Married with my idol

By fourteenjae

159K 15.1K 1.7K

"Kalau menikah, sudah pasti berjodoh 'kan?" - [SEQUEL OF STORY "MY BOYFRIEND, JEONG JAEHYUN"] fourteenjae-202... More

Prolog
Chapter 1
Chapter 2
Chapter 3
Chapter 4
Chapter 5
Chapter 6
Chapter 7
Chapter 8
Chapter 9
Chapter 10
Chapter 11
chapter 12
chapter 13
chapter 14
chapter 15
chapter 16
chapter 17
chapter 18
chapter 19
chapter 20
Announcement
chapter 21
chapter 22
chapter 23
chapter 24
chapter 26
chapter 27
chapter 28
chapter 29
chapter 30
chapter 31
chapter 32
chapter 33
chapter 34
chapter 35
chapter 36
chapter 37
chapter 38
chapter 39
chapter 40
chapter 41
chapter 42
chapter 43
chapter 44
chapter 45
chapter 46
chapter 47
chapter 48
chapter 49
chapter 50
chapter 51
chapter 52
chapter 53
chapter 54
chapter 55
chapter 56
chapter 57
chapter 58
chapter 59
chapter 60
chapter 61
chapter 62
chapter 63
chapter 64
chapter 65
chapter 66
chapter 67
chapter 68
chapter 69
chapter 70
chapter 71
chapter 72
chapter 73
chapter 74
chapter 75
chapter 76
chapter 77a
chapter 77b
chapter 78
chapter 79a
chapter 79b
chapter 80
chapter 81
chapter 82
chapter 83
chapter 84
chapter 85
chapter 86
chapter 87
chapter 88
chapter 89
chapter 90
chapter 91
chapter 92
chapter 93
chapter 94
chapter 95

chapter 25

1.8K 125 6
By fourteenjae


"I love you more."

-

Johnny ikut menyusul memasuki lift. Mengintrupsi gerak Jaehyun yang tengah sibuk memainkan ponsel. Berdiri bersandar pada dinding alumunium dengan kedua tangan yang terlipat di depan dada.

"Jam berapa acaranya?" tanya Johnny langsung tanpa basa-basi.

Jaehyun melirik, "Jam 6 sore." Jawabnya singkat lalu kembali menatap layar ponsel. Membuat Johnny sedikit kikuk dengan keadaan hening diantara keduanya. Mencoba menggaruk leher yang tak gatal, lalu kembali melirik Jaehyun yang masih diam menyimak sesuatu.

Sampai kemudian denting lift berbunyi dan Jaehyun segera keluar. Begitu pula dengan Johnny yang mengikutinya dari belakang. Menyeimbangkan irama langkah hingga keduanya bersisian. Memasuki pelataran kafe dan mulai berdiri di hadapan kasir.

"Ice americano, sa—"

"—Dua." Ralat Johnny buru-buru. Menyertakan pesanannya dengan milik Jaehyun kepada kasir yang bertugas.

"Dua Ice Americano ukuran grande?" tanya kasir menatap Jaehyun.

"Ya." Singkatnya. Lalu mengeluarkan kartu debit untuk melakukan pembayaran.

"Kau ingin aku membayar milikku?"

"Tidak." Jawab Jaehyun ketika kasir selesai melakukan pembayaran pada kartunya. Ia bergeser, membiarkan beberapa pelanggan lain untuk melakukan transaksi. Tak peduli pada orang-orang yang mulai memotret dan merekam.

"Thankyou," ujar Jaehyun pada sang barista kala mendapatkan pesanannya. Mereka berdua segera berlalu. Meninggalkan hiruk pikuk yang mungkin sebentar lagi akan beredar di internet.

"Hyung?" panggil Jaehyun menyergap Johnny yang hendak ikut masuk ke dalam lift.

"Apa?"

"Kau mengikutiku?"

Lagi-lagi Johnny menggaruk tengkuknya sembari meminum kopi dinginnya. Matanya beralih menatap kanan kirinya sebelum kembali pada Jaehyun yang berdiri tepat di hadapannya. "Jaehyun, bisakah aku ikut denganmu ke acara fashion week besok?"

"Apa maksudmu?"

"Hanya," Johnny mengerjap, "--Kau tau. Semacam ingin menambah pengetahuan mengenai model. Seperti itu." Terangnya lalu menjentikkan jari.

"Tiba-tiba?"

"Oh. Tiba-tiba saja aku merasa perlu belajar dari luasnya dunia entertaint. Salah satunya model." Jelas Johnny semangat. Kalimatnya terdengar lugas dengan sedikit senyuman untuk memberikan kesan meyakinkan.

