I Love Gus Cuek! [End]

由 _Bintangg

6.6M 570K 11.1K

|| FiksiRemaja-Spiritual. || Rabelline Maheswari Pradipta. Wanita bar-bar, cuek dan terkadang manja yang terp... 更多

01.
02.
03.
04.
05.
06.
07.
08.
09.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
55.
56.
57.
58.
59.
60.
61.
62.
63.
64.
65.
66.
67.
68.
End
Info
ABEL S2
ABEL TERBIT?

35.

84.8K 6.7K 236
由 _Bintangg

❃ Happy Reading! ❃

Setelah mereka selesai makan dan berdiam sebentar karena terlalu kenyang, Abel memutuskan untuk belanja ke toko pakaian.

"Ini kayaknya bajunya mahal-mahal deh bel cari tempat lain aja."

"Inu kemahal kalo buat kerudung doang."

"Jangan yang mahal-mahal cari tempatnya, harga pelajar aja gitu."

"Apalagi ini Abel, brand ternama yang pasti lebih mehong."

"Ih masa sandal jepit doang sampe 5 juta sih?!"

Oke cukup, Abel jadi memutuskan untuk ke H&M saja karena tak terlalu mahal dan menurutnya harganya masuk kantong.

"Kita mending beli di pasar aja gak sih lebih murah?" Celetuk Naila sejak tadi melihat baju bagus setelah melihat harganya dia taruh lagi.

Abel yang tak jauh dari tempat Naila mendengus mendengarnya. "Kali-kali Nai baju bermerk." Ujar Abel sambil mencari baju yang dia ingin.

"Disini gak ada baju muslimah ya?" Tanya Rosa.

"Gak ada kayaknya, paling itu ada toko khusus." Jawab Naila.

"Yaudah aku nanti aja deh bel." Ucap Rosa.

"Udah ambil aja, beda lagi kalo buat baju muslim." Ucap Abel. Mereka segera memilih yang sekiranya bisa di pakai saat keluar. Setelah selesai mereka segera membawa paper bag masing-masing sambil mencari toko yang menjual baju muslim.

"Beneran gapapa nih bel beli lagi?" Tanya Naila memastikan saat sedang mencoba salah satu baju muslimah

"Iya ambil aja sesuka lo." Ucap Abel tanpa peduli.

"Ini buat Abi, umi terus siapa yang belum ya?" Ucap Abel sambil berpikir

"Anak Gus gilang mau di kasih juga?" Tanya Sekar.

"Oh iya tinggal Bang Raka." Ucap Abel sambil memilih baju yang menurutnya pantas dengan keluarganya itu. Dengan warna yang beda-beda hanya yang sudah bersuami saja yang couple seperti Umi, Abi, Papa, Mama, Om Gilang dan Aunty Syifa saja.

Mereka melanjutkan memilih-milih baju penjaga yang melayani mereka pun merasa senang karena banyak baju yang akan terjual hari ini.

"Banyak banget Nai?" Ucap Rosa menatap tak percaya pada Naila.

"Ini buat Kaka, Abi sama umi aku terus yang ini buat temennya Abel."

"Kalian juga boleh milih buat keluarga kata Abel kapan lagikan di traktir." Ucap Naila sambil cengegesan.

"Beneran bel?" Tanya Sekar. Abel mengangguk, Rosa dan Sekar segera memilih untuk di berikan kepada keluarganya itu, setelah selesai dan membayar mereka segera menuju ke supermarket. Trolinya yang sudah penuh itu di titipan di tempat penitipan sebelum masuk, Rosa ragu karena takut ada barang yang hilang.

Sebelum di titipkan mereka menghitung jumlah paper bag terlebih dahulu lalu setelahnya troli di tutupin oleh kain penutup dan Abel segera berjalan mengambil troli lagi.

"Trolinya ambil satu lagi." Pinta Abel.

"Gak kebanyakan?" Tanya Rosa mengambil troli.

"Sekalian stok." Ucap Abel. Mereka segera memasuki pusat perbelanjaan itu.

"Oh iya buat yang nanti taro di kamar di bedain aja trolinya, soalnya umi nitip beberapa stok buat Ndalem." Ucap Abel mereka mengangguk mengerti Naila antusias melihat di perbolehkan memilih sesuka hati jadi dia ingin membawa beberapa makanan juga untuk keluarganya– sepertinya Naila tipe orang yang sayang keluarga.

