Mine [Minyoon]

Od simicookies

169K 16.8K 4K

COMPLETED [ Mpreg ] "Bagaimana kalau orangtua kita menginginkan cucu?" Menurut Yoongi nasibnya begitu malang... Více

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.

32. END

5.2K 377 54
Od simicookies

Chapter akhir dari mine. Maaf jika mengecewakan.

Pacar Jimin big bayi haha.










"Kamu serius mau pindah dari sini Jimin?" Songhyun menatap lelaki Park itu tidak percaya. Sebelum ini lelaki itu tidak pernah bercerita pasal tawaran pindah tempat mengajar dan naik jabatan pada Songhyun. Baru pagi ini Songhyun datang ke ruangan dosen langsung dikejutkan Jimin sedang berkemas barang barang dimejanya.


"Aku serius Songhyun. Tidak ada salahnya aku menerima tawaran ini kan? Lagi pun keluarga ku bersetuju. Mereka tidak ada yang keberatan." Jawab Jimin sambil memasukkan beberapa barang ke dalam kardus.



Wanita cantik itu menahan tangan Jimin. "Berhenti Jimin. Kenapa selama ini kau tidak pernah bercerita atau minta pendapat aku soal ini? Aku sungguh keberatan jika kau ingin pindah tempat mengajar. Kau tau Jeonju-si sangat jauh dari seoul kan?"



Sebuah helaan nafas berat dari Jimin sambil melepaskan tangan Songhyun dari menahannya. Apakah wanita ini tidak malu dilihat oleh para dosen yang berada diruangan ini dengan tingkahnya seperti ini. " Sampai kapan aku harus disini? Aku memiliki keluarga dan aku sebentar lagi bakal jadi ayah. Maka dengan itu tolong mengerti. Kalau bisa kita masing masing saja mengurusi kehidupan kita. Bukanya berarti aku tidak ingin berteman denganmu. Tapi sewajarnya saja kau pasti mengerti maksud dari kata kataku."




"Dasar laki laki brengsek! Selama ini aku yang selalu ada disampingmu tapi disaat saat seperti ini aku kau lupakan." Kesel Songhyun setelah mendengar penjelasan Jimin yang sudah tentu lebih memilih hidup bersama Yoongi dan calon anak mereka di Joeoju-si kelak.




Wanita cantik itu pergi meninggalkan ruangan tersebut dengan sakit hati serta rasa kecewa. Harapanya untuk bersama dan memiliki Jimin sudah tidak ada lagi. Setelah wanita itu pergi Jimin cuma mendiamkan diri tanpa berniat untuk mengejar Songhyun. Jimin kembali merapikan barangan miliknya yang tidak terlalu banyak dan teman temannya pun mulai mendekati Jimin lalu mengucapkan selamat atas kenaikan jabatannya dan mengucapkan selamat berpisah.






Sebelum pulang Jimin menghadiri acara makan makan sederhana yang diadakan untuk dirinya dari pihak kampus serta para dosen. Sekitar dua jam Jimin menghabiskan waktunya disana lalu pria tampan itu pamit untuk pulang karena ada beberapa hal yang harus ia selesaikan sebelum besok ia harus berangkat ke Jeonju-si dan melaporkan diri dua hari mendatang.


Selesai dengan urusannya Jimin pulang ke rumah sekitar pukul 7 malam. Diluar langit sudah gelap , ketika ia melangkahkan kaki ke ruang tengah hanya kesunyian yang menyambut kedatangannya. Entah ke mana pergi penghuni rumah ini. Sejak siang tadi Jimin begitu merindu sosok cantik itu tapi sayang sekali Jimin tidak bisa pulang untuk menjenguknya walaupun hanya sebentar karena urusan yang tidak bisa ia tinggalkan.

"Sayang, kamu ada didalam?"

Jimin membuka pelan pintu kamar utama. Mungkin saja Yoongi sedang tidur. Ternyata pemuda cantik itu hanya duduk santai diatas kasur sambil melamun. Ia menoleh melihat kearah Jimin yang sekarang berjalan menghampirinya.

"Bapak sudah pulang?"

"Baru sampai. Ada apa wajahmu terlihat murung?" Wajah tampan Jimin tampak resah dan cemas.

