The Emperor's Maid (END)

By jcrrvaa_

485K 39.9K 1.5K

Rate: 16+ Elefthería series 1 •|•|• Negeri Elefthería, penuh kebebasan dan kedamaian, dipimpin oleh empat kek... More

Author's note + P R O L O G
C H A P T E R 1 : Misi Untuk Helcia
C H A P T E R 2 : Ibukota Sylhip
C H A P T E R 3 : Tugas Pertama
C H A P T E R 4 : Melayani Kaisar
C H A P T E R 5 : Para Selir Kaisar
C H A P T E R 6 : Hukuman kecil
C H A P T E R 7 : Hukuman Kecil (2)
C H A P T E R 8 : Ayrha Selina
C H A P T E R 10 : Pelayan Tetaplah Pelayan
C H A P T E R 9 : Kecurigaan
C H A P T E R 12 : Hestia Victorin
C H A P T E R 13 : Amarah
C H A P T E R 15 : Godaan Kaisar
C H A P T E R 16 : Masalah Baru
C H A P T E R 17 : Harga Diri
C H A P T E R 18 : Hukuman yang Sebenarnya
C H A P T E R 19 : Pelampiasan
C H A P T E R 14 : Fokus
C H A P T E R 20 : Ambisi
C H A P T E R 21 : Istana Marine
C H A P T E R 22 : Terjebak Sekali Lagi
C H A P T E R 23 : Cara Khusus Sepasang Kekasih
C H A P T E R 24 : Menarik Perhatian Kaisar
C H A P T E R 25 : Kedatangan Herios Victorin
C H A P T E R 26 : Paviliun
C H A P T E R 27 : Teman Rahasia
C H A P T E R 28 : Ingatan Buruk
VISUALISASI
C H A P T E R 29 : Syarat
C H A P T E R 30 : Putri Elea
C H A P T E R 31 : Rekan Dalam Kejahatan
C H A P T E R 32 : Pria Bernetra Abu-abu
C H A P T E R 33 : Perayaan Panen
C H A P T E R 34 : Ares
C H A P T E R 35 : Liontin Asing
C H A P T E R 36 : Festival
C H A P T E R 37 : Skenario
C H A P T E R 38 : Menyangkal
C H A P T E R 39 : Kabur
C H A P T E R 40 : Pandangan Pertama Laise
C H A P T E R 41 : Menuju Sidang
C H A P T E R 42 : Keputusan Kaisar
C H A P T E R 43 : Membawa Kabur Helcia
C H A P T E R 44 : Duel
C H A P T E R 45 : Pengkhianat
C H A P T E R 46 : Masa Lalu
C H A P T E R 47 : Masa Lalu (2)
C H A P T E R 48 : Tawaran
C H A P T E R 49 : Bertemu Kembali
INFO new story + Q&A

C H A P T E R 11 : Pangeran Ancius Estev D'Ousía

10K 971 14
By jcrrvaa_

Cuaca hari ini terasa lebih cerah, tidak panas atau pun terasa dingin. Setelah keluar dari ruangan kerja Kaisar, beban di pundakku rasanya sirna begitu saja. Sekarang tak ada lagi tatapan mengintimidasi dari Kaisar, ataupun kalimat-kalimatnya yang secara tidak langsung membuatku tunduk padanya. Kesan lembutnya tak menutupi betapa mengerikannya ia sebenarnya.

Sebelum hari benar-benar akan menjelang sore, aku berniat pergi ke kediaman Hestia di istana Glory, namun sebelum itu sesuai janji aku memutuskan untuk bertemu Ayrha terlebih dahulu. Dengan baiknya gadis itu mau mengantarkanku ke perpustakaan terbuka di istana Amethyst.

Ayrha memang yang terbaik! Padahal dia tau istana Amethyst cukup jauh dari istana Glory dan lagi, istana Amethyst sangatlah luas. Walau aku tidak tau pasti berapa luasnya karena aku belum pernah ke sana, namun Ayrha berkata mengelilingi istana Amethyst saja sudah sangat membuat tubuh kelelahan.

"Kerajaan ini sangat luas, ya.."

