WASTED LOVE (Completed)

By felisurya

146K 19K 594

[DAFTAR PENDEK WATTYS 2023] Cold ass Jacqueline, direktur paling muda di Wardhana Group, harus terusik oleh k... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
Bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
Bab 34
Bab 35
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Epilog

Bab 36

2.4K 394 30
By felisurya

Jacqueline membuka mata, berharap bahwa apa yang baru saja dialaminya merupakan kejadian terakhir dari rentetan kesialan yang dia alami secara beruntun. Dia menahan sakit saat menggerakkan tubuhnya untuk bangun.

"Akhirnya kamu bangun."

Jantung Jacqueline mencelus saat menyadari dia tidak sendirian. Ada Adi di hadapannya dengan perempuan paruh baya yang sesekali pernah ditemui Jacqueline di acara-acara besar kantor, Hilda, istri Adi, ibu Marshall.

Jacqueline berusaha duduk. Baik Adi maupun Hilda tidak ada yang menawarkan diri untuk membantu sekalipun terlihat jelas dia kesulitan. Jacqueline tidak tahu bagaimana wujudnya sekarang. She must be looking like a mess, dengan selang infus menancap di tangannya dan baju rumah sakit yang berwarna biru muda.

"Gimana keadaanmu?" tanya Adi. Jacqueline tahu, pertanyaan itu hanyalah basa-basi. Lagipula, dia bingung harus menjawab keadaan yang mana—psikis atau fisik? Both are broken anyway dan Adi jelas-jelas bisa membacanya.

Jacqueline mengangkat bahu. "Seperti yang Bapak lihat."

"Kamu ingat apa yang terjadi sama kamu?"

Jacqueline heran mengapa dia menemukan Adi dan Hilda sebagai orang pertama yang ada di hadapannya ketika membuka mata. Dia berharap dokter atau perawat yang menyapanya. Or if she could wish for something better, dia berharap Marshall yang menyambutnya.

Tentu saja Jacqueline ingat. Dia pingsan, bukan amnesia. Yang terluka adalah perut, bukan kepalanya. Pagi tadi, ketika baru tiba di lobi kantor, tepat sebelum dia melewati security checkpoint dan metal detector, tiba-tiba ada orang yang datang dan menusuknya. Semua orang yang ada di sana langsung menjerit panik dan ketakutan sementara Jacqueline terjatuh. Bahkan petugas keamanan pun hanya bisa terpaku untuk beberapa detik, memberi celah bagi penusuk itu untuk kabur. Protokol keamanan yang mereka pelajari selama ini tiba-tiba menguap begitu saja, lantaran dibuat begitu kaget oleh sesuatu yang sangat tidak terduga.

Yang terjadi setelahnya cukup samar. Beberapa orang kembali menjerit-jerit panik, barangkali karena melihat darah yang merembes begitu cepat dan menetes-netes di lantai marmer. Beberapa petugas keamanan berusaha mengejar pelaku. Sebagian lagi berusaha membuat perimeter di sekeliling Jacqueline agar tidak ada yang mendekat. Well, siapa juga yang mau mendekat?

"Panggil ambulans!"

"Jangan mendekat! Jangan mendekat!"

"Polisi! Panggil polisi!"

"Ada apa, sih?"

Napas Jacqueline memburu. Dia mulai kehilangan kesadaran.

"Ada yang ditusuk."

"Hah?! Siapa?"

"Jacqueline, direktur Finance. Yang ciuman sama Marshall."

Setelahnya, Jacqueline pingsan. Di antara sadarnya, dia sudah bisa menebak siapa yang melakukan hal ini kepadanya. Alfons, mantan suaminya yang psycho itu, pasti dia yang melakukan. Waktu itu Alfons pernah mengancam akan membunuh Jacqueline jika ternyata dia ada hubungan khusus dengan Marshall. Jacqueline tidak heran jika kali ini Alfons sungguhan melakukannya.

"Jacqueline!"

Jacqueline tersentak. Pikirannya buyar saat Adi memanggil namanya keras.

"Kamu ingat nggak apa yang terjadi?" Adi mengulang pertanyaannya.

"Iya." Jacqueline menjawab pelan.

"Kamu tahu siapa yang nusuk kamu?" Adi menaikkan alis.

