Uhuuiiii author comeback lagi, terima kasih sudah menunggu
Happy Reading...
1 tahun kemudian
Setahun telah berlalu sejak pertemuan sepintas Kaisar Ryu dan Anxin dan sudah setahun juga kaisar Ryu hidup dalam kesepian dan sikap dinginnya.
"Bagaimana apa kau menemukannya?" Ucap kaisar Ryu.
"Hamba belum menemukan apapun yang mulia!" Mendengar hal itu tangannya kaisar Ryu terkepal kuat memperlihatkan urat nadinya.
Zhen yang mendapati isyarat untuk pergi langsung melaksanakannya, meninggalkan Kaisar Ryu di ruangannya sendirian.
Tak selang beberapa lama pintunya kembali terbuka memperlihatkan wajah Liu Ying yang tampak tersenyum, namun seperti biasa tak pernah mendapatkan balasan.
"Ada apa kau kemari ratu?" Tanya kaisar Ryu tanpa basa-basi.
"Yang mulia sebentar lagi istana akan melakukan perekrutan pelayan, seperti yang anda ketahui sudah banyak pelayan istana yang tua yang sudah diberhentikan, sehingga kita membutuhkan pelayan baru yang kompeten!" Jelas Liu Ying
Kaisar tanpak menyimak dan akhirnya mengeluarkan suara "lakukan apa yang menurutmu perlu, aku percayakan ini padamu!" Balas kaisar Ryu tetap dengan nada datarnya.
"Baik yang mulia! Hamba kan segera membuat pengumuman" selepas mengatakan itu Liu YIng pamit undur diri.
###___
Anxin sedang berjala di area pasar memilah dan membeli bahan yang di suruhkan oleh ibunya, namun pandangan mata tertuju pada kerumunan warga, karena penasaran ia pun melangkahkan kakinya menuju kerumunan.
"Apa itu?" Gamam Anxin.
"Istana akan melakukan perekrutan pelayan!" Ucap seorang pria disampingnya.
Mendengar hal itu Anxin tampak tertarik seulas senyum muncul di wajahnya. Tak butuh waktu lama disitu Anxin langsung pulang setelah membeli sayur yang ia butuhkan.
Di rumah ia sudah disambut oleh ibu dan An Shing, "mau mendengar kabar terbaru?" Mendengar perkataan Anxin membuat An Shing menghentikan aktivitas bersih-bersihnya.
"Apa?"
"Istana akan melakukan perekrutan pelayan"mendengar itu wajah An Shing langsung berubah.
"Lalu kenapa?"
"Jujurnya aku sedikit tertarik akan hal itu" mendengar hal itu An Shing tak menanggapinya dengan kata-kata melainkan dengan langsung pergi meninggalkan Anxin yang tampak kebingungan.
"Hei, kenapa kau pergi?" Anxin bingung namun tak terlalu mengambil pusing, ia akan memberitahukan ini pada ayah dan ibunya.
"Ibu aku ingin mengatakan sesuatu!"
"Apa?" Jawab ibunya dengan lembut.
"Aku ingin mendaftarkan diriku menjadi pelayan istana!" Ibu Anxin begitu kaget mendengarnya.
"Tidak boleh! Kau tau ketika kau masuk istana akan sangat sulit untuk keluar!" Jawab ibu Anxing dengan sedikit nada yang meninggi.
Mendepati respon ibunya yang tak terduga Anxin akhirnya memilih diam dan berpikir mungkin ini bukan saat yang tepat. Akhirnya ia memilih untuk pergi bertemu dengan Cha Chin dan teman-teman yang lainnya.
Tak berselang kepergian Anxin, An Shing muncul di hadapan ibu bersamaan dengan kedatangan ayahnya.
"Ada yang aku katakan! Ini mengenai Anxin"
Ayah dan ibu Anxin saling bertatapan dan akhirnya menyimak apa yang akan di katakan An Shing.
"Tadi ia mengatakan padaku bahwa ia ingin menjadi pelayan di istana!"
"Pelayan istana?" Tanya ayah.
"Dia juga mengatakannya padaku tapi aku melarangnya" ucap sang ibu.
"Bagaimana menurut anda?" Tanya An Shing pada ayahnya.
"Sejujurnya aku juga tak setuju!"
Mendengar jawaban itu An Shing terdiam beberapa saat "aku akan mengizinkannya..." mata ayah dan ibu Membelalak sambil kebingungan mendengar hal itu.
"Apa maksudmu, kau ingin adikmu pergi?"