Kami berjalan menyusuri setiap lorong, taman mau pun ruangan lainnya di setiap istana yang kami lewati. Baru setengah jalan saja aku sudah sangat kelelahan, dan perpustakaan terbuka berada di di tengah istana, berseberangan dengan aula utama yang dibatasi dengan taman.

Ini lebih baik karena jika perpustakaan terbuka itu berada di ujung timur, akan lebih melelahkan lagi.

Bisa kalian bayangkan berjalan dari ujung barat ke ujung timur di kerajaan kekaisaran Exousía yang sangat luas ini? Belum lagi menyusuri setiap lorong yang berbelit-belit.

"Melelahkan sekali, ya.. untung aku punya peta kecil ini, kalau tidak kita pasti akan tersesat." Ayrha menatap peta kecil hasil gambaran tangannya yang tidak terlalu jelas dan detail. Namun sepertinya dia bisa membacanya.

"Apa pelayan lain juga sering tersesat?" Aku bertanya.

"Sudah sering, makanya pelayan di sini diperbolehkan mengambil peta di perpustakaan yang disediakan cukup banyak."

Aku mengernyit, "kalau disediakan kenapa kau menggambar peta itu?"

Ayrha tertawa kecil, "aku menghilangkannya, malas mengambil yang baru. Maka dari itu mumpung kau juga butuh peta, aku juga mau mengambil yang baru, hehe."

Aku menggeleng pelan, ada-ada saja.

"Oh! Sebentar lagi kita sampai. Tinggal berbelok ke kanan, melewati rumah kaca dan berbelok ke kiri." Ayrha berujar antusias.

Aku mengusap peluh yang mengalir di pelipis, kelelahan karena berjalan kaki melewati istana-istana di sini. Selagi kami terus berjalan, aku memikirkan bagaimana caraku menjelaskan pada Hestia nanti.

Hah.. ya. Aku tidak berniat untuk bersembunyi lagi. Aku akan mengajaknya berkerja sama, namun jika dia tidak mau, Hestia cukup tutup mulut tentang identitasku. Ku harap kakakku itu tidak menimbulkan masalah yang bisa merepotkanku nanti.

"Sudah sampai!" Perkataan Ayrha menyadarkan ku dari lamunan.

Aku menatap pintu berganda yang sangat besar di hadapanku. Decak kagum ku keluarkan, menatap betapa besar dan indahnya perpustakaan terbuka di istana Amethyst ini.

Aku menatap ke belakang, melihat taman kecil yang tepat di depan perpustakaan terlihat asri dengan bunga-bunga yang bermekaran. Samar-samar aku bisa melihat pilar-pilar besar yang menopang atap bangunan aula yang terlihat indah dengan gambar-gambar malaikat dan Dewi di atasnya.

Aula utama itu terlihat sangat-sangat besar. Berseberangan dengan perpustakaan namun dihalangi oleh taman kecil di tengah-tengah. Aku jadi penasaran aula itu bisa menampung berapa manusia di dalamnya.

"Ayo, Helcia." Ayrha menarik tanganku untuk memasuki perpustakaan.

Aku menatap sekeliling, bau buku yang khas tercium di indera penciumanku. Penuh dengan rak buku, tangga-tangga yang menghubungkan ke ruangan yang berada di atas yang juga menjadi tempat penampungan buku. Di tengah ruangan terdapat beberapa meja dan kursi yang tersedia untuk membaca buku.

Aku mengulas senyum senang, menatap jejeran buku yang tersedia. Aku mengikuti langkah Ayrha, sesekali mengelus jejeran buku yang sudah tampak seperti labirin di sini.

"Ini petanya. Kau satu dan aku satu." Ayrha memberikan satu peta padaku.

"Terimakasih, Ayrha."

"Mau duduk dulu? Kakiku benar-benar lelah."

Aku mengangguk, berjalan bersamanya mengambil salah satu tempat duduk yang tersedia. Tak banyak pelayan mau pun prajurit yang berada di sini. Hanya ada aku, Ayrha, dan tiga pelayan lainnya yang juga terlihat nampak sibuk membaca buku.