"Kapan murung tidak kok. Bapak mau mandi aku sediain air hangat atau bapak mau makan malam? Minum kopi? Bapak pasti capek." Lelaki cantik itu hampir turun dari kasur namun ditahan oleh Jimin.

"Sebentar kamu tunggu disini saya harus mandi sekarang. Seharian puter puter urus itu ini. Bau keringat bikin kamu ndak nyaman nanti."

Mata lucu Yoongi berkedip polos. " Kalau begitu biar aku sediain air hangat."

"Tidak usah sayang. Kamu tunggu disini saja. Perutmu pasti berat kan. Saya lagi rindu kamu sama bayi kita. Tapi saya butuh mandi dulu. Jadi kamu tunggu disini jangan kemana mana. Ada juga yang harus saya bicarakan. "

Setelah itu Jimin masuk ke dalam kamar mandi dengan membawa handuk meninggalkan Yoongi yang akhirnya hanya rebahan diatas kasur sambil memikirkan sesuatu. Entah lah kenapa ia begitu banyak berfikir setelah Jimin mengajaknya berpindah.

Hampir saja Yoongi terlelap, namun pintu kamar mandi tiba tiba dibuka dan Jimin berjalan keluar mengenakan handuk berwarna putih melilit dipinggangnya. Pria tampan itu baru selesai mandi dan tampak begitu segar. Yoongi sengaja menyembunyikan wajahnya karena masih saja ia tersipu melihat otot otot ditubuh Jimin.

"Celana saya dimana?"


"Ditempat biasa." Jawab Yoongi singkat.


Jimin mengenakan celana pendek dan kaos santai lalu mengeringkan rambutnya. Setelah itu baru lah ia dengan manja memeluk tubuh berisi Yoongi mencium pipi Yoongi berkali kali. Pemuda cantik itu balas memeluk Jimin ia suka sekali Jimin mengelus perut bulatnya dan membisikkan kata kata cinta yang menenangkan hati gundah Yoongi.

"Sayang coba cerita apa yang kamu fikir dan rasakan sekarang? Sejak saya pulang tadi kamu kelihatan murung. Seharusnya kamu senang besok kita akan berpindah."

"Senang banget besok kita pindah ke Jeonju-si. Tapi masih ragu dan takut kalau disana tidak cocok untuk kita. Masih takut juga kalau nanti aku sendirian disana. "

"Saya sudah janjikan sama kamu. Kalau nanti disana saya akan coba melakukan sesuatu yang selalu membuat kamu tidak merasa sendiri dan bahagia bersama saya. Lagian orang tua kita sudah setuju , saya sendiri juga tidak akan mengecewakan orang tua kamu. Karena mereka sudah mengizinkan saya untuk membawa kamu pergi jauh dari mereka. Kita coba aja dulu jangan terlalu difikirkan nanti kamu dan bayi jatuh sakit."


Si manis mengangguk dan kembali memeluk lelakinya itu. " Bapak mau makan malam?"

"Nanti saja. Biarkan saja begini. Saya masih ingin berdua sambil memelukmu. " Jimin mengusap usap punggung Yoongi dengan begitu lembut.


"Besok berangkat pagi?" Tanya Yoongi setelah lama mendiamkan diri.

"Berangkat pagi biar kita sampainya tidak terlalu sore. Nanti kita bisa istirehat dulu baru belanja untuk barangan dapur. Semua barang barang rumah sudah tersedia disana. Kalau untuk keperluan kita serta bayi pagi besok sampai dirumah baru. Saya juga mengambil seorang bibik untuk membantumu dirumah. Saya juga sudah menemukan dokter kandungan terbaik untuk kamu disana."


"Terima kasih Pak."

"Saya dengan senang hati merawat kamu dan anak kita. Kamu juga akan terus kuliah online hingga kamu wisuda dikampus yang sama tempat saya mengajar."

Sebuah senyuman begitu manis Yoongi pamerkan hampir membuat Jimin mimisan.





,




"Sudah berapa banyak airmatamu mengalir. Anak ini...cepat berhenti menangis wajahmu begitu jelek." Omel ibu min yang terus menerus mengusap pipi gembil Yoongi. Berat sih rasanya ingin melepaskan anaknya tapi mau gimana lagi sekarang Yoongi sudah menjadi tanggungjawab suaminya. Jadi sebagai orang tua mereka coba menerima dan berharap Jimin bisa menjaga anak mereka dengan baik.

