ALVIVA (END)

By Kagaminetiv

1M 82K 23.1K

Sebuah perjodohan yang membuat Alvian dan Adiva harus terikat hubungan pernikahan tidak berjalan mulus. Fakta... More

Prolog 🌷
1. Undangan Pernikahan dari Pacar 🌷
2. Arabelle Pulang 🌷
3. Manusia Bertopeng Dua + Cast 🌷
4. Masa Lalu 🌷
5. Di rumah Alvian 🌷
6. Diari Vivian 🌷
7. Tandai Adiva 🌷
8. Keributan dan Pembelaan 🌷
10. Isi Diari Vivian 🌷
Visual + Latar Belakang Tokoh 🌷
11. Pemakaman + Kuis ber-uang 🌷
12. Balikan? 🌷
13. Ketakutan 🌷
14. Dalang Kejahatan 🌷
15. Psikolog 🌷
16. Cie ... Nyariin 🌷
17. Kartu Kuning 🌷
18. Adu basket 🌷
19. Kecewa 🌷
20. Razia 🌷
21. Curahan Hati 🌷
22. Hukuman 🌷
23. Amnesia? 🌷
24. Ancaman? 🌷
25. Pindah? 🌷
26. Ambang Penyesalan 🌷
27. Penyesalan 🌷
28. Kritis 🌷
29. Harapan Hidup? 🌷
30. Hamil? 🌷
31. Penyakit 🌷
32. Adiva Menghilang! 🌷
33. Kerusakan Mental 🌷
Haiii
34. Kehilangan Masa Depan 🌷
35. Titik Terang 🌷
36. Mencari Bukti 🌷
37. Bersemi 🌷
38. Sebuah Janji & Pesta Ultah 🌷
39. Hari Donor 🌷
40. Keberadaan Dira 🌷
41. Boleh Peluk Aku?🌷
42. Cerai? 🌹
43. Epilog
Pecinta Mistery/Thriller Merapat!
Info Terbit
Open PO

9. Leo Samudera Oktofernandus 🌷

20.4K 2.1K 557
By Kagaminetiv

Intermezzo kali ini kita main game sambung cerita yuk. Siapa tau bisa jadi satu cerita novel.

Aku kasih pembukaan, kalian sambungi di kolom komentar, ya. Nanti orang berikutnya sambungi dari komentar atas.

Permainan dimulai

👇👇

Pada suatu hari, di sebuah rumah beralas kayu tinggal seorang laki-laki bernama ....

☝️☝️

Lanjutin pakai satu kalimat.

🌷🌷🌷

Oke. Sebelum mulai baca, budayakan tekan bintang dan kalau baik hati bantu komen di setiap paragraf, ya.

Makasih cantik 😉

🌷🌷🌷

"Kenangan buruk lebih baik dilupakan aja - ALVIVA"

🌷🌷🌷

"Lo gapapa?" tanya cowok berhidung mancung itu.

Seolah bumi berhenti berputar. Hening. Mereka saling bertatapan seper sekian detik, Adiva menangkap raut wajah khawatir yang tersirat jelas di laki berhidung mancung itu. Adiva spontan menggeleng cepat supaya cowok itu tenang.

"Bagus." Laki itu kembali membuka suara dengan datar. Ia membantu Adiva untuk berdiri tegak kemudian merapikan rambut Adiva yang sempat acak-acakan tadi dengan jemarinya. "Pergi yuk?"

Alvian yang berdiri di hadapan mereka spontan mencak-mencak melihat Leo merapikan rambut Adiva. Bukan karena cemburu, tapi menurut Alvian, Adiva tidak pantas diperlakukan baik seperti itu! "Gak boleh!"

Tatapan Leo spontan beralih ke sumber suara. "Bukannya tadi lo usir dia? Kalau gitu, gue bawa pergi."

Usai mengucapkan itu, Leo melepaskan jaket hitam yang ia pakai dan mengikatnya di pinggang Adiva. "Maaf, ya, biar lo nurut."

Adiva mengerutkan kening bingung dan detik berikutnya, tubuh Adiva telah diangkat Leo ala pikul karung beras. "GYAAA!" jerit Adiva. Shockkkk.

Seisi kantin juga tak kalah kaget, pasalnya Leo yang selalu cuek sama lingkungan sekitar, kali ini bisa-bisanya melibatkan diri dalam urusan Adiva dan Alvian.

Bahkan, dengan pekanya memakaikan Adiva jaket sebelum tubuh Adiva diangkat. Alhasil rok abu Adiva yang ketarik, tidak menampilkan bagian pahanya karena telah tertutup oleh jaket Leo.

Sama halnya dengan Alvian. Mulut cowok itu menganga lebar. Ia enggak nyangka teman nge-band-nya itu membawa pergi Adiva. Rahang Alvian seketika mengeras. "Cowok sok pahlawan dan cewek ganjen," gerutunya kemudian menendang kaki kursi dengan kasar.

