[BL] The General and His Fore...

By Wang_Aera

3.6K 403 55

Bertemu denganmu adalah takdir, Mencoba menjadi temanmu adalah pilihanku, Akan tetapi jatuh cinta denganmu ad... More

Bab 1 : Omong Kosong
Bab 2: Kau Gila!
Bab 3: Mabuk dan Bertingkah Tidak Masuk
Bab 4: Tanpa Sengaja Menciumnya
Bab 5: Bukankah Kau Selalu Lapar Pada Jam Seperti Ini?
6. Pengejaran Xiao Jinli Dimulai
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
22
23
24

21

100 12 0
By Wang_Aera

Mengajukan Lamaran dan Si Calon Pengantin Wanita tertidur Lelap
********

"Tidakkah menurutmu aku menjalani dua hari yang penuh dengan kesialan?" Chu He meringkuk kedinginan di dada Xiao Jinli setelah dia selesai berbicara panjang lebar.

"Bukankah ada keuntungan di balik kesialan." Xiao Jinli tersenyum dan tertawa kecil mendengarnya. Dia masih memijat pinggang Chu He dan sekarang mereka berada di dalam mantel yang sama sebagai selimut.

Hujan turun tanpa bisa mereka duga. Jadi Xiao Jinli mendengarkan analisis Chu He diiringi dengan suara hujan. Beruntung dia sudah menutup semua jendela dan pintu yang berada di ruangan itu. Walaupun udara dingin masih bisa mereka rasakan.

Ketika Chu He akan membuka mulut lagi, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu. Chu He refleks berusaha untuk bangkit, akan tetapi usahanya sia-sia. Bagian bawah tubuhnya masih sakit walaupun Xiao Jinli sudah membantunya memijat, akan tetapi rasa sakit itu tidak bisa sembuh dengan cepat.

"Aishhh!!!"

"Ah-He!" Xiao Jinli menarik Chu He kembali berbaring. "Biar aku saja. Itu Bai JingZi."

"Kenapa kau bisa sangat yakin jika itu adalah Bai JingZi. Ck, hidupmu penuh dengan rahasia." Awalnya Chu He akan lanjut mengomel, tetapi melihat senyum di wajah Xiao Jinli, dia segera mengurungkan niatnya dan kembali diam dan meringkuk.

Xiao Jinli beranjak dari tempat tidur dan segera menghampiri pintu. Dan memang benar Bai JingZi yang datang.

"Jenderal." Bai JingZi memberi hormat begitu melihat wajah Xiao Jinli.

"Dimana barang yang kuminta?"

Dan Bai JingZi segera mengulurkan sebuah bungkusan besar dan memberikannya kepada Xiao Jinli. Chu He yang masih berbaring hanya bisa melihat punggung Xiao Jinli. Wajah Bai JingZi hanya bisa dilihat sekilas. Akan tetapi Chu He tidak memusingkan hal itu. Dia kembali meringkuk di dalam mantel.

"Kerja bagus." Xiao Jinli menepuk pundak Bai JingZi.

"Sudah tugas bawahan. Jenderal, semua sudah di siapkan. Dan besok pagi anda bisa pergi. Apakah petugas Chu baik-baik saja?"

"Bagus. Dia baik-baik saja. Hanya perlu sedikit istirahat untuk memulihkan tubuh dari racun. Kembali ke penginapan dan tetap selidiki kediaman bangsawan Gu."

Setelah mengatakan hal itu, Bai JingZi segera pergi. Dan hujan masih deras di luar sana. Xiao Jinli menutup pintu dan kembali menghampiri Chu He yang sudah meringkuk seperti bola besar.

Xiao Jinli yang melihatnya, merasa bahwa Chu He sangat lucu di balik mulut sarkasme miliknya.

Dengan hati-hati, Xiao Jinli kembali naik ke atas tempat tidur dengan alas kaki yang sudah dia lepas.

"Aku sudah meminta JingZi untuk membawakan selimut dan beberapa kue. Kau tidak akan kedinginan lagi."

Chu He mengeluarkan kepalanya dari balik mantel. Dia hanya diam dan mengamati Xiao Jinli yang sudah mulai membuka bungkusan besar itu.

Xiao Jinli mengeluarkan sebuah selimut tebal berwarna hitam dan kemudian menyelimuti Chu He dengan itu. Baru kemudian dia mengeluarkan sebuah kota kayu ukuran sedang dan membukanya. Melihat apa yang ada di dalamnya, mata Chu He berbinar-binar. Itu adalah kue osmanthus kesukaannya. Dan ada beberapa kue lain di dalamnya. Tanpa diperintah lagi, Chu He segera mengambil satu dan memakannya.

Xiao Jinli yang melihat lagi-lagi hanya bisa tersenyum. Dia kembali mengeluarkan sebuah surat. Dan juga botol obat kecil dari giok hijau.

"Apa itu?" Chu He menunjuk surat yang dipegang Xiao Jinli.