"Ada yang harus kalian ketahui! Sejujurnya Anxin, ia bukanlah adikku!" Mendengan kalimat itu kedu orang tua itu tampak sangat terkejut.
"Apa maksudmu? Selama ini kau membohongi kami!" Ucap sang ayah dengan sedikit amarah.
"Sebenarnya..."
Sementara itu Anxin masih terduduk dengan posisi menopang dagu sambil memainkan sumpit yang dipegangnya, ekspresi wajahnya sedikit ditekuk menandakan ia sedang kesal.
Tak selang berapa lama An Shing datang wajahnya tampak serius sambil terus berjalan mendekati Anxin.
"Apa lagi?" Ketus Anxin
"Kenapa kau sangat ingin masuk ke istana?" Tanya An Shing serius.
"Sebenarnya aku penasaran ada banyak pertanyaan di kepalaku, asal kau tau selama setahun ini aku terus memimpikan berada disebuah tempat yang tampak seperti istana!"
Mendengar itu raut wajah An Shing berubah kembai serius namun akhirnya kembali normal lagi.
"Aku, ibu dan ayah kami akan mengizinkanmu memasuki istana!" Seketika raut wajah Anxin berubah berbinar-binar.
"Benarkah?"
"Tapi..."
"Aku akakn ikutmu!"
"Yee!! Kau gila bagaimana caranya?"
"Aku akan mendaftarkan diri sebagai prajurit istana!"
"Yaahh..." suara Anxin meninggi.
"Lalu bagaimana dengan ayah ibu?" Sambungnya
"Kau tenang saja aku sudah menjelaskannya dan mereka setuju!"
Wajah gembira Anxin tak bisa disembunyikan lagi, ia hampir teriak kegirangan akhirnya ia bisa memasuki istana.
"Aku akan segera berkemas!" Timpa Anxin kemudian berlalu meninggalkan An Shing.
"Akhirnya kesempatan ini tiba, nantikan saja balas dendam ini akan sangat seru!" Sebuah seringai yang jarang terlihat itu mampu membuat sedikit ketahukan, akhirnya An Shing akan menjalankan rencananya yang sekian lama ia nanti-nanti.
"Tunggu aku perdana mentri!"
###___
Di istana pelayan dan beberapa kasim sudah mulai sibuk mondar-mandir mempersiapkan semua keperluan untuk penerimaan pelayan dan prajurit.
Segala bentuk tes sudah dipersiapkan diatur langsung oleh Liu Ying.
"Semua persiapan sudah hampir selesai yang mulia!" Ucap kepala dayang.
"Baik, selanjutnya adalah kumpulkan seluruh peserta kita akan melakukan seleksi besok!" Kepala pelayan mengangguk undur diri.
"Boleh hamba bergabung dengan kegiatan ini yang mulia?" Liu Ying memandang sang pemilik suara yang ternyata adalah Huo Hu.
"Tentu saja, bukankah memang seharusnya istri Pangeran Yun ikut andil akan hal ini!" Ucapnya sedikit angkuh.
Huo Hu hanya tersenyum mendapati hal itu, sebenarnya Huo Hu juga tidak menyukai Liu Ying, ia sangat sombong dan angkuh di tambah lagi sikapnya yang sok berkuasa itu membuat Huo Hu muak.
"Anda bisa memulai dengan memeriksa data diri peserta, aku akan menajutkan yang lain" setelah mengucapkan hal itu Liu Ying berlalu meninggalkan Huo Hu.
"Dia sangat sombong! Hamba lebih menyukai mendiang ratu dari pada ratu yang sekarang" Ucap pelayan Huo Hu.
"Kau benar! Aku juga tidak menyukainya! Ayo kita harus melihat peserta di balai pendaftaran"
Rombongan Huo Hu sekarang menuju balai pendaftaran, dan tampak disana sudah mulai banyak perempuan2 muda.
Menyadari kedatangan Huo Hu, semua orang membungkuk hormat dan Huo Hu membalas mereka dengan senyum ramah.
Huo Hu memperhatikan wajah semua peserta yang masih tampak muda, dan tak sengaja sepesang matanya menangkap sesosok dengan wajah yang sangat ia kenali.
Mata Huo Hu membelalak melihat itu, ia berusaha meyakinkan dirinya. Apakah ini mimpi atau halusinasinya atau ini memang nyata perempuan yang tengah dipandangnya dia adalah Xia Lin.
********
Oke cukup dulu untuk part kali ini ngakje yahh tapi ngk papa deh selanjutnya moga bisa di upload cepat yahh readers
Sebelum itu jangan lupa tinggalkan comment dan vote yahh
Terimakasih