[iii] [END] MAS SUAMI

By piscesyogurt__

39.7K 3.5K 812

Ravenzy sayang banget sama Alleana, apa pun akan ia lakukan untuk istrinya itu termasuk menikahkan putra pert... More

01. Kolor Ungu
02. Permintaan Alleana
Cast
03. Cyclops
04. Gosip Buruk
05. Larangan Alvan
06. Masyaallah, Suami Gue
07. Ririn Sakit
08. Mimpi
09. Gombal
10. Miris
11. Abah Deden
12. Bukit Bintang
13. Clue Pertama
14. Delapan Tiga Satu
15. Memecahkan Clue
16. Pembunuhan
17. Pergi
18. Samuel
20. Kejujuran
21. Ririn Manja
22. Dejavu
23. Di Bawah Hujan
24. Mafia
25. Haters
26. Pelet
27. Kepergian Ibu
28. Si Sipit
29. Diganggu Bencong
30. Wanita Hebat
NEXT
ALVAN NEXT

19. Club

796 87 1
By piscesyogurt__

Hi, aku update

Warning! Jika risih silakan skip

Bau alkohol langsung menyeruak masuk ke indera penciuman Ririn, suara musik DJ mengalun dengan begitu kencang yang mampu memecahkan gendang telinga. Lampu warna-warni yang kerlap-kerlip membuat mata Ririn pusing melihatnya, belum lagi perempuan yang berjoget ria di dance floor dengan pakaian kurang bahan.

"Sam, lo nggak salah ajak gue ke sini?" tanya Ririn dengan sedikit berteriak karena suara musik yang kencangnya bukan main.

"Enggak, kok. Lo tenang aja, gue sering ke sini," jawab Samuel santai dengan sesekali menikmati alunan musik DJ.

"Lo tunggu di sini sebentar."

Ririn menganggukkan kepalanya, menunggu Samuel di salah satu sofa yang berada di sudut club. Sementara Samuel, laki-laki itu pergi ke bartender untuk memesan minuman.

"Gue udah bawa Ririn ke sini, sekarang apa rencana lo?" tanya Samuel kepada Narthana yang duduk di kursi dekat bartender.

Narthana memberikan segelas minuman non alkohol kepada Samuel. "Minuman ini udah gue kasih obat perangsang, lo kasih ke Ririn biar cewek itu minum. Setelah obatnya bereaksi, lo tinggal bawa dia ke kamar nomor delapan."

"Jadi, setelah itu gue perkosa dia?"

"True, ini cara yang paling cepet karena kalau nunggu Ririn sama Alvan pisah menurut gue itu butuh waktu bertahun-tahun."

Samuel menarik satu sudut bibirnya, kemudian terkekeh. "Berengsek juga cara lo."

Narthana tertawa kecil, lalu menyesap wine dengan kadar alkohol 5%. "Sesama berengsek jangan saling mengejek."

Laki-laki bule itu berdecih, kemudian membawa gelas minuman yang diberikan Narthana dengan segelas minuman yang ia pesan tadi. Ia tersenyum ketika menemukan Ririn yang duduk tak nyaman di sana, maklum saja gadis seperti Ririn mana pernah masuk ke club seperti ini.

"Lo nggak suka, yah?" Samuel meletakkan kedua gelas minuman itu di meja, ia duduk di samping Ririn.

"Dikit risih sebenarnya, di sini berisik dan gue eneg lihat cewek-cewek yang joget-joget di sana."

Samuel mengambil minuman yang sudah diberi obat perangsang oleh Narthana. "Ini minum lo biar nggak seret."

Tanpa menaruh curiga sedikit pun kepada Samuel, Ririn meneguk minuman itu sampai setengah dan diam-diam Samuel tertawa senang. Ia hanya tinggal menunggu obat itu bereaksi.

"Maaf, mungkin ini keterlaluan. Tapi, gue cinta sama lo."

~•>•~

Delio berdecak pelan seraya menaruh ponsel miliknya ke meja secara asal. Ia sangat kesal kepada kekasihnya yang tidak membalas pesannya, juga entah ke mana perginya Vira setelah pulang sekolah tadi. Tidak ada kabar apa pun dari kekasihnya itu.

"Kenapa lo?" tanya Alvan sembari mengupas cangkang kuaci.

"Vira nggak bisa dihubungi," jawabnya singkat.

"Ada urusan mendadak kali, positif thinking aja."

Ngomong-ngomong mereka sedang berada di club malam dengan memesan ruangan VIP. Tidak hanya anggota inti saja, tetapi hampir semua anggota Cyclops ada di sana sampai ruangan VIP itu penuh.

"Si Samuel mana? Kenapa nggak datang?" tanya Doni salah satu anggota Cyclops.

Alvan mengedikkan bahu tidak tahu dan Delio menggeleng.

"Van!"

Alvan menoleh ke arah Nathaniel yang masuk ke dalam, tadi laki-laki itu habis pergi ke toilet.

Laki-laki berjaket denim itu mengangkat satu alisnya. "Kenapa?"

"Tadi gue kayak lihat bini lo, deh."