Tak terasa saat melihat waktu sudah isya saja, walau masih berbelanja mereka bergantian menunggu di supermarket sambil mencari yang ingin di beli.

"Udah waktunya makan malam, mau makan dimana?" Ucap Abel sambil mendorong troli. Bukan hanya Abel saja tapi mereka bertiga juga masing-masing mendorong troli yang sudah terisi penuh oleh belanjaan.

"Makan di pinggir jalan aja kayaknya enak tuh." Ucap Naila

"Iya kayaknya enak kan makan pecel lele." Timpal Rosa.

"Tapi kan katanya Abel mau nyewa mobil?" Ujar Sekar.

"Oh iya ya." Gumam mereka hampir serentak.

"Berarti disini aja kan?" Tanya Abel

"Iya berarti disini, abis makan terus sholat dulu sebelum pulang biar gak keburu ketiduran pas udah sampe." Ucap Naila. Abel mengangguk dan segera berjalan menuju salah satu restoran tak lupa membungkus untuk keluarganya itu dan setelah selesai makan dan sholat mereka menuju salah satu tempat untuk keluar.

"Abel ngambil mobil dulu." Ucap Abel meminggirkan troli dan segera sedikit berlari ke arah lift.

Abel memarkirkan mobilnya di depan sebuah taksi, lalu Abel turun dari mobil setelah mematikan mesin mobil,

"Em permisi pak." Ucap Abel menegur salah satu seperti security disana.

"Ada yang bisa saya bantu mbak?" Ucapnya ramah.

"Kalo misalnya pakai taksi sampai ke kota sebelah bisa gak ya pak?" Ucap Abel.

"Sebentar ya Mbak saya tanyakan dulu." Ucapnya sopan, lalu memanggil salah satu supir taksi.

"Bisa mbak ke kota sebelah, cuma masalahnya ongkosnya bertambah." Ucap Security.

"Iya pak gapapa, buat bawa-bawain barang yang itu pak." Ucap Abel sambil melihat mereka bertiga yang berjalan menghampirinya.

"Nggih, kebetulan mobil bapaknya juga sedan." Ucap paruh baya itu.

"Lokasinya boleh di shareloc saja nggih." Lanjutnya lagi, Abel mengeluarkan hpnya dan meminta nomer bapak supirnya untuk di beri pada omnya untuk share location.

"Yang ini bener Mbak?" Tanyanya sambil menyodorkan hpnya itu. Abel mengangguk.

"Nggih pak." Lalu supir taksi itu segera membuka bagasinya dan melipat jok mobilnya sehingga barang bawaan mereka muat semua. Untuk boneka jumbo Naila membawanya ke mobil Abel karena bonekanya tak terlalu besar melebihinya.

"Gak kerasa ya cepet banget." Ucap Naila sambil memeluk boneka saat mobil berhenti di tempat mengembalikan karcis. Lalu Abel menjalankan mobilnya mengikuti taksi di depannya yang terus melaju.

"Abel buka atapnya dong." Ucap Naila saat melihat malam yang menurutnya indah di terangi lampu-lampu jalanan.

"Nanti masuk angin yang ada." Ucap Abel, Naila hanya mengangguk membenarkan takutnya malah sakit karena terkena angin malam. Mobil itu hanya terdengar suara sholawat yang terputar dari radio mereka sudah terlelap kecuali Abel yang masih tetap terjaga karena menyetir.

Abel melirik jam hpnya, 21.21 sudah jam segitu saat sampai di kota tempatnya singgah bentar lagi hampir sampai di pesantrennya.

Tin! Tin!

Abel menelakson mobilnya untuk memberitahu seolah dia datang, karena biasanya jam segini gerbang sudah terkunci. Mereka bertiga yang sedang tertidur sedikit tersentak.

"Eh kaget ya, sorry." Ucap Abel karena mendengar gerakan.

"Udah sampe ya?" Tanya Rosa sambil mengucek matanya yang mengantuk.

"Iya." Ucap Abel sambil menjalankan mobilnya setelah di bukakan mobil oleh salah satu keamanan dan Abel segera memarkirkan ke tempat semula.