🌷🌷🌷

"AA TURUNIN! MALU! TURUNIN!" teriak Adiva sembari memukul-mukul punggung Leo. Wajah Adiva memerah. Adegan dia dipikul Leo, menjadi tontonan publik. Hal ini cukup membuat Adiva ingin gali lubang dan sembunyi segera. Malu gengs.

"Sabar." Baritone cowok itu menyapa setelah dari tadi diam. Ia maju beberapa langkah dan langkahnya berhenti. "Kita udah sampai."

Adiva mendongak dan mendapati dirinya telah tiba di depan ruang band. Markas milik band ALEPOO.

Leo Samudera Oktofernandus, yang menjabat sebagai ketua dari band ALEPOO tentu memiliki kunci dari ruang tersebut. Leo membuka pintu dengan kunci yang ia rogoh dari saku celana. Tiba di dalam, barulah Adiva diturunkan.

"Kamu bikin aku kaget aja, tiba-tiba diangkat begitu!" protes Adiva begitu turun. Cewek itu melepas jaket dan mengembalikannya ke Leo. "Namamu Leo, kan? Anak IPS yang sekelas sama Belle dan Willy?"

Leo hanya mengangguk datar.

Satu sekolahan sekian lama, rasanya Leo dan Adiva baru pertama kali ngobrol. Dan, Adiva sudah bisa tebak jika Leo adalah lelaki tampan yang dingin dan tidak punya banyak ekspresi.

Hal itu membuat Adiva mengurungkan niatnya untuk bertanya kenapa Leo membantunya ketika di kantin tadi.

"Gue gak betah lihat cowok kasar ke cewek. Cewek itu hakikatnya dilindungi, bukan dikasarin," ucap Leo seperti tahu kebingungan yang tersirat di raut wajah Adiva.

"Alvian gak kasar, kok, sebenarnya. Mulutnya aja yang kadang susah dikontrol," bela Adiva membuat Leo mendiamkannya.

Cowok itu membuka AC kemudian mendaratkan bokong ke sofa dan memainkan ponselnya.

Sementara mata Adiva menyapu sekitar. Baru pertama kali ia ke sini.  Ruang eksklusif milik ALEPOO tergolong rapi dan bersih walaupun penghuninya cowok semua.

Beragam foto musisi legend mulai dari Michael Jackson, Bob Marley, Elves Pesley, Britney Spears, Celine Dion tergantung di dinding.

Lalu, di tengah sana, diapit oleh foto presiden dan wakil presiden ada logo besar ALEPOO. Dengan tagline music calms anxiety.

Semua terlihat nyaman dan bagus. Cukup simple dan menarik, tapi sayangnya, ada sesuatu yang cukup mengganggu pemandangan. Mata Adiva tertuju kepada puntung rokok di dalam asbak. Cowok-cowok suka ngerokok di sini rupanya?

Adiva jadi tergiur untuk ngerokok. Eh, tidak. Adiva sudah berjanji kepada dirinya sendiri untuk tidak merokok lagi. Ya, walaupun semalam dia ngerokok gara-gara Alvian. Mari lupakan hal itu.

Adiva kembali fokus sama isi ruangan. Sebuah piano besar Yamaha putih yang diidamkan Adiva sejak tahun lalu tampak menggiurkan.

Adiva reflek duduk di depan piano dengan mata berbinar. "Boleh pinjem?"

"Pakai."

Adiva sumringah. Jari-jari lentiknya mulai menari di atas tuts-tus hitam putih. Menciptakan instrumen menenangkan dari lagu River Flows in You.

Irama piano membuat tangan Leo tergerak. Cowok itu meraih piano yang bersender di sebelahnya. Ia mulai memetik gitar untuk bergabung dengan permainan Adiva. Kedua itu tampak terlarut dengan dunia musik hingga tiba-tiba seseorang datang dan mendobrak pintu.

"Jantung gue!" Tio tampak ngos-ngosan sembari mengelus dada di ambang pintu.

Leo melirik jam di layar ponsel yang terletak di atas sofa. "Hm. Waktu lo sisa 10 detik lagi," ucap Leo datar.

"Iya, sabar kek! Gue member ALEPOO atau babu lo, sih?!"

"7 detik lagi."

"Astajim susah banget hidup gue," keluh Tio. Lelaki kerempeng itu buru-buru masuk ke dalam ruangan, menaruh sekotak nasi goreng dan juga sebotol fanta merah di hadapan Adiva.

"Maksudnya?" Adiva tampak kebingungan.

"Bos Leo nyuruh gue beliin lo makan minum dalam waktu 5 menit. Gila. Lo tau gak, sih? Gue ampe buru-buruin Mak Jingga suruh dia cepat masaknya. Tau dah nasi gorengnya mateng apa nggak!" seru Tio kemudian mengambil duduk di sebelah Leo.

Adiva mengangguk tanda paham. Tadi Adiva memang lihat Leo lagi main ponsel ternyata buat mengirim chat ke Tio.

"Kenapa belinya fanta? Gak sehat," ucap Leo buru-buru berdiri dan merebut fanta itu, menunjuk ke arah Tio.