"Informasi tentang apa yang terjadi setelah kita meninggalkan ruang mayat. Makanlah dengan benar." Xiao Jinli mengulurkan tangan dan membersihkan remah-remah kue dari sudut bibir Chu He. Dan berakhir dengan Xiao Jinli yang tidak tahan dan akhirnya mendaratkan sebuah ciuman ringan di bibir pria di depannya.

Chu He tertegun sejenak sebelum akhirnya dia menundukkan wajah karena malu. "Apa yang sedang kau lakukan? Bisa-bisanya mengambil keuntungan dari ku." Chu He mengomel.

Xiao Jinli tersenyum. "Kau terlihat lebih enak daripada kue itu. Jadi jangan salahkan aku jika aku ingin memakanmu."

"Omong kosong." Chu He mengatakannya dengan pelan. Dan dia kembali memakan kuenya.

Xiao Jinli yang melihatnya sedikit gemas. Dia kembali melanjutkan membuka surat itu. Sebelum Xiao Jinli mulai membaca, dia menyingkirkan kotak makanan ke samping dan mulai berbaring di sisi Chu He. Chu He memberikan sebagian selimut kepada Xiao Jinli. Dan dengan gerakan refleks, Xiao Jinli memberikan lengannya sebagai bantalan kepala Chu Chu. Chu He sama sekali tidak menolak. Xiao Jinli tersenyum senang.

Mereka berdua mulai membaca isi surat itu dengan Chu He yang masih memakan satu per satu kue di dalam kotak.

Isi surat itu mengabarkan tentang Gu Shiyi dan Liu Ye. Setelah mereka berdua melarikan diri melalui terowongan rahasia, Gu Shiyi menyadari jika ada yang sedang mengawasi mereka. Pada akhirnya kegiatan panas mereka berdua harus berakhir.

Liu Ye kembali ke penyamarannya sebagai nyonya bangsawan Gu dan segera pulang sesudahnya. Sedangkan Gu Shiyi kembali mengurusi kantor pemerintahan.

Hingga keesokkan paginya ditemukan sebuah keributan di rumah bordil.

"Bukankah gerakan mereka sedikit terburu-buru? Apa tujuan mereka?" Chu He berkomentar ketika mereka selesai membaca surat itu. Xiao Jinli kembali melipat kertas dan memasukannya ke dalam amplop.

"Sepertinya mereka panik. Sudah, kita akan tahu besok. Sekarang kau harus tidur. Tubuhmu akan sedikit lebih baik besok." Xiao Jinli membenarkan selimut yang mereka pakai.

"Kenapa kau terlihat yakin? Apa isi botol hijau itu? Dilihat dari ukurannya, itu kemungkinan besar adalah botol obat. Apa aku benar? Apa yang akan kau lakukan dengan botol obat itu?"

Dan Xiao Jinli mendadak kaku. Dia memandang Chu He dan kemudian tersenyum lebar-lebar.

"Bukankah bagian itu terluka? Tentu saja itu harus segera di obati." Xiao Jinli menjawab dengan wajah polos.

Wajah Chu He memerah seketika. Bahkan telinganya yang sempat merasa kedinginan ikut memerah. Bagaimana bisa Xiao Jinli mengatakan hal memalukan seperti itu dengan mudah. Chu He benar-benar harus bersabar dengan muka tebal Xiao Jinli.

"Kau brengsek! Berikan obat itu kepadaku! Aku akan memakainya sendiri." Chu He merebut botol obat itu dari balik baju Xiao Jinli.

"Ah-He, tapi aku bersedia."

"Aku tidak! Dasar mesum!" Umpat Chu He tepat di depan wajah Xiao Jinli.

Xiao Jinli tersenyum. "Apa yang kau lakukan? Bukankah aku sudah melihat seluruh tubuhmu. Dan kau juga sudah melihat semuanya dariku? Untuk apa merasa malu. Aku... "

BUUKKKK!!!!!

Chu He meninju lengan Xiao Jinli. Dan kemudian menendang pria itu hingga terjatuh dari atas tempat tidur. Wajah Chu He benar-benar merah secara keseluruhan. Dia merasa sangat malu.

"Berhenti berbicara atau kau tidak akan melihatku seumur hidupmu?" Chu He mengancam sembari menggigit bibir bawahnya.

Mendengar ancaman Chu He, Xiao Jinli yang menatapnya dan ingin protes segera membungkam mulutnya rapat-rapat. Dan dia menganggukkan kepala dengan patuh.

"Berbalik dan jangan menoleh sebelum aku memintamu untuk menoleh."

Dan Chu He menyelimuti seluruh tubuhnya dengan selimut. Xiao Jinli dengan patuh memalingkan wajahnya.

"Ishhh!!!" Chu He mendesis dari balik selimut.

Xiao Jinli segera membuka selimut dan menemukan bahwa Chu He tidak sengaja menekan luka terlalu keras dan membuatnya berdarah.