"Ayrha, aku ingin mengambil buku sebentar." Aku menatap Ayrha yang sudah menelungkupkan kepalanya di atas meja dengan kedua tangan sebagai tumpuan. Ia hanya bergumam menjawab perkataanku.

Sepertinya dia mengantuk dan tertidur.

Aku berjalan pelan menyusuri tiap rak yang tersusun rapi bak labirin. Mataku menarik minat buku yang bersampul biru tua, dengan warna emas di pinggirnya. Menarik buku itu pelan dari rak, dan mulai membaca sinopsis yang berada di belakang buku.

Buku ini berisi tentang silsilah dasar keluarga kerajaan Kekaisaran Exousía yang memiliki nama belakang D'Ousía. Serta berisikan sejarah berdirinya kerajaan, perang yang pernah terjadi di masa lalu, budaya negeri dan sebagainya.

Aku menyibukkan diri membaca buku itu, tak lagi mengambil tempat duduk karena terlalu malas kembali, aku memutuskan untuk berdiri dan langsung membaca.

Selang beberapa saat kemudian, aku dapat merasakan seseorang sedang berdiri di sampingku, tangannya terulur untuk mengambil buku yang berada tepat di samping kepalaku. Namun aku sama sekali tak meliriknya, terlalu larut dalam bacaan setiap kata yang tertulis di buku.

Kekehan kecil terdengar, aku menghentikan kegiatanku, ekor mataku melirik sedikit ke samping, menatap siapa yang sedang terkekeh tiba-tiba tanpa sebab.

Aku sedikit membulatkan mata saat netraku menangkap pakaian khas bangsawan yang membaluti tubuh seorang pria. Kepalaku perlahan mendongak, menatap pahatan wajah tampan yang sedang tersenyum tipis ke arahku.

Sontak aku membungkukkan tubuhku sedikit, memberi salam pada pria bangsawan di depanku, walau aku tidak tau statusnya apa di sini.

"Selamat sore, Tuan. Maaf telah mengabaikan Anda tadi."

"Selamat sore, Nona. Sepertinya kau belum tau siapa diriku, ya." Suara itu mengalun lembut di telingaku.

"Maaf, Saya pelayan baru disini."

"Oh.. jadi kau pelayan pribadi kakakku yang baru?"

Seketika aku mendongak menatapnya. Aku sedikit terpana melihat wajahnya yang terukir sempurna, tampan namun manis di saat yang bersamaan. Rambut kecokelatan itu sedikit bergerak ringan kala ia memiringkan wajah. Labiumnya mengulas senyum tipis padaku dengan manik mata emasnya yang terpancar indah, warna mata yang hanya dimiliki oleh anggota keluarga Kekaisaran Exousía.

Satu hal yang pasti, dia tidak mengenakan topeng seperti yang Kaisar lakukan. Jadi aku tidak perlu menunduk terus untuk tidak menatap wajahnya, karena yang aku tau, hanya Kaisar Alcacio yang memakai topeng di wajahnya, tidak dengan keluarga kerajaan lain mau pun Kaisar-kaisar sebelumnya.

"Anda benar, Pangeran. Maaf tidak mengenali Anda sebelumnya."

Pria di hadapanku ini adalah adik Kaisar. Pangeran Ancius Estev D'Ousía. Tak kusangka aku akan bertemu dengannya di tempat seperti ini. Bukankah seharusnya dia memiliki perpustakaan pribadi, tapi mengapa masih mengunjungi perpustakaan terbuka ini?

"Aku sedikit terkejut mendengar kabar kakakku yang membuang semua pelayan pribadinya, lalu menggantinya dengan pelayan perempuan biasa yang bahkan bukan dari kalangan bangsawan."

Matanya menatapku dari atas sampai bawah, seakan menilai penampilanku di matanya. Kira-kira apa yang dia pikirkan?

"Saya juga tidak menyangka hal ini akan terjadi." Aku mengulas senyum tipis, walau sebenarnya aku sedikit risih karena tatapannya tadi yang seakan menilai kualitas diriku.