Jacqueline terdiam. Alfons. Pasti Alfons. Shit. Apa yang harus dia lakukan sekarang? Melaporkan Alfons ke polisi? Apa yang terjadi setelahnya sampai-sampai Adi dan Hilda ada di sini? Seluruh Wardhana Group pasti geger gara-gara kejadian ini. Barangkali bukan cuma seantero gedung Wardhana Group yang geger, melainkan juga gedung-gedung yang bertetangga. Kalau Jacqueline mengakui bahwa Alfons yang melakukan, kalau ternyata memang benar Alfons melakukannya karena dia cemburu pada Marshall, terlebih lagi foto dirinya dan Marshall berciuman tersebar ke mana-mana, she's going to be such a mess.

"Saya nggak tahu," gumam Jacqueline.

"Kamu nggak tahu siapa yang nusuk kamu?"

Jacqueline mengangguk.

"Jadi menurut kamu itu cuma orang random aja?"

"Saya nggak tahu."

PLAK! Jacqueline terperanjat saat ada tangan yang menamparnya. Bukan tangan Adi, melainkan Hilda. Dia terlihat sangat murka. Jacqueline sungguh merasa kasihan pada Marshall yang terjebak dibesarkan dua orang tua yang sangat senang main tangan.

"Jangan pura-pura!" bentak Hilda. "Saya tahu kamu tahu. Itu mantan suamimu, kan?! Alfonsus Subrata, konsultan manajemen level 8 di Matherson!"

Kedua mata Jacqueline melebar.

"Saya tahu. Adi tahu. Marshall juga tahu!" Hilda masih lanjut berteriak. "Kamu tahu yang terjadi sama Marshall setelahnya? Saat tahu kamu ditusuk, dia langsung datang ke Alfons di kantornya, menghajar dia, baku hantam di depan banyak orang dan berakhir babak belur di kantor polisi!"

Jacqueline menelan ludah. Marshall? Mengapa dia bertindak sebodoh itu?!

"Kamu itu racun buat dia." Hilda mendesis. "Kamu nggak pantas punya hubungan apapun dengannya. Kamu nggak pantas dekat-dekat dengan dia. Dan jangan pernah sekalipun kamu terpikirkan untuk bisa jadi pasangannya, karena saya nggak akan pernah membiarkan hal itu terjadi! Buka matamu, sadar kamu siapa dan dia siapa! Kamu nggak lebih dari bekas istri orang yang kebetulan beruntung punya posisi tinggi di perusahaan. Marshall nggak pantas kenal dengan perempuan hina kayak kamu."

Jacqueline meremas jarinya. Rasanya ingin sekali membalas tamparan Hilda, membalikkan semua ucapannya, berteriak dan mengusirnya keluar. Namun, Jacqueline hanya bisa duduk terpaku. Membalas tatapan mata Hilda saja dia tidak berani, sebab kali ini Jacqueline sadar, semua ucapan Hilda benar. Every single word.

"Jacqueline." Adi kembali bersuara. "Mulai hari ini kamu bukan lagi bagian dari Wardhana Group. Saya nggak mau lagi ngelihat kamu di kantor atau di kehidupan Marshall. Leave him alone. Jangan pernah lagi kamu muncul di hadapannya."

Adi meletakkan tangan di bahu Hilda dan menggiringnya keluar ruang perawatan. Hilda melayangkan tatapan tajam sekilas kepada Jacqueline sebelum menghilang dari balik pintu. Lama sekali Jacqueline termangu, menatap sprei putih rumah sakit dengan pandangan kosong. She's literally lost. Dalam sekejap dia kehilangan karir yang sudah dibangunnya. Dia juga kehilangan Marshall yang merupakan sahabatnya. Sama seperti saat itu ketika dia kehilangan ibu yang sangat dekat dengannya. Apakah dia memang ditakdirkan tidak pernah boleh memiliki apapun yang berharga di dunia ini?

Tok! Tok! Jacqueline menolehkan kepala saat ada yang mengetuk pintu ruang perawatannya. Muncul sosok Kana, yang membuat Jacqueline sedikit bernapas lega. Kana menghampiri Jacqueline dengan berlinang air mata.

"Mbak," ucapnya lirih.

Jacqueline memaksakan senyum. "Hei, Na."