"Biar saja jelek Yoongi kan sedih mau berpisah dengan kalian." Ucapnya lirih.

"Nantikan kita juga bisa berkunjung ke sana. Bisa telfon juga. Bisa video call kalau memang kangen. " Kata sang adek.

Hampir setengah jam juga mereka disana hanya untuk pamit dari orang tua Yoongi. Setelah itu baru lah Jimin mengemudikan mobilnya menuju ke Jeonju-si. Sejak dari rumah orang tuanya Yoongi yang duduk disamping Jimin terus saja menangis tersedu sedu. Sesekali Jimin coba membujuk Yoongi namun pemuda hamil itu tetap menangis.

"Mau makan sesuatu tidak?"

"Tidak mau hiks.."

"Kalau kamu terus menerus menangis begini saya jadi tidak tega. Apa kita perlu batalkan saja?"

Pemuda cantik itu langsung menoleh kearah Jimin yang kini sudah memarkirkan mobilnya ditepi jalan. Yoongi memasang wajah bersalah. " Jangan dibatalkan.. "

"Kalau begitu berhenti menangis." Yoongi buru buru mengapus airmatanya dan menahan diri untuk tidak menangis. Jimin hampir tertawa karena wajah lucu Yoongi.


Sepanjang perjalanan Yoongi menemani Jimin bercerita sambil mengunyah cemilan yang ia beli. Setelah kekenyangan Yoongi pun terlelap , mengambil waktu cukup panjang juga sekitar lima jam akhirnya mereka pun sampai ke rumah baru di Jeonju-si.


Yoongi begitu suka dengan suasana Jeonju-si. Tidak terlalu sibuk seperti seoul ini lebih ke suasana yang damai dan menenangkan. Sebuah rumah yang tidak besar tapi sederhana namun elegan dan mewah. Jimin pun mengajak Yoongi turun dari mobil dan berjalan masuk ke dalam rumah tersebut. Lelaki cantik itu begitu tertarik dan berkali kali mengatakan kekagumannya.



Selama Yoongi beristirehat , Jimin meninggalkan Yoongi tidur. Ia ke ruang tengah dimana membantu bibik serta beberapa orang yang ia bayar untuk merapikan barang barang yang ia bawa dari rumah lama. Jimin mana tega membiarkan Yoongi mengerjakan ini pasti lelaki cantik itu kelelahan selama berapa jam duduk dalam mobil. Sekitar pukul 5 sore , Yoongi kebangun lalu mengajak Jimin untuk berbelanja barangan dapur disuper market terdekat.



Malam pertama dirumah baru , Yoongi mengenakan baju tidur senada dengan Jimin. Pemuda hamil itu , menahan pipis hingga Jimin selesai mengetik entah apa dilaptopnya. Barusan ia dapat kabar jika Songhyun juga memutuskan untuk berpindah ke luar negri. Jimin berharap setelah ini ia bisa membahagiakan Yoongi tanpa orang orang yang ingin berniat jahat. Baru lah Yoongi menghampiri Jimin.

"Pak , temanin ke toilet dong."

"Kan toiletnya cuma disitu."

"Aduh, Cepat pak sudah mau pipis nih."

Jimin menghela nafas , bingung juga dia Yoongi bertingkah seperti ini. Karena tidak ingin berantem tidak jelas dengan lelaki cantik dicintainya itu Jimin pun menemani Yoongi ke toilet untuk pipis. Titit mungil Yoongi mengeluarkan air pipis, Jimin yang melihat itu hampir mengigit pipi Yoongi karena terlalu gemes.

Setelah mencuci tangan , Yoongi kini merengek lagi minta Jimin menemaninya ke dapur. Katanya pengen makan ramen , anak dalam perutnya lagi pengen makan yang pedas pedas. Jimin mengiyakan saja , sementara menunggu Yoongi memasak. Jimin duduk dikursi meja makan.

"Sayang kenapa sih ke toilet mau di temani ke dapur juga? Rumah ini aman kok."

"Kenapa bapak marah ya?" Yoongi langsung memasang wajah sedih.

"Tidak sayang. Saya tidak marah. Kamu tinggal bilang aja mau ke mana saya temanin. " Katanya.