Pangeran Ancius berjalan mendekat, ia sedikit menunduk wajahnya dan mengamati wajahku. Aku menahan napasku saat wajah kami berdua begitu dekat.

Aku heran sekali, kakak dan adik sama saja. Sama-sama suka mendekatkan wajah mereka pada wajahku.

"Nona, siapa namamu?" Dia bertanya.

"Helcia Anastasia." Ujarku dengan sedikit menundukkan tubuh, tak lupa mengangkat sedikit rok pelayan yang ku kenakan dan juga tangan kanan yang ku letakkan di dada.

"Sepertinya aku tidak asing dengan wajahmu." Netra emasnya mengamati wajahku lebih dalam, membuatku menahan napas gugup.

Jantungku berdegup kencang saat kalimat itu ia lontarkan. Apa aku pernah bertemu dengannya sebelumnya? Rasanya tidak. Karena aku jarang mengunjungi acara-acara formal. Jikalau aku datang pun aku selalu menghindari keramaian.

Namun kenapa dia berkata seperti itu?

Aku menatapnya penuh yanya, lelaki itu kemudian tertawa pelan, kembali menjauhkan wajahnya dariku. Tangannya terangkat, menepuk pelan pucuk kepalaku. Aku hanya bisa mengerjapkan mata menerima tindakannya.

"Untuk ukuran pelayan biasa sepertimu, wajahmu cukup cantik."

"T-terima kasih, Pangeran." Entah kenapa aku tak nyaman mendengar ucapannya. Apa itu termasuk pujian?

Tangannya bergerak pelan, turun ke bawah dan mengelus lembut pipiku menggunakan ibu jarinya, lalu sedikit menekannya dan mencubit pipiku dengan lembut.

Sontak aku sedikit tersentak akan perlakuannya.

"Pangeran?" Aku menatapnya penuh tanya, kenapa dia melakukannya? Bukankah perlakuannya terlalu berlebihan pada pertemuan pertama kami?

"Haha, wajahmu imut sekali." Pangeran terkekeh pelan sembari melepaskan cubitannya, lalu membalikkan tubuhnya dan berjalan pelan meninggalkanku.

Seketika aku menghela napas lega.

"Oh iya, ngomong-ngomong tanda di lehermu cukup bagus, ya. Kakakku memang berbakat membuatnya." Lelaki itu tersenyum manis setelah mengatakan rentetan kalimat itu, dan sekarang dia benar-benar sudah pergi.

Aku membulatkan mata, lalu refleks memegang leherku yang memang tidak tertutupi apapun. Sontak wajahku memerah, kenapa aku bisa lupa soal ruam ini?

Ini gara-gara Kaisar yang menghapus riasannya tadi pagi!

Ini benar-benar memalukan! Pangeran pasti berpikiran macam-macam tentangku. Bagaimana jika ia mengira aku menggoda Kaisar atau semacamnya? Sudah pasti aku akan dicap jelek olehnya. Apalagi jika bisa saja berita ini menyebar ke seluruh penjuru istana, aku benar-benar akan mati!

Itu tak akan terjadi, kan?

•|TBC|•

Lebih suka Kaisar atau Pangeran?🤧

Komen apapun dong author lagi bimbang😌

Continue Reading

You'll Also Like

743K 21.6K 7
FOLLOW AKU DULU UNTUK ADEGAN DAN CERITA MENARIK<3 ••• Tiara tidak pernah menyangka, saat terjatuh dari lantai rumahnya ia akan terbangun di masa di m...
196K 17.3K 34
//Rencananya up tiap hari// Follow dulu sebelum baca Hargai penulisnya dengan vote & comment yuk :)) ===== AKU HARUS MENIKAH DENGAN PANGERAN DUNIA BA...
151K 6.6K 27
INFO (Please don't read this Story. I'm still revising for better) Hidup Lydia berubah dalam sekejab ketika seseorang memanggilnya 'Anna' saat dia ka...
143K 9.8K 27
(Belum revisi) I, Alpha Austin Brave Barncroft, REJECTED you! Arabella Olivia Crownel as my mate and Luna! And you are not part of the Dark moon pack...