Air mata Kana tumpah saat dia berhadapan dengan Jacqueline.

"Na, jangan nangis," ucap Jacqueline lembut. "Saya nggak apa-apa, kok. Palingan besok-besok juga saya bisa pulang."

"Semua salah saya, Mbak." Tangis Kana malah pecah. "Salah saya Mbak Jacqueline jadi begini."

Jacqueline meletakkan tangan di lengan Kana. Dia berusaha bercanda. "Kenapa jadi salah kamu? Memangnya kamu bodyguard saya?"

"Sa-saya—" Kana terbata di antara isaknya. "Saya yang foto Mbak Jacqueline sama Pak Marshall."

Jacqueline tercengang. Dia mengerjap tidak percaya. "Ka-kamu?"

"Saya cuma iseng. Saya cuma ingin ada obrolan sama orang yang saya suka di kantor. Saya nggak nyangka dia akan nyebarin ke mana-mana."

Perlahan Jacqueline menarik tangannya dari lengan Kana. Dia menelan ludah. Kana diam-diam mengambil fotonya dan Marshall? Kenapa dia setega itu? Bukankah selama ini mereka saling menganggap satu sama lain teman? Well, mungkin memang tidak akan pernah ada kata teman dalam hidupnya. Ketika dia menjadi anak pintar di sekolah, semua orang yang mengaku teman cuma ingin mengambil untung. Ketika dia menjadi pegawai paling berprestasi di kantor pun, hal yang sama terjadi, atau lebih parah lagi, beberapa musuh mengaku sebagai teman supaya bisa menusuknya di kala dia sedang lengah. 

"Maafin saya, Mbak." Kana menangis kencang. Dia tersedu di tepi ranjang Jacqueline yang bergeming. "Saya janji nggak akan macam-macam lagi. Maafin saya, Mbak. Jangan pecat saya."

"Saya nggak bisa pecat kamu juga, Na." Jacqueline menarik napas dalam-dalam. "Saya nggak punya wewenang lagi untuk itu."

Tangis Kana berhenti. "Ma-maksudnya?"

"Tadi Pak Adi datang ke sini untuk pecat saya," ucap Jacqueline getir.

"Ta-tapi—" Kana terperangah. "Ke-kenapa, Mbak? Kenapa Mbak Jacqueline jadi dipecat?"

Jacqueline tidak menjawab. Dia malah kembali membaringkan badan dan memunggungi Kana. "Kamu pulang aja. Terima kasih atas kerja samamu selama ini sama saya. Terima kasih udah membuat saya nggak kesepian di kantor."

"Mbak—" Kana hendak menjelaskan lagi, meminta maaf lagi, tetapi rasanya percuma. Jacqueline bahkan sudah tidak mau menatapnya sama sekali.

Kana mengerjapkan mata, membiarkan sisa air mata jatuh ke pipi tanpa repot-repot menyekanya. Dia meletakkan sesuatu di meja Jacqueline. "Ini barang-barang Mbak Jacqueline. Tadi dikumpulkan satpam dan dikasih ke saya, karena saya sekretaris Mbak. Sekali lagi, maafin saya, Mbak Jacqueline."

Jacqueline memejamkan mata. Sama sekali tidak mengucapkan apa-apa. Ketika terdengar suara Kana yang menggeser pintu perawatan dan pergi pun, Jacqueline tidak menoleh apalagi mengucapkan perpisahan. She never said goodbye to the people she lost. Never.

***

Continue Reading

You'll Also Like

13M 1.4M 69
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) Agatha terpaksa tinggal bersama Raka. murid paling teladan dan juga kebanggaan di sekolah. Manusia sedingin es y...
125K 23.4K 44
Adken merupakan mahasiswa jurusan sejarah, yang memiliki ketertarikan tinggi dengan sejarah, legenda, dan cerita rakyat. Di tahun terakhirnya kuliah...
58.8K 6K 10
Sejak Sean Xiao Zhan menerima tawaran Wang Yibo menjadi ibu susu bagi putrinya, hidupnya berubah. Karena ternyata pria itu adalah salah satu pewaris...
2.1M 106K 62
#1 ARCHER SERIES Aneira Lindvall adalah angsa cantik yang menganggap dirinya buruk rupa. Ia menjalani kehidupan barunya dalam kepalsuan. Tidak ada se...