyoraki jika ada murid yang tersipu malu.

"Eh-eh ada yang cantik tapi bukan bunga, tapi Hazel." ucap Panji seraya bersiul kearah Hazel yang sedang berjalan keluar.

"Zel katanya lo dapet id line Ardes dari Pak Bos ya?" tanya Bejo menggoda membuat Ardes langsung menatap kearah Zeus minta penjelasan.

Zeus hanya tertawa kecil lalu menepuk pundak Ardes. "Sorry Des. Gue gak tau lagi bujuk dia gimana, cuma pake nama lo doang baru mau nurut." ucap Zeus, Ardes berdengus kesal.

Mata Zeus beralih kearah Hazel. Cewek itu seperti sedang terburu-buru karena sedari tadi tidak bersuara padahal biasanya jika bertemu Ardes, Ia akan berisik.

"Kenapa Zel? Hera mana?" tanya Zeus.

"Hera di UKS, dia suruh gue cek kalau supirnya udah dateng atau belum." jawab Hazel tanpa menatap kearah Zeus. Cewek itu memincingkan mata kearah gerbang sekolah.

"Hera di UKS?!"

"Iya di—" Ucapan Hazel terpotong karena Zeus sudah lebih dulu melenggang pergi untuk mencari Hera.

Langkah Zeus mengarah ke pintu UKS yang tertutup. Ia membuka pintu itu dengan sedikit kencang membuat kedua orang yang berada di dalamnya terperanjat kaget.

Bintang mengusap dadanya yang berdebar. "Untung lo Zeus, coba aja Ezra udah gue lemparin vas bunga ke kepalanya!" omel Bintang, Ia benci di buat terkejut. Maka dari itu setiap Bintang di ajak nonton film horror pastinya Ia selalu absen.

"Sorry, gue gak sengaja."

"Kok lo belum pulang?" tanya Hera dengan nada lemas.

"Gimana mau pulang kalau pacar gue masih di sekolah?"

"Ehem! Gue keluar dulu ya Ra, nyamuknya banyak." pamit Bintang sebelum Ia beranjak pergi keluar.

Zeus duduk di kursi dengan brankar UKS lalu memperhatikan gadis di depannya dengan raut khawatir. Hera mencoba untuk bangun tetapi di tahan oleh Zeus.

"Tiduran aja dulu. Lo kenapa?" tanya Zeus. Wajahnya tenang namun alisnya tertekuk yang menandakan jika cowok itu sekarang sedang cemas.

"Biasa aja kok. Perut gue nyeri aja," jawab Hera.

"Kenapa bisa nyeri? Lo tadi kan makan bareng gue,"

"Bukan itu. Nyeri karena.." Hera menggantungkan kalimatnya. Haruskah Ia perjelas jika dirinya sedang datang bulan?

Zeus seketika langsung mengangguk paham. Ia mengambil botol air minum Hera di dekat tasnya kemudian memberikan botol itu kepadanya.

"Minum, bibir lo kering." ucap Zeus dengan halus.

Hera langsung menerimanya lalu meminumnya hingga kandas karena sejak tadi memang Ia sudah haus tetapi rasa sakit di perutnya lebih besar dari pada rasa hausnya. Hera akhirnya memutuskan untuk duduk dan Zeus selalu memantau pergerakan cewek itu, takut pacarnya kenapa-kenapa.

"Gue mau balik Ze,"

"Gue anter."

"Gak usah. Pak Nanang jemput kok,"

"Sama gue aja, Hera."

"Jang—"

"Nurut atau gue cium lagi? Lupa ya kita pern-"

"SSHH!! DIEM!!" Hera berteriak dengan galak. Sedangkan Zeus tertawa melihat raut wajah Hera yang seketika memerah.

"Jangan teriak-teriak." tegur Zeus.

"Abis lo nyebelin banget!!"

"Pacar Zeus gak boleh galak-galak," ucap Zeus sambil mencubit pipi Hera. Tidak kencang bahkan lembut namun cukup membuat pipi Hera merah merona.

"Lo kenapa sih?"

Zeus memainkan tangan Hera yang berada di genggamannya. "Emang gak boleh ngomong gitu sama cewek sendiri?"

Hera tidak membalasnya. Ia sangat malu bahkan jantungnya berdebar sangat kencang jika berdekatan dengan Zeus. Hera langsung turun dari atas brankar kemudian berjalan mengambil tasnya, rasa nyeri di perutnya entah mengapa hilang sejak cowok itu datang.

Ia pergi dari ruang UKS di susul Zeus di belakangnya. Hera menoleh kebelakang dan mendapati Zeus yang masih saja memperhatikannya membuat punggung Hera seperti terbakar karena tatapan cowok itu tak pernah lepas darinya.