"Panta minum kesukaan gue tau. Gue pikir Adipa juga suka," balas Tio yang kesusahan ngomong 'F' dan 'V'.

"Beli lagi minuman yang lain. Pocari misalnya," kata Leo memberi ide.

"Pocari di sini ada." Tio mengambil pocari dari kulkas mini kemudian memberi ke Adiva. Lalu, duduk kembali di sofa.

Leo tampak puas dengan hasilnya. Cowok itu meminta Adiva untuk segera makan. "Lo makan di sofa."

Adiva menggeleng ragu. "Um ... aku makan di ke--"

"Lo geser, Tio," potong Leo.

"Hah? Baru juga gue duduk. Mager tau harus pindah," keluh Tio masih enggan beranjak dari sofa. Tio mengelus-elus barang empuk itu. "Sopaku sayang juga enggak mau ditinggal Tio ganteng, kan?" tanya cowok itu agak dramatis.

"Geser gak?!" Leo menatap Tio penuh intimidasi.

"Iya, iya. Ampun Bang Jago." Tio buru-buru beranjak berdiri. Kini sofa telah kosong seutuhnya.

Tio menepuk-nepuk sofa supaya tidak panas kemudian mempersilakan Adiva duduk. "Silakan ... Adipa Tuan Putri."

Adiva menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Makasih, Leo dan Tio. Aku makan di kelas aja, gapapa. Dan, nasi gorengnya berapa? Aku mau ba--"

"Eh, gak usah, Tuan Putri," potong Tio cepat. "Leo mau bayar katanya."

Tanpa diminta, Leo pun segera mengeluarkan selembar uang merah dan menyodorkannya ke Tio.

"Kembaliannya gimana?"

"Ambil."

"Yipieeee tenyata enak banget jadi babu. Asikkk uang ini bisa beliin whiskas buat kucing buaya gue," sahut Tio girang sembari cium uang merah itu. Cowok itu kemudian menyimpan uang ke dalam dompetnya dengan wajah sumringah. "Eh, gue pergi, ya. Tadi makan gue baru setengah."

Leo hanya mengangguk kecil. Tio melenggang pergi. Kini tersisa kembali Leo dan Adiva.

"Aku juga harus pergi. A--"

"Makan sini aja," potong Leo cepat.

Adiva menggeleng. "Orang-orang udah pada tau aku sama Alvi tunangan. Aku enggak mau orang-orang salah paham, apalagi kita berdua di ruangan tertutup gini."

Adiva beranjak berdiri dan menaruh selembar uang hijau. "Aku bayar nasi gorengku. Makasih banyak, Leo."

"Hm. Ok. Anytime kalau lo mau main piano, datang aja gapapa."

Adiva hanya memberi anggukan kemudian hendak meninggalkan ruangan, tapi Leo memanggil namanya.

"Adiva."

"Ya?" Adiva membalikkan badan. Agak kaget sebenarnya, karena Leo menghapal namanya.

"Hm." Leo ragu untuk bertanya, tapi pertanyaan ini cukup mengganggu pikirannya.

"Kenapa, Leo?"

"Hm. Are you okay?"

Pertanyaan Leo membuat dahi Adiva bergaris sejenak kemudian netral. "Yeah. I am okay. Kenapa tiba-tiba tanya begitu?"


"Hm. Lupakan." Kayaknya cuma gue yang pikirin soal kolong jembatan, lanjut Leo dalam batin.

Adiva mengangguk. Tidak penting juga pikirnya. Cewek itu kemudian berpamit sembari melambaikan tangan dengan senyuman. "Duluan, ya."

Leo menyaksikan kepergian Adiva sambil bergumam, "hm. Lo udah sembuh."

🌷🌷🌷🌷🌷

ALEPOO itu band ala-ala indie gitu, yak. Leo ketuanya.

Membernya ada:
- Alvian (drummer)
- Leo (gitaris + vokalist)
- Popo (pemain keyboard
- Tio (penulis lirik lagu a.k.a. babu)

Ada yang mau diomongin ke mereka di part ini?
Adiva Alfatunisa

Alvian Indomartin

Leo Samudera Oktofernandus

Tio Pamungkas

BTW, aku pengen ngadain giveaway bagi2 novel gratis syaratnya harus posting video tentang ALVIVA di tik-tok. Pada mau ikutan gak? *tes ombak dulu*

Okeyyy.
Mau next gak?
150 komen next boleh ndak? 😗

Spam nextnya di sini 👐

Continue Reading

You'll Also Like

10.6M 690K 29
Mari follow terlebih dahulu πŸ’‹ *** Leyla termangu sesaat. Sebuah pistol di todongkan tepat di keningnya. "Masih mau bermain-main, hm?" Yang di tanya...
ALGRAFI By Liana

Teen Fiction

33.9M 2.7M 72
[SUDAH DI FILMKAN] Berawal dari keinginan bocah laki-laki berusia 7 tahun bernama Algrafi Zayyan Danadyaksa yang merasa harus melindungi sahabat keci...