"Kaka kenapa lama banget di jalannya?" Tanya Bang Raka sambil menghampiri Abel.

"Macet bang, emang jakarta doang yang macet." Balas Abel lalu ikut membantu mengeluarkan barang dari mobil.

"Banyak banget, kapan kelarnya?!" Ucap Raka tak habis pikir sambil terus mengeluarkan plastik-plastik.

"Tinggal turunin doang juga!" Ucap Abel sebal.

"Hah~" Raka menghela nafas lega setelah selesai membawa kebutuhan dari ke Ndalem.

"Nih pak, makasih ya!" Ucap Abel mengeluarkan uang cash dari tasnya itu.

"Aduh kebanyakan ini mbak." Ucap paruh baya itu menolak.

"Gak papa pak, rezeki ini gak boleh di tolak." Ucap Abel tetap kekeh memberi.

"Alhamdulillah, terimakasih nggih mbak, saya pamit pulang dulu matur suwun assalamualaikum." Ucapnya dengan haru

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh." Ucap mereka serempak, lalu paruh baya itu segera undur diri darisana.

"Tumben ka punya uang cash sampe satu juta." Ucap Raka heran.

"Sekalian ngambil, kan lagi butuh abang." Ujad Abel gemas. Lalu Abel membantu Omnya dan Raka yang membawa barang-barang, teman sekamarnya pun ikut membawa ke ndalem karena mereka ingin tidur di kamar Abel karena sudah terlalu lelah jika berjalan lagi ke asrama.

Setelah melihat anaknya yang sudah pulang Mama dan Papanya segera masuk ke kamar untuk tidur, mereka segera membersihkan diri dulu dan tak lama mereka tertidur dengan cepat karena terlalu lelah sete

oOo

Mereka terbangun saat di bangunkan oleh Mama Ayu saat ingin memasuki waktu subuh, Umi khansa tadinya ingin membangunkan untuk sholat tahajud namun melihat tidur mereka yang sangat lelap jadi urung membangunkan,

Mereka yang masih mengantuk segera mencuci muka dan mengambil wudhu untuk sholat ke majlis, untungnya disana terdapat mukenah yang memang sengaja di sediakan. Jadi mereka tak perlu harus ke asrama terlebih dahulu, mukenah Abel pun di Ndalem hanya satu karena sisanya dia taruh di asrama.

Entah karena ingin ada acara apa mereka jadi si liburkan mengaji terlebih dulu, mereka mengucap syukur dalam hati karena tak perlu menahan kantuk terus, Abel yang masih mengantuk dan ingin menidurkan dirinya sebentar pun malah kebablasan saat Bang Raka mengetuk pintu kamarnya di Ndalem.

Mereka bertiga yang ikut tertidur malah ikut terbangun mendengar ketukan pintu.

"Siapa?!" Ucap Abel.

"Ini Abang, cepet bangun udah siang ini terus sarapan!" Ucap Raka dengan sedikit berteriak.

"Iya ini udah bangun!" Ucap Abel. Setelah mengumpulkan nyawa mereka segera berjalan ke dapur Ndalem untuk mencuci muka saat melihat ke jendela cahaya sudah begitu terik. Abel menarik kursi di meja makan.

"Em bagus anak gadis bangun siang!" Seru Raka sambil bersidekap menatap Abel yang sedang minum air putih.

"Masih pagi ini loh." Ucap Abel.

"Yang lain pada kemana?" Lanjut Abel.

"Pada pergi, untung itu kamu mereka lagi ada urusan mendadak jadi gak bakal dapet siraman rohani." Ujar Raka.

"Rezeki anak sholeh." Ucap Abel tersenyum senang.

"Abang mau ke kamar dulu deh, jangan lupa sarapan terus mandi!" Ucap Raka sambil melenggang menuju kamarnya.

"Ne!" Balas Abel.

"Kita makan di asrama aja deh bel." Ucap Sekar tak enak karena makan di Ndalem.

"Gak papa kali, lagi gak pada ada ini." Ucap Abel santai sambil mengambil lauk yang dia bungkus kemarin itu dan sepertinya sudah di hangatkan, untuk belanjaanya pun mereka sudah pisahkan milik mereka di taruh di ruang tamu.