Melihat apa yang ada di depannya, hati Xiao Jinli tidak bisa tidak merasa sakit. Awalnya Chu He akan membuka mulut dan mulai mengomel, akan tetapi melihat reaksi Chu He, dia tidak bisa berbuat apa-apa. Dia merasa malu ketika tubuhnya terekspos seperti itu.

"Ah-He, aku.... Aku... "

Xiao Jinli meneteskan air mata tepat di atas wajah Chu He. Chu He tidak tahu harus bersikap seperti apa. Akhirnya dia mengulurkan tangan dan menghapus air mata Xiao Jinli.

"Sudah terjadi dan kau masih bisa menangis. Bukankah seharusnya aku yang menangis. Berapa usiamu?"

"Ah-He, maafkan aku." Xiao Jinli menunduk dan memeluk Chu He. "Biarkan aku membantumu. Aku akan melakukannya dengan hati-hati."

Dan setelahnya, Xiao Jinli benar-benar membantu Chu He mengoleskan obat. Antara malu dan sakit, Chu He tidak bisa melakukan apa-apa. Di dalam kepala Xiao Jinli hanya ada perasaan khawatir dan sedih. Dia sangat berhati-hati, seakan Chu He adalah kaca yang bisa dengan mudah pecah.

"Apakah masih sakit?" Tanya Xiao Jinli ketika dia sudah kembali tidur di samping Chu He dan memeluk pria itu dengan hati-hati.

"Masih. Akan tetapi sudah lebih baik daripada yang tadi. Berhenti menanyakan hal yang sama berulang-ulang. Itu sangat menjengkelkan." Chu He menjawab sembari memejamkan mata.

"Aku akan berhenti, aku akan berhenti." Xiao Jinli mengeratkan pelukannya dan membenarkan posisi lengannya yang menjadi bantalan Chu He agar pria itu lebih nyaman.

"Tidur lebih cepat dan kita akan bangun lebih pagi besok." Chu He menguap dan membenarkan posisinya senyaman mungkin di dalam pelukan Xiao Jinli.

"Ah-He." Panggil Xiao Jinli beberapa saat kemudian ketika Chu He hampir memejamkan mata.

"Hmmm!" Chu He menyahut dengan setengah hati.

"Aku mengirim surat ke rumah."

"Lalu?" Chu He benar-benar sudah sangat mengantuk ditambah dengan tubuhnya yang juga kelelahan. Dan di detik berikutnya, dia hanya bisa mendengar suara Xiao Jinli yang semakin menjauh.

"Aku meminta pernikahan kepada ibu dan juga paman kekaisaran. Aku sudah mengatakan bahwa aku akan menikahi mu. Satu Minggu lagi surat balasan akan datang. Aku juga sudah mengatakan di dalam surat bahwa mereka tidak perlu datang ke sini untuk menyaksikan pernikahan kita. Apa kau marah, Ah-He?"

Xiao Jinli mencoba menggoyang tubuh Chu He dengan lembut. Akan tetapi sama sekali tidak terdengar jawaban dan respon dari orang di pelukannya.

Xiao Jinli menyadari jika Chu He sudah tertidur. Dia mendesah dan kemudian membenarkan selimut Chu He yang sedikit turun. Xiao Jinli mengangkat kepalanya dan mencium dahi Chu He.

"Anggap saja kau masih terjaga." Xiao Jinli tersenyum. Kemudian dia kembali membuka mulutnya. "Apa kau tahu alasan mereka tidak bisa datang? ChuChu sedang hamil, dan ibu tidak bisa menahan kebahagiaan untuk cucu pertamanya. Lagipula dia juga sudah tua, dia tidak bisa bepergian terlalu jauh. Apalagi Qingzhou adalah perbatasan negara yang sangat jauh. Dan ayahmu juga sedang membantu JinYu menyelidiki kasus kematian salah satu pejabat istana yang terjadi baru-baru ini. Ayahmu akan di hukum jika tidak menyelesaikan kasus itu. Kakekmu tentu saja tidak bisa datang ke sini sendirian karena usia. Jadi, ku harap kau tidak keberatan. Ketika kita kembali ke ibukota, aku akan mengadakan perjamuan yang meriah."

Dan malam itu Xiao Jinli terus mengoceh tentang pernikahan dan penyesalannya. Hingga akhirnya dia tertidur.

*********

Continue Reading

You'll Also Like

54.4K 6.9K 28
vampire minum darah ❎ vampire minum uyyu ✅
2.7M 146K 73
❝Diam menjadi misterius, bergerak menjadi serius.❞ -Liona Hazel Elnara Peringkat Mengesankan: #1 in mafia [18 Agustus 2024] #1 in fantasi [21 Agustus...
1.3M 132K 49
Di novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketena...
163K 934 15
cie kepo!! sabar ya ubah alur ubah judul wkwk