Alvan tertawa kecil. "Katarak mata lo! Bini gue di rumah anjir."

"Beneran gue nggak bohong, dia sama Samuel dideket dance floor."

Ketua Cyclops itu menatap Nathaniel siapa tahu dia menemukan kebohongan dari mata laki-laki itu, tetapi tidak ada. Ucapan Nathaniel seperti benar. Dengan cepat Alvan keluar dari ruangan VIP, berjalan menuju ke tempat dance floor. Ia mengedarkan pandangannya, mencari sosok istrinya di banyaknya orang yang berjoget di bawah lampu warna-warni dan juga musik DJ.

"Mana? Si Nathaniel pasti ngerjain gue!" Alvan tentu saja kesal. Mana mungkin istrinya datang ke tempat seperti ini, tahu club saja mungkin tidak.

Alvan hendak berbalik, tetapi netranya itu malah menangkap sesuatu yang berhasil membuat darahnya mendidih. Matanya tiba-tiba saja memanas, tangannya terkepal kuat sampai urat-urat di tangannya menonjol.

"Shit!" Ia mengumpat dan mengambil langkah lebar untuk menghampiri sesuatu itu.

"Lo apa-apaan, hah?" Alvan berteriak, menarik lengan seorang laki-laki yang merangkul istrinya.

"Alvan?" Tentu saja Samuel terkejut bukan main melihat Alvan ada di sana, rencananya pasti gagal total.

Alvan menatap temannya itu dengan tajam, sedangkan yang ditatap bingung harus melakukan apa. Bagaimana jika rencananya gagal? Bagaimana jika Alvan tahu? Apakah ia akan ditendang dari Cyclops?

"Panas stt ... ."

Laki-laki pemilik rambut berwarna hitam itu berbalik, mendekap tubuh mungil istrinya. "Rin, lo kenapa?"

Ririn mendongak dengan mata merem melek, juga dengan pipi memerah. "Alvan? Kok lo ada tiga, sih? Ihh, badan gue panas banget. Sttt, gatel ihh."

Tahu dengan apa yang dirasakan istrinya, ia berbalik menatap nyalang ke arah Samuel. "Besok lo datang ke basecamp jam delapan pagi!"

Setelah mengatakan itu Alvan membawa Ririn pergi dari sana. Menghubungi Nathaniel untuk meminjam mobil laki-laki dan mengantarkan kunci mobil kepada dirinya yang menunggu di parkiran. Selama menunggu itu Alvan harus bisa menenangkan istrinya yang merengek.

"Lo mau apa, sih?" Alvan menahan tangan gadis itu yang hendak membuka kancing kemejanya sendiri.

Ririn mencebik kesal. "Panas tahu, gue nggak tahan ihh."

"Jangan di sini, nanti aja di rumah!"

Gadis itu berteriak keras, kemudian selonjoran di tanah parkiran dengan air mata yang berhasil lolos. Alvan mendesah berat, dalam hati ia menyebut berbagai macam nama binatang yang ia maksud untuk Samuel.

"Lo jangan malu-maluin, bangun sini!" Alvan menarik tubuh istrinya, kemudian ia dekap sekuat mungkin dan Ririn malah beralih berusaha membuka kaos yang Alvan pakai.

Alvan hanya bisa memejamkan matanya dengan berucap istighfar sebanyak mungkin. Ia hanya berharap Nathaniel cepat datang.

"Lo minta banget gue tonjok! Anterin kunci aja lama!" kesal Alvan kepada Nathaniel yang baru kelihatan sosoknya.

Nathaniel nyengir. "Biasalah, lihat dikit yang bening di dance floor. Eh, astaghfirullah! Ini bini lo? Makin ganas aja."

Tak memperdulikan ucapan temannya, Alvan lebih memilih memasukkan Ririn ke dalam mobil. Akan tetapi, gadis itu malah makin menempel kepadanya dan merengek tidak mau pisah dari Alvan.

"Sini, gue aja yang anter lo ke apartemen." Nathaniel menawarkan diri.

Mereka bertiga masuk ke mobil dengan Nathaniel yang menyetir dan Alvan serta istrinya di kursi belakang.

Sepanjang perjalanan Nathaniel tidak bisa fokus lantaran sesuatu di belakangnya membuat dirinya terganggu.

"Rin, jangan kayak gini. Ada Nathaniel di sini, tunggu sampe rumah dulu."

Ririn yang ada dipangkuan Alvan menggeleng, ia melanjutkan aksinya mengecupi leher suaminya.

"Bini lo kenapa, Van? Kerasukan setan club?" tanya Nathaniel yang mulai penasaran.

"Nggak tahu juga gue, tadi dia sama Samuel."

"Wah, ada sesuatu nih pastinya."

Perjalanan terus berlanjut hingga akhirnya sampai dikuar gedung apartemen. Alvan keluar dengan menggendong istrinya ala koala tanpa mengucapkan apa pun kepada Nathaniel.

"Makasih, sama-sama." Nathaniel menyindir temannya itu, tetapi Alvan tidak peduli.