Lalu mereka segera sarapan dan melakukan ritual mandinya dengan cepat untuk segera ke asrama dan membereskan barang-barangnya itu.

oOo

"Abang Kaka bawain barang-barang ke asrama dulu ya!." Teriak Abel pada Bang Raka.

"Iya!" Jawabnya ikut berteriak, kalau sedang ada orang tuanya mana berani dia ikut berteriak. Namun jika Abel dia hanya tak berteriak saat ada Om Gavin saja, takut di ceramahin lagi.

"Ini kan lumayan banyak jadi kayaknya beberapa balik deh." Ucap Rosa.

"Bawain hadiah dulu ya!" Ucap Naila semangat mengambil beberapa plastik hadiah, di angguki mereka lalu mereka berjalan menuju asrama dan meninggalkan pintu Ndalem yang terbuka tanpa takut ada pencuri.

Saat berjalan beriringan menuju asrama tak ayal mereka jadi pusat perhatian, karena membawa banyak barang di tangannya.

Mereka hanya tersenyum saja melihat itu dan terus berjalan cepat karena masih banyak barang di Ndalem. Naila yang tadinya semangat kita berjalan dengan lesu.

"Banyak banget sih barangnya." Ucapnya kesal.

"Mending beli minum dulu disitu." Ucap Abel sambil berjalan ke gerbang yang terbuka dan ada beberapa pedagang yang berjualan disana walau hanya beberapa waktu saja pedagang di izinkan berjualan.

"Bu pop ice strawberry 1 ya." Ucap Abel.

"Aku cokelat." Ucap Sekar.

"Nai mau em apa ya–rasa vanila blue!" Ucap Naila antusias.

"Aku cappucino aja deh." Lanjut Rosa. Penjual itu mengangguk.

"Nggih ning sebentar ya!" Ucapnya.

Abel menghela nafas jengah, entah para pedagang tau darimana kalau dia Ning, Abel pun telah memberitau tak usah memanggilnya dengan embel-embel Ning namun mereka tetap memanggilnya Ning jadi Abel tak bisa berkata apapun lagi.

"Abel kenapa sih gak mau di panggil ning?" Tanya Naila heran.

"Karena nama gue Abel bukan Ning." Celetuk Abel.

"Iya juga ya." Ucap Naila mengangguk setuju. Abel memutar bola matanya malas mendengar itu.

"Eh tapi kan Ning itu panggilan tau!" Ujar Naila tak terima.

"Ya emang."

"Terus kenapa gak mau, padahal orang lain tuh mau di panggil gitu!." Ucap Naila.

"Gue engga, lo aja." Ucap Abel malas. Naila mengerucutkan bibirnya sebal.

"Nai juga gak mau," Sanggah Naila.

"Yaudah kalo gitu gue juga engga mau!" Jawab Abel. Naila menghela nafas lelah.

"Iya terserah, tapi kalo orang tetap mau manggilnya ning biarin aja!" Ucap Naila. Abel hanya mengiyakan saja sebelum Naila terus berkata lebih lanjut.

"Ini sudah jadi ning." Ucap penjual itu.

"Jadi berapa bu semua?" Tanya Abel.

"Jadi 12ribu." Ucapnya. Abel mengangguk mengeluarkan uang 15 ribu dari kantongnya.

"Makasih ya bu." Ucap Abel langsung melenggang tanpa menunggu kembalian. Naila yang merasa di tinggal pun segera mengejar Abel.

"Ambil aja bu." Ucap Sekar ramah lalu melenggang mengikuti Abel yang menuju Ndalem untuk mengambil barang yang belum terambil.

"Nai bawa boneka jumbonya aja ya!" Ucapnya antusias, karena hanya sisa beberapa paper bag saja.

Naila membawa 2 boneka dan Abel membawa 1 boneka dan 2 paper bag barangnya di tangan kanannya, Sekar dan Rosa juga membawa paper bagnya. Barang milik Naila sudah di bawa olehnya terlebih dahulu jadi tinggal boneka jumbo saja.

Mereka pun telah menghabiskan minumannya lantaran haus. Saat berjalan banyak santri dan satriwati yang berlalu lalang jadi mereka pasti akan melihat ke empat orang itu yang terus bolak balik membawa barang dari Ndalem ke asrama. Apalagi melihat paper bag yang mereka bawa adalah brand terkenal dan yang pasti nguras kantong.