Sedangkan Jaehyun hanya menatapnya sembari menelisik. Johnny yang merasa di tatap lekat pun kembali bersuara, "Aish, ini serius."

"Oke, aku akan minta satu kursi untukmu." Sahut Jaehyun lalu menekan tombol agar lift kembali terbuka.

Bisa tertebak bagaimana raut Johnny saat ini, senyumnya benar-benar berseri lebar. Ia bahkan bersenandung sembari sedikit menggoyangkan pundak di sisi Jaehyun.

"Kau ingin datang ke sana, juga karena ingin bertemu Eunjissi, 'kan?"

"Kkkhh!" Johnny tersedak minumannya sendiri. Matanya menatap Jaehyun yang lagi-lagi sedang menatapnya penuh curiga. "Ha-ha-ha, alasan macam apa itu."

Jaehyun melengos melihat raut Johnny yang seperti tertangkap basah. "Ketahuan."

Lelaki itu menutup mulutnya rapat-rapat, menghilangkan senyum dan sedang memikirkan cara lain. "Aku akan mentraktirmu kopi selama seminggu,"

Jaehyun diam tak berkutik.

"Sebulan!"

Jaehyun mulai menoleh, menatap Johnny yang tersenyum lebar. Kemudian kembali melengos.

"Oke-oke. Kopi selama dua bulan full tanpa berhenti. Aku yang akan membelikannya."

Ting!

"Deal!" sahut Jaehyun tepat ketika denting lift berbunyi hingga ia dapat dengan mudahnya keluar meninggalkan Johnny yang mematung akibat perjanjiannya sendiri.

🍑🍑


BRAK!!!

"PDnim?!"

Park Tae Won, sang kepala produser menoleh kala sebuah naskah terlempar di atas mejanya. Lalu menatap lawan bicaranya yang terlihat kesal.

"Apa yang kau lakukan? Kenapa namaku ada di urutan nomor tiga?!" tanyanya dengan suara keras. Membuat beberapa staf ikut melongokkan kepala ke dalam ruangan untuk mencari tau sumber keributan.

Sedangkan Park Tae Won beralih menatap sang manajer dengan datar sedangkan yang ditatap hanya menduduk tak enak hati.

"Ada apa, Sae Ronssi?" tanya Park Tae Won berusaha tenang.

"Ini lihat! Kenapa semuanya di urutkan seperti ini? Bukankah aku peran utama wanitanya?!"

"Ya, kau adalah salah satu pemain wanitanya. Lalu?"

"Lalu? Apa kau tidak lihat namaku diurutkan dengan bagaimana, hah?!"

Tok tok.

Suara ketukan pintu berhasil mengintrupsi Kim Sae Ron yang mendadak menjadi lebih kasar. Termasuk Park Tae Won yang senyumnya berseri lebar ketika melihat sosok yang ditunggunya datang.

"Oh! Jeong Jaehyunssi. Yaa, sungguh benar-benar idaman semua wanita." Pujinya sembari menjabat tangan Jaehyun yang tersenyum santai. Meninggalkan Kim Sae Ron yang masih berapi-api. "Apa kabar?"

"Baik, PDnim." Jawab Jaehyun tanpa peduli pada seseorang lainnya yang ada disana.

"Aku seketika berpikir bagaimana jika kamu dipasangkan dengan seseorang yang memiliki banyak pengalaman. Lalu aku berpikir dengan satu wanita yang akan sangat cocok untukmu di drama." Ungkap Tae Won semangat. "Apakah istrimu mengetahui kau bermain drama?"

"Tentu saja tau,"

"Ha-ha-ha! Tentu-tentu. Dia harus tau lebih dari siapapun yang ada disini." Park Tae Won menepuk pundak Jaehyun selayaknya teman akrab. "Kau kenal dengan Park Hye Soo?"

"PDnim?!!" teriak Sae Ron tiba-tiba. "Pertanyaanku belum kau jawab! Kenapa aku diurutkan di nomor tiga padahal akulah peran utama wanitanya?!"

"Kim Sae Ronssi, ini adalah drama dengan beberapa pemain utama. Kau juga akan menjadi pemain utama." Jelas Park Tae Won. "Jadi, cobalah tenangkan dirimu dan duduk."

Kim Sae Ron tercengang. Nafasnya naik turun dan yang membuatnya semakin marah adalah Jeong Jaehyun tak sedikitpun meliriknya. Sungguh, ini sangat frustasi. Wanita itu duduk di salah satu sofa di seberang meja Jaehyun dan Park Tae Won, mencoba sabar.

"Jaehyun, kau ingin minum apa?"

Jaehyun mengangkat gelas kopinya yang masih bersisa. "Aku sudah punya ini,"

"Ah, baiklah." Jawab Park Tae Won. "Kau sudah membaca naskahnya?"

