Sinar mentari menyengat wajah ku, terasa badanku sulit aku gerakkan. Mata ku sayup-sayup menatap sekitar. Beberapa orang terkapar. Bercak darah menghiasi tanah, sepatu dan seragam kami yang telah kumal karna bergulat semalaman. Demi sebuah pengakuan aku ada diantara mereka. Mataku masih sulit memperhatikan sekitar. Sesekali terdengar erangan sakit, dan beberapa orang mengajak dan memanggilku….
“Rei,, ayo lekas pergi….”
“apa yang terjadi….??? “
“semuanya…. Telah dikalahkan…..”
Mendengarnya aku mulai lunglai, beberapa tangan sempat terasa mengguncang2 badanku, namun tak sedikitpun aku meresponnya…..
Hari-hari sebelum semuanya terjadi…
Pagi ini aku menginjakkan kaki di sekolah baru. Awal aku beranjak remaja. 3 tahun sudah aku lewati masa sekolah di SMP. Bertemu orang-orang baru, merupakan hal yang sangat aku idamkan.
Oh ya namaku Rei da costa. Nama yang sulit, teman-temanku akrab memanggilku Rei. Aku anak ke dua dari pasangan Mario Eustas Da Costa, dan Stefany Lucy Masayo. Aku memiliki seorang kakak laki-laki bernama Eustas Kid Alfonso, dan adik laki-lakiku Justine Eustas da costa.
Ibu ku adalah keturunan jepang, sedang ayah ku berasal dari Rio, Brazil. Aku tinggal di daerah kumuh kota Kamagasaki, Osaka. Saat SMP dulu aku tidak tinggal di sini. Aku justru tinggal di Rio bersama paman Sam. Kakak laki-laki ku bertubuh tinggi namun agak kurus, memiliki kecerdasan yg bisa dikatakan cukup tinggi, berambut spike.
Aku sekolah di sebuah SMA yang memang dipisah antara laki-laki dan siswi perempuan. Sekolahku terkenal sebagai penampungan anak-anak nakal dari kalangan keluarga yang entah berantah. Tapi sekolahku juga terkenal sebagai sekolah terfaforit untuk siswi Perempuannya. Bahkan banyak siswa dari luar kota yg ingin masuk di sekolah itu.
The Graves julukan untuk sekolahku, seperti namanya di sana adalah kumpulan anak-anak yang sulit mengikuti aturan. dan The Sakura julukan untuk siswinya, karena sekolah itu terdiri dari berbagai macam siswi yang pintar dan taat aturan tentunya.