ARGARA: Cold Husband [ END ]

By gitaaam

2.5M 71.3K 3.4K

[ SEBELUM BACA DIHARAPKAN UNTUK FOLLOW AKUN AKU TERLEBIH DAHULU ] Argara Delvin Wijaya, seorang remaja laki... More

ζ Chapter 1
ζ Chapter 2
ζ Chapter 3
ζ Chapter 4
ζ Chapter 5
ζ Chapter 6
ζ Chapter 7
ζ Chapter 8
ζ Chapter 9
ζ Chapter 10
ζ Chapter 11
ζ Chapter 13
ζ Chapter 14
ζ Chapter 15
ζ Chapter 16
ζ Chapter 17
ζ Chapter 18
ζ Chapter 19
ζ Chapter 20
ζ Chapter 21
ζ Chapter 22
ζ Chapter 23
ζ Chapter 24
ζ Chapter 25
ζ Chapter 26
ζ Chapter 27
ζ Chapter 28
ζ Chapter 29
ζ Chapter 30
ζ Chapter 31
ζ Chapter 32
ζ Chapter 33
ζ Chapter 34
ζ Chapter 35
ζ Chapter 36
ζ Chapter 37
ζ Chapter 38
ζ Chapter 39
ζ Chapter 40
ζ Chapter 41
ζ Chapter 42
ζ Chapter 43
ζ Chapter 44
ζ Chapter 45
ζ Chapter 46
ζ Chapter 47
ζ Chapter 48
ζ Chapter 49
ζ Chapter 50
ζ Chapter 51
ζ Chapter 52
ζ Chapter 53
ζ Chapter 54
ζ Chapter 55
ζ Chapter 56
ζ Chapter 57
ζ Chapter 58
ζ Chapter 59
ζ Chapter 60
ζ Chapter 61
ζ Chapter 62
EKSTRA CHAPTER: 1
EXTRA CHAPTER: 2

ζ Chapter 12

42.4K 1.3K 22
By gitaaam

A: CH
Haloo bestiee, makasih udah mau bertahan dicerita Argara sampai chapter ini 😩





[12] Lamaran atau Tunangan?

[ H A P P Y  R E A D I N G ]

***

"Argara?!" mata Anara membulat sempurna saat melihat Argara berada dirumahnya.

"Kamu udah kenal sama nak Argara toh?" tanya Alya sambil menyenggol lengan Anara.

Anara tersadar dan menoleh ke Mama-nya. "Ah satu sekolah Ma," jawab Anara.

"Bagus dong kalau gitu," ucap wanita yang menurut Anara adalah Ibu-nya Argara.

"Ayo duduk dulu Anara," ucap Arka.

Anara mengangguk dan duduk ditengah-tengah Arka dan Aliya.

"Ehm, jadi Om dan Papa kamu sudah sepakat akan menjodohkan kamu dan Argara, kamu sudah tau kan Anara?" tanya Bagas memulai pembicaraan.

Anara melihat ke Argara yang ternyata sedang menatapnya, buru-buru Anara mengalihkan pandangannya ke bawah dan mengangguk pelan.

"Iya Om, Anara udah tau."

Bagas mengangguk dan menoleh ke Argara. "Ga, ngomong dong kamu, kan kamu yang mau lamaran," suruh Ayah-nya.

Argara menoleh ke Ayah-nya dengan pandangan bingung. "Ngomong gimana, Yah? Kan Argara baru kali ini lamaran, jadi gak ada pengalaman," ucap Argara dengan suara pulan.

Bagas menghela nafas. "Terserah kamu deh ngomong gimana, tapi jangan sampai bikin malu Ayah," ucap Bagas.

Percakapan antara Ayah dan anak itu tak luput dari pendangan keluarga Arka, rasanya pandangan didepan itu sangat lucu, apalagi bagi Anara, melihat Argara dengan raut wajah bingung dan ringisan akibat ucapan Ayah-nya, rasanya sangat berbeda Argara yang disekolah dengan Argara didepannya.

"Jadi gini Om, kedatangan saya dan keluarga kesini untuk melamar putri Om, Anara, untuk menjadi istri saya," ucap Argara yakin ke Raka.

Ucapan Argara itu sangat berdampak bagi Anara, jantung Anara sudah berjoget didalam.