"Gue jamin malam ini si Alvan akan melepas status perjakanya."

Dengan susah payah akhirnya Alvan sampai di apartemennya masih dengan Ririn yang asik mengecupi lehernya. Laki-laki itu merebahkan tubuh istrinya di atas ranjang, ia sendiri membuka jaket denimnya dan juga sepatu yang dikenakan istrinya. Besok jika Ririn sudah sadar sepenuhnya, ia akan langsung memarahi gadis itu. Bisa-bisanya Ririn berbohong kepadanya dan tidak meminta izin untuk keluar dari apartemen.

"Alvan ihh panas!" rengek Ririn dengan sedikit kesal.

Gadis itu membuka kemejanya sendiri tanpa memperdulikan Alvan yang menatapnya sedari tadi. Setelan selesai dan hanya meninggalkan tangtop saja, Ririn merentangkan kedua tangannya menginginkan Alvan memeluknya.

"Alvan sini ihh, sini!"

Laki-laki itu menghela nafasnya, mendudukkan dirinya di pinggiran ranjang dan dengan secepat kilat Ririn duduk dipangkuannya.

"Stt!" Alvan mendesis pelan ketika Ririn mengigit kulit lehernya.

Ririn mendongak, menatap suaminya dengan sayu. "Alvan, gue nggak tahan. Alvan mau, yah, mau hm."

Alvan menatap istrinya datar, ia sangat marah kepada Ririn karena keluar apartemen tanpa meminta izin kepada dirinya dan malah berakhir seperti ini. Untungnya saja Nathaniel melihat Ririn di club tadi, bagaimana kalau tidak?

Tangan berurat itu beralih ke punggung Ririn, menekan tubuh gadis itu agar lebih dekat dengan dirinya. Detik selanjutnya, Ririn merasakan banyaknya kupu-kupu yang hinggap di perutnya ketika bibir Alvan mulai menyapu bersih bibirnya. Rasanya menggelikan, tetapi ia suka.

Alvan mengakhiri ciuman itu, ia beralih menatap wajah istrinya seraya tangannya terulur untuk merapikan anak rambut sang istri. Kemudian, ia berucap dengan suara deep-nya.

"Jangan nyesel pas lo udah bangun besok pagi!"

~•>•~

Alvan Sudah Tidak Perjaka

Rian P
Apa banget nama
grupnya

Es Kutub
Spa yg gnt?

Dion
Ini dia oknumnya
@Si Sadboy

Anda
Apaan? Gue masih
perjaka anjir

Si Sadboy
Wah, sepertinya
Alvan gagal
mantap-mantap

Anda
Fuck!

Si Sadboy
Stt eum Alvan panastt

Anda
Anj!

Si Sadboy
Alvan ihhstt

Es Kutub
Berisik!

Es Kutub mengeluarkan Si Sadboy

Rian P
Wow, savage

Dion
Aku padamu^^

Pawangnya Olif memasukkan Si Sadboy

Dion
Anjir!
Ini kan nomornya
Si Ozzie

Bobby
Lah? Si Ozzie kan
udh maot

(Maot=mati)

Rian P
Gila! Si Ozzie
gentayangan:(

Mark
Ja-jangan-jangan
dia mau nagih utang sama gue

Pawangnya Olif
Bangke lo semua!
Ini gue Nathaniel
Hp si Ozzie ada sama gue

Anda
Bangs@t!
Bikin ketar-ketir aja lo

Alvan menaruh ponselnya secara asal, ia beranjak dari ranjang setelah melirik istrinya yang masih terlelap dalam tidurnya tanpa menggunakan pakaian. Laki-laki yang tidak memakai baju atasan itu berjalan menuju dapur, kemudian membuat cokelat hangat untuknya di pagi ini.

"Eum, ahh! Enak banget," ujar Alvan memuji cokelat hangat buatannya sendiri.

Ia kembali menyesap secangkir cokelat panas itu, tetapi suara teriakkan dari kamar membuatnya tersedak.

"Alvan! Lo semalam perkosa gue!"

"Uhuk! Nggak salah denger gue? Yang ada dia yang perkosa gue anjir!"


1533 word

Next||Delete

Continue Reading

You'll Also Like

HIMPUNAN By c.

Fanfiction

22.3M 3.1M 77
[SELESAI] Himpunan is where your home is. "Kirain rumahku bukan himpunan, tapi kamu." "Diam." (feat OT21)
6.7M 958K 54
Prahara rumah tangga si cowok spek malaikat dan cewek spek iblis. PART MASIH LENGKAP! TIDAK DI HAPUS SAMA SEKALI ❣️ Novel tersedia di seluruh Gramedi...
25.1M 2.5M 73
Bagaimana perasaan kalian jika dijodohkan dengan seseorang yang tidak masuk kedalam kriteria pasangan impian kalian? itulah yang Zara rasakan. Namany...
54.6M 4.5M 69
Serial adaptasi kini sudah tayang di Vidio! Gini rasanya jadi ISTRI seorang santri ganteng mantan badboy>< buruan lah mampir, siapa tau suka. F...