Zeus dengan tiba-tiba mengikat jaket jeans miliknya ke pinggang Hera membuat gadis itu terkesiap. Ia menatap kearah Zeus dengan raut bertanya.

"Lo bocor ya?" Zeus berbisik tepat di telinganya. Hera tertegun sebentar.
Beberapa detik kemudian wajahnya memanas menahan malu bahkan rasanya Ia ingin mengubur dirinya saat ini juga.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, Zeus langsung menarik tangan Hera menuju motor cowok itu. Mereka melewati anak-anak Keivazro yang sedari tadi menunggunya.

"Woi Ze! Lo ikut ngumpul gak nih?" tanya Ezra.

"Ikut. Lo pada duluan aja ntar gue nyusul." jawab Zeus.

"Ok siap! Hati-hati lo bawa motornya!" seru Bejo.

Motor milik Zeus langsung menyatu dengan jalan raya di tengah kota. Terjadi keheningan antara keduanya, Hera hanya terdiam karena masih malu untuk mengeluarkan suara.

Zeus memelankan motornya ketika melihat Hera seperti tidak nyaman di tempatnya, Ia melirik wajah gadis itu lewat dari kaca spion motor.

"Kenapa?"

"Ehm.. Gue boleh minta anterin ke minimarket gak? Soalnya itu gue abis." ucap Hera malu-malu.

"Itu? Itu apa?"

Hera menahan napasnya. "Pe-pembalut,"

Tak ada sahutan lagi dari Zeus. Laki-laki itu memutar balik motornya dan menuju kearah minimarket yang berada tak jauh dari sekolah.

Setelah sampai di depan minimarket, Zeus melepas helmnya kemudian Ia gantung di kaca spion. Hera juga hendak turun namun Zeus langsung menahannya, cowok itu cukup mengerti bagaimana keadaan Hera saat ini.

"Gue aja yang beli." ucap Zeus sembari turun dari motor.

"Emang lo tau yang mana?" tanya Hera ragu.

Zeus terdiam sejenak. "Emang apa bedanya?"

"G-gue biasanya pake yang ukuran 23cm." cicit Hera pelan.

"Ok. Tunggu sini," ucap Zeus kemudian langsung pergi masuk kedalam minimarket meninggalkan Hera yang masih terduduk di atas motor sembari memandanginya. Sebenarnya Ia merasa tidak enak pada Zeus karena dirinya yang selalu merepotkan cowok itu.

Di sisi lain, semua arah pandang menuju kearah sosok Zeus yang baru saja memasuki pintu masuk. Orang-orang yang sedang berbelanja disana sempat tertegun sebentar melihat ketampanan Zeus.

Zeus berkeliling untuk mencari barang yang Hera inginkan. Namun setelah sudah menemukan raknya, mata Zeus membulat melihat banyaknya model yang berjejer rapi di rak itu.

"Nyari apa Dek?" tanya Ibu-Ibu yang sedari tadi memperhatikan Zeus dari awal masuk sampai sekarang.

Zeus sempat terkejut karena suara itu tiba-tiba muncul dari arah sampingnya. Ibu-ibu itu tersenyum manis sambil menatap Zeus dengan tatapan terpana, Zeus yang berada di posisi itu hanya bisa tersenyum kikuk.

"Nyari ini buat pacar saya, Bu." jawab Zeus sopan.

Ibu-Ibu itu tercengang di tempatnya lalu beberapa detik kemudian Ia tertawa yang membuat Zeus semakin bingung. Ibu-ibu itu akhirnya mendekat sepertinya Ia berniat untuk membantunya.

"Kamu baik banget deh," puji Ibu itu pada Zeus. "Mau yang kayak apa?" tanyanya lagi.

"Katanya ukuran 23cm."

"Oh, ada dua nih mau yang ada sayap atau nggak?" tanya Ibu itu lagi.

Tunggu. Kali ini Zeus yang tercengang. Ia tidak memikirkannya sampai sana. Lagipula apa perbedaannya bersayap dengan tidak bersayap? Jujur sebetulnya Zeus malu namun Ia tidak ingin Hera bergerak tidak nyaman jika dipaksa untuk berjalan.

"Y-yang gak ada sayap aja deh Bu, biar gak terbang." jawab Zeus seadanya lalu mengambil salah satu jenis pembalut yang ada di tangan Ibu-ibu itu.

Ibu-ibu itu tertawa lagi karena tingkah Zeus yang kelewat polos. "Makasih ya, Bu." ucap Zeus kemudian langsung pergi kearah kasir lalu membayarnya.