"Kamu serius ingin melamar anak saya?" ucap Raka dengan tatapan serius.

Argara meneguk ludahnya. "Iya Om, saya serius ingin melamar anak Om," ucap Argara meyakinkan.

Raka mengangguk-an kepalanya. "Gimana Anara, kamu mau nerima gak? Keputusan ada ditangan kamu," ucap Arka.

"Hah?" Anara bingung mau jawab apa, kan orangtuanya sudah tau dia ingin menerima perjodohan ini, tapi kenapa harus Anara yang jawab, bukan Papa atau Mama nya saja?

"Bisa Anara pikirin dulu gak, Pa? T–tapi ntar Anara jawab deh," ucap Anara.

"Boleh," ucap Raka tersenyum, membuat Anara sedikit tenang.

"Om, Tante, Anara permisi dulu ingin ke taman," ijin Anara yang diangguki oleh Bagas dan Clarissa. "Emm, Argara, bisa ikut gue gak?" tanya Anara ke Argara dengan ragu

Aragara yang merasa dipanggil menoleh ke Anara dan menoleh ke anggota keluarga nya. Mendapati anggukan dari anggota keluarga nya, Argara mengikuti Anara dari belakang.

Sesampainya ditaman belakang, Aanra duduk di ayunan dan diikuti Argara.

"Lo nerima perjodohan ini?" tanya Anara tanpa mengalihkan pandangannya dari kakinya.

"Hm," deheman Argara itu artinya iya menurut Anara.

"Kenapa?" tanya Anara sambil menoleh ke Argara.

"Bayar hutang bokap gue ke bokap lo," ucap Argara.

Anara mengernyit kan dahinya. "Hutang?"

Argara melihat Anara yang kebingungan, 'sepertinya Anara gak tau masalah hutang-piutang'

"Iya."

Anara mengangguk mendengar jawaban singkat dari Argara, walaupun dia masih kepo tentang hutang itu.

"Kenapa? Lo mau nolak?" tanya balik Argara.

Pertanyaan Argara itu makin membuat Anara bingung.

"Gak tau, gue juga bingung," jawab Anara sambil mengedikkan bahunya.

Argara mengangguk paham.
"Terima aja sih, hitung-hitung nolongin bokap gue lunasin hutangnya."

"Emang hutangnya banyak?" tanya Anara.

"Nominalnya gak akan ada dibayangan lo," ujar Argara santai.

Anara mengangguk.
"Oke gue terima perjodohan ini, bantu orang dapet pahala."

Argar mengangguk. "Makasih," ucap Argara.

"Wah, lo bilang 'makasih' ke gue?!" heboh Anara. "Oke gue terima ucapan makasih lo, jarang-jarang kayaknya lo ngucapin makasih," sambung Anara dengan kekehan pelan.

Argara menoleh ke Anara dengan alis terangkat satu. Sebegitu pengaruhnya ucapan makasih gue?

"Gue juga manusia kali," balas Argara.

"Tapi ntar gue mau buat perjanjian deh," ucap Anara tiba-tiba.

"Apa?"

"Setelah nikah, gue mau kita pisah kamar, terus emm apa ya? Itu aja deh dulu point' pertama," ucap Anara.

Argara mengangguk.

"Deal?" Anara menyodorkan telapak tangannya ke Aragara.

"Deal!" Argara menyambut rekapan tangan Anara.

"Udahlah, ayok masuk, ntar mereka nungguin nya kelamaan," Anara bangkit dari duduknya.

Mereka berdua pun berjalan ke ruang tamu, tapi tak melihat keluarga mereka.

"Mereka kemana?" tanya Antara ke Argara yang dibelakangnya.

Aragara hanya mengangkat bahunya tanda tak tahu.

Pendengaran Anara dan Argara mendengar suara tawa dari arah dapur. Anara dan Argara langsung berjalan ke arah dapur.

"Anara cariin diruang tamu gak ada, rupanya lagi di sini toh," ucap Anara.

"Eh udah siap diskusinya, sini-sini duduk," ucap Alya.

Argara mengambil tepat duduk disamping Ayah-nya yang berhadapan langsung dengan Anara.

"Keputusan kam—"

"Udah masalah itu nanti aja, sekarang makan dulu," Raka memotong pembicaraan Argara.