"Waktunya rapih-rapih!" Ucap Naila semangat lalu setelahnya menumpuk boneka yang dari mesin capit menjadi satu.

Mereka bertiga yang melihat hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja melihat keantusiasan Naila, lalu ikut membereskan barang masing-masing terlebih dulu setelahnya baru belanjaan dari supermarket dan menatanya di rak yang telah tersedia banyak makanan sejak ada Abel, rak sebargunanya pun Abel yang membeli untuk menyimpan stok apapun.

oOo

"Abel ini gapapa cokelatnya di bagi-bagi?" Tanya Naila masih ragu, entah ke berapa kalinya dia bertanya. Abel menghela nafas lelah.

"Iya Nai bagiin aja, terus buat apa kemarin beli sebanyak itu kalo buat makan sendiri?" Ucap Abel jengah Naila terus bertanya hal yang sama.

"Yaudah soalnya aku mau iketin nih!" Ucap Naila, Abel hanya berdehem untuk merespon.

"Yey!" Ucap Naila sumringah, lalu mengambil boneka yang telah di pisahkan untuk di bagi-bagi dan beberapa kotak cokelat silverqueen untuk di beri juga dengan boneka, hanya satu cokelat, satu boneka untuk satu orang di bagikan hanya ke teman kelas saja.

"Kamu yakin mau di bagiin?" Tanya Rosa. Naila mengangguk semangat.

"Iya bonekanya kebanyakan juga, aku sih ambilnya yang boneka jumbo sama mainan yang dari hadiah tiket aja." Ucap Naila

"Boneka kalian gapapakan di kasih juga?" Lanjut Naila baru bertanya.

"Menurut lo kalo gak di bolehin kenapa dari tadi gak ada yang protes?" Tanya Abel sebal. Naila hanya cengegesan saja sambil terus mengingat boneka dan cokelat dengan pita, karena sudah membereskan barang-barang yang lain hanya tinggal membereskan ini saja.

"Lagian hadiah dari tiket juga banyak kok." Ucap Rosa. Naila mengangguk setuju.

"Ini kayaknya ada 100 lebih deh." Ucap Naila sambil melihat banyaknya boneka yang menumpuk menunggu untuk di ikat.

"Baru sadar?" Tanya Sekar tak percaya.

"Berarti bisa di bagi-bagiin ke yang lain juga kan?!" Tanya Naila antusias. Mereka mengangguk.

"Nanti ustazah yang ngajar kelas sore hari ini juga di kasih, terus risma sama karin juga di kasih, terus tetangga asrama kita di kasih terus–."

"Iya semuanya aja di kasih." Abel memotong omongan Naila cepat.

"Nah iya kalo muat!" Ucap Naila senang terus mengikat dengan cepat.

Mereka terus mengikat sambil terus mendengarkan cerita Naila saat di mall kemarin dan sesekali menimpalinya, karena di kerjakan oleh 4 orang mengikat boneka jadi lebih cepat lalu memasukkanya pada plastik besar dengan hati-hati karena takut cokelatnya terlepas, untuk di bagikan nanti saat kelas sore.

🔹🔹🔹

Bersambung...

Spam love biru dulu yuk sebelum ke part selanjutnya💙

繼續閱讀

You'll Also Like

755K 36K 41
seorang gus yang menikah dengan teman masa kecilnya,yang sudah ia anggap seperti adik sendiri disebabkan karna masih terikat hubungan kekeluargaan,🌹...
4M 418K 96
GA FOLLOW, GA USAH BACA ! "Pakai malam pertama ngga nih ?" ucap Saras enteng. "Kan kamu sendiri yang bilang kalau anak sekolah belum boleh gituan" ba...
123K 12.2K 46
Spin-off Takdirku Kamu 1 & 2 | Romance - Islami Shabira Deiren Umzey, dia berhasil memenangkan pria yang dicintainya meski dengan intrik perjodohan...
44.7K 3.1K 42
"kamu kim taehyung kan?" . . . Ini tentang aku yang ingin mengejar cita cita ku di korea selatan dan tanpa sengaja bertemu seorang yang sangat berart...