Melihat Zeus yang sudah keluar dari sana membuat Hera tersenyum geli. Zeus memberikan sebuah kantong plastik kepadanya yang di terima baik oleh Hera.

"Makasih ya, Ze."

"Iya."

Zeus kembali mengendarai motornya untuk mengantar Hera hingga sampai rumah. Di perjalanan Zeus hanya diam tidak mengucapkan apa-apa. Hera menjadi takut kalau cowok itu merasa terbebani, pasti Zeus tertekan ketika membelinya.

Ketika sudah sampai di rumahnya, Hera langsung turun dari motor kemudian menatap laki-laki itu dengan tatapan merasa bersalah. Hera cukup tahu diri jika memang Ia cukup merepotkan cowok itu.

"Maaf ya, jaket lo kotor. Maaf juga gue selalu repotin lo," ucap Hera memecah keheningan.

Zeus menggelengkan kepalanya.

"Nggak repot, Ra."

"Nanti jaketnya gue cuci terus uangnya gue balikin kok,"

"Gak usah. Kamu pacar aku. Jangan merasa gak enakan terus," Zeus kembali bersuara. Hera tertegun mendengarnya, jantungnya kembali berpacu dengan cepat.

"A-apa?"

Zeus tersenyum. "Biasain ngomong kayak gini ya? Bisa?"

Hera menahan napasnya sebelum akhirnya Ia mengangguk kecil yang terlihat menggemaskan di mata Zeus.

"Nanti malem kamu ada waktu?" tanya Zeus.

"Mau kemana?"

"Temenin aku ke acara perusahaan kakek ya? Aku mau sekalian kenalin kamu ke mereka."

Hera melotot. "Keluarga kamu?"

Zeus terkekeh pelan mendengar kata 'kamu' dari mulut Hera. Ia saja masih belum menyangka jika ternyata Ia jatuh cinta dengan perempuan yang dulunya sangat membencinya.

"Iya, ada temen bisnis kakek juga." jawab Zeus. "Mau ya?"

Hera akhirnya mengangguk. "Oke."

Zeus mengacak-acak rambut Hera dengan gemas membuat gadis itu menggerutu kesal.

"Yaudah, nanti jam 7 aku jemput."

"Iya, jangan ngebut bawa motornya." jawab Hera mengingatkan.

"Iya sayang,"

Lagi dan lagi Zeus membuat pipi Hera memerah padam. Hatinya berdesir kencang membuat perutnya terasa tidak nyaman.

Karena sudah tidak tahan berada di dekat cowok itu, Hera memilih melangkah untuk segera masuk kedalam lalu memutup pintu. Ia bersandar di belakang pintu sembari memegangi dadanya yang berdegup kencang. Zeus kurang ajar.

Zeus tersenyum melihat tingkah lucu Hera yang tengah malu akibat perkataannya. Baru saja Ia ingin kembali menghidupkan motor, namun tiba-tiba ada sebuah pesan masuk dari ponselnya yang membuat Zeus langsung mengecek nama sang pengirim. Ternyata Ezra.

Ezra Fernandez : Liam Asterlio anak Rouranz enaknya di apain bos?

°°°°°

GIMANA PART INII???

SATU KATA BUAT ZEUS?

SATU KATA BUAT HERA?

ADA PESAN GAK NIH BUAT PARA TOKOH??

Coba tuliskan kesan dan pesan cerita ini bagi kalian? Aku mau baca..

AYOO SPAM KOMENN BIAR AKU UPDATENYA CEPET !!!

Follow TIKTOK aku yukss

@helloitsvira

Olvasás folytatása

You'll Also Like

749K 35.5K 40
Menjadi istri antagonis tidaklah buruk bukan? Namun apa jadinya jika ternyata tubuh yang ia tepati adalah seorang perusak hubungan rumah tangga sese...
3.6M 170K 63
[SEBELUM BACA YUK FOLLOW DAN VOTE SETIAP CHAPTER SEBAGAI BENTUK PENGHARGAAN BUAT AUTHOR YANG CAPE CAPE MIKIR ALURNYA, YA WALAU MUNGKIN ADA YANG GAK M...
5.3M 228K 54
On Going [Revisi] Argala yang di jebak oleh musuhnya. Di sebuah bar ia di datangi oleh seorang pelayan yang membawakan sebuah minuman, di keadaan ya...
487K 25.5K 36
SEBELUM BACA JANGAN LUPA FOLLOW AUTHOR NYA DULU YA GUYSS.. ~bagaimana ketika seorang perempuan bertransmigrasi ke tubuh seorang perempuan yang memili...