Argara mengangguk dan mereka makan dengan khidmat.

"Jadi keputusan kalian gimana?" tanya Clarissa sesudah selesai makan.

"Ehm, keputusan kita, kita nerima perjodohan ini, dan Anara juga nerima lamaran Arga," ucap Argara yang membuat semuanya tersenyum.

"Alhamdulilah," orang tua mereka berucap serentak.

"Ini Bang, gas aja kasih langsung cincinnya," terlihat Bagas mengeluarkan sebuah kotak dari balik saku jas-nya.

Argara menatap bingung ke Ayah-nya yang terlalu excited.

Jadi mau tak mau Argara menyematkan cincin itu dijari manis Anara.

Setelah itu, dengan tangan gemetar, Anara juga menyematkan cincin dijari manis Argara, dan terdengar suara tepukan tangan.

"Akhirnya kita besanan!" seru Aliya ke Clarissa senang.

"Iya, gak nyangka ya," balas Clarissa dengan tersenyum juga.

"Hai calon kakak ipar, gue Naresha adek bang Arga," ucap Naresha ke Anara.

Anata menoleh dan tersenyum ke Naresha. "Halo Naresha, gue Anara,"

"Gak nyangka deh punya kakak ipar secantik kakak," ucap Naresha dengan mata berbinar.

"Hehehe bisa aja, Naresha juga cantik kok. "

"Serius deh Kak, daridulu gue kepingin punya kakak perempuan, eh  malah bang Arga, gak enak banget jadi adeknya. Setiap hari ngajak ribut mulu," curhat Naresha dengan muka cemberut. "Tapi kan nanti gue udah punya kakak ipar, jadi nanti misalnya kakak udah nikah sama abang, ntar kita ke mall bareng ya Kak!" sambung Naresha antusias.

Anara mengangguk sambil tersenyum. "Iya Naresha."

"Anara," panggil Clarissa.

Anara menoleh. "Iya tante?"

"Jangan panggil tante dong sayang, panggil Bunda aja, sama manggil Ayah jangan om ya," ucap Clarissa.

"Iya Bunda," jawab Anara sambil tersenyum.

"Pinter." Clarissa mengacungkan jempol.

"Anara," panggil Bagas.

"Iya, Yah?"

"Kamu dan Arga akan menikah saat liburan semester nanti, kamu baru tau itu kan?" ucap Bagas ke Anara.

Anara mengangguk. "Iya, Anara kira nikahnya habis kuliah," ucap Antara dengan muka lugu.

"Ya enggak lah sayang, kelamaan, Bunda udah gak sabar pengen nimang cucu," ucap Clarissa seperti tak ada beban.

Anara yang mendengar ucapan Clarissa mendadak jadi kikuk.

"Bunda!" tegur Argara.

To be continued.....





info: aku gatau di chapter ini Anara dan Argara tunangan atau lamaran, soalnya belum ada pengalaman hehe. Jadi maaf ya kalau salah ^^
___________________________________

•Jangan lupa tinggalin jejak vote dan komen sesudah bacaa ℘

•Komen 'next' disini ➛

•See you in the next chapter ᥫ᭡

•Jangan lupa untuk follow akun instagram aku ya @gitaaam_wp untuk melihat sekilas tentang Argara & Anara sekawan, yang mau follback-an bisa dm

Continue Reading

You'll Also Like

3.4M 212K 45
Hanya Aira Aletta yang mampu menghadapi keras kepala, keegoisan dan kegalakkan Mahesa Cassius Mogens. "Enak banget kayanya sampai gak mau bagi ke gu...
527K 40.1K 46
"Seru juga. Udah selesai dramanya, sayang?" "You look so scared, baby. What's going on?" "Hai, Lui. Finally, we meet, yeah." "Calm down, L. Mereka cu...
28.4K 1.9K 18
Judul awal Nikah Dini Langit Arsenio William, memiliki wajah yang tampan dan tentunya idaman para kaum hawa. Seorang siswa dari sekolah favorit yaitu...
2.4M 133K 44
Tentang perjodohan dan juga luka. ~~~ Menikah dengan kakak kelas yang selama ini di cintainya sama sekali tidak membuat Rea bahagia. Rea pikir perjod...