Pemuda cantik itu membawa semangkuk ramen ke meja makan sebelum makan ia menunggu telur yang masih direbus. " Rumah ini kan masih baru. Jadi Yoongi takut kalau ada hantunya."

Jimin menghela nafas malas namun ia tidak ingin berkomentar lebih nanti Yoongi akan mengomel dan ia sendiri yang akan pusing.





,





Masih pagi, namun disampingnya sudah kosong Jimin bingung sendiri ke mana Yoongi pergi. Bukannya lelaki cantik itu takut hantu. Jimin pun buru buru bangun cuci muka dan berus gigi lalu mencari Yoongi. Ternyata pagi begini Yoongi sudah berada diluar rumah bersama seorang lelaki tampan yang Jimin tau tetangga mereka.


Karena penasaran Jimin pun menghampiri keduanya. Lelaki tampan yang kelihatan masih sangat muda itu tersenyum padanya. " Salam kenal Tuan Park. Senang bertemu dengan anda. Maaf sudah menganggu pagi pagi tapi ibu saya meminta saya menyerahkan brownies ini dengan keluarga anda. "



"Panggil Jimin hyung aja jangan terlalu formal begitu. Terima kasih ya." Balas Jimin ramah.


Yoongi sejak tadi tidak beranjak berkedip pun nyaris tidak saking nyamannya menatap wajah tampan lelaki muda itu.



"Sama sama Jimin hyung. Kalau begitu saya harus pamit. Sebentar lagi saya harus berangkat." Katanya. " Sampai ketemu lagi Yoongi hyung."


Jimin menatap heran Yoongi yang terlihat begitu dekat dengan tetangga mereka itu. Setelah tetangganya itu menjauh baru lah Jimin memanggil Yoongi.

"Sayang?"

"Apa?" Jawab Yoongi.

"Mau gendong?"

Yoongi yang bingung pasrah aja ketika tubuh beratnya digendong oleh suami tampannya seperti pengantin baru. Kedua lengan putihnya mengalung dileher Jimin agar tidak jatuh. Brownies tadi dibawa masuk oleh bibik mereka yang kebetulan tadi menyiram pokok bunga. Lelaki berbadan dua itu tersenyum lebar karena perlakukan manis dan romantis suaminya itu.

"Tetangga nya ganteng kan?"

"Lebih ganteng tetangga kita atau suamimu?"

"Entah aku tidak bisa memilih." Jimin memutar mata. Mengundang tawa Yoongi. " Jimin hyung, tiba tiba aja anak Jimin hyung didalam perut saya ini mengidam minta dibeliin donut sama Jake."

"Jake siapa?"

"Tetangga kita tadi."

"Dasar kucing bunting suka aneh aneh."

Tawa Yoongi begitu manis ia pun mengecup pipi Jimin.

"Saat ini aku begitu bahagia." Bisik Yoongi.

"Saya juga... saya maunya kamu dan anak kita selalu bahagia walau dengan hal sekecil apapun."




















































THE END.

Makasih semua yang sudah follow mine sampai ke chapter terakhir ini. Simi tau endingnya sangat mengecewakan dan memaksa. Karena kesibukan yang selalu saja menghalang simi untuk update akhirnya simi agak lupa sama alur cerita. Cukup keanehannya sampai disini simi akhiri aja ya.

Simi gantikan dengan cerita baru kok. Sebentar lagi simi update mohon dibaca ya.

Makasih banyak semua.

A

khir kata simi sayang banget sama kalian.

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

798K 82.3K 56
Menceritakan tentang kehidupan 7 Dokter yang bekerja di rumah sakit besar 'Kasih Setia', mulai dari pekerjaan, persahabatan, keluarga, dan hubungan p...
83.9K 7.4K 21
COMPLETED [Mpreg] "Jadikan aku pengantin mu malam ini. "
475K 43.6K 32
Cuma ff gaje yang menceritakan asam manisnya perjalanan pernikahan Minyoon yang sedikit rumit semenjak kehadiran sosok baru dalam hubungan pernikahan...
393K 21.2K 53
Menceritakan tentang kehidupan pasusu yang usia nya terpaut sangat jauh,awal kisah mereka karena di jodohkan oleh orang tua masing masing,awal nya pr...