Lelaki itu mengangguk. Sehingga Park Tae Won kembali bertanya, "Bagaimana menurutmu?"

"Aku tidak sabar untuk segera memulai syuting,"

"Benarkan? Semua adegan sangat mudah dipahami dan pasti kau bisa melewatinya. Kudengar kau sedang melewati comeback?"

"Benar."

"Ha-ha-ha, aku akan segera menonton video music comebackmu."

"Terima kasih."

"Permisi?"

Senyum Park Tae Woon kembali berseri kala sebuah suara perempuan kembali terdengar, Kemudian ia berdiri dari tempatnya, "Park Hye Soossi, apa kabar?"

"Annyeonghaseyo. Sangat baik, PDnim." Sapa Hye Soo sopan.

"Waah! Duduk-duduk."

Hanya Kim Sae Ron yang memiliki raut tak bersahabat sejak tadi. Baik Jaehyun ataupun Hye Soo tidak ada yang mengetahui alasan spesifiknya.

"Okay. Park Hye Soossi, kau pasti sudah membaca naskahmu bukan?"

Gadis itu mengangguk pelan. Dengan kedua tangan yang terlipat di atas pahanya. "Benar,"

"Aku sudah menyukai caramu berperan saat kau memainkan film dengan Do Kyungsoossi di film Swing Kids. Wah! Itu benar-benar hebat saat kau melakukan tap dance." Puji Park Tae Woon lagi. Hingga Kim Sae Ron yang mendengarnya pun sangat jengah.

"Aku harap kau juga bisa sebagai peran utama dengan Jaehyunssi sebagai lawan mainmu. Ini akan menjad—"

"PDnim? Sepertinya anda keliru. Saya lawan main Jeong Jaehyun!" sela Kim Sae Ron dengan kedua tangan yang terlipat didepan dada. Kaki kanan yang terlipat di atas kaki kirinya. Serta dengan tatapan angkuh menatap Hye Soo yang masih diam di tempatnya.

"Kim Sae Ron, sebagai peran utama bukan berarti kau harus beradu peran dengan Jaehyun. Kau akan di sandingkan dengan yang lain."

"Tidak. Saya tidak setuju. Nama saya sudah kau urutkan di nomor tiga saja sudah salah. Dan sekarang lawan mainku bukan Jaehyun? Apa-apaan ini?!" cerca Sae Ron terus mencerca.

Jaehyun yang mendengarnya pun sedikit memijat pelipisnya yang sedikit berdenyut akibat suara nyaring si perempuan.

"Nomor urut hanyalah nomor urut. Jaehyun, Hye Soo, Kau dan lawan mainmu akan menjadi peran utama drama ini." Tutur Tae Won masih berusaha menjelaskan. "Apa yang salah dengan ini?"

"Tentu saja salah! Akulah yang seharusnya menjadi lawan main Jaehyun!"

"Dari awalpun, tidak ada yang membicarakan kau akan menjadi lawan main Jaehyun, Kim Sae Ron!! Kau hanya akan bergabung bersamaku di drama ini tetapi aku tidak mengatakan bahwa kau akan menjadi lawan mainnya! Kau harus ingat itu!" penegasan Park Tae Woon sedikit meninggi. Bahkan Kim Sae Ron kehilangan suara akibat keterkejutannya.

Untuk pertama kalinya, Jaehyun mengangkat tatapannya untuk beradu tatap dengan wanita yang kini sedang dilanda emosi itu. Dengan tatapan dinginnya yang tak pernah berubah.

"Kau harus bilang padanya, bahwa kau hanya ingin aku yang menjadi lawan mainmu!" seru Kim Sae Ron pada Jaehyun. Lelaki itu tak bergerak. Tanpa berkedip, Jaehyun membalas, "Kau menyuruhku?"

Kim Sae Ron naik pitam. Tangannya mengepal hingga bergetar. Lalu tatapannya beralih pada wanita yang duduk di samping Jaehyun. "Kau bisu?"

"Kim Sae Ron!!" sergah Park Tae Woon pada Kim Sae Ron yang mulai bertanya pada Park Hye Soo. "Kau kenapa?!"

"PDnim, aku sangat senang saat kau mengajakku untuk bermain di drama ini. Tapi lihat? Kau bahkan tidak bisa menuruti kata-kataku dengan benar! Ditambah kau juga menulis namaku di urutan ketiga setelah nama mereka. Aku senior mereka! Aku yang lebih dulu menjadi aktris! Seharusnya namaku yang kau tulis di nomor satu!!" tutur Kim Sae Ron panjang. Kemudian dia berdiri, "Aku mundur dari drama ini!"

"Kim Sae Ron!!"

"PDnim, seharusnya kau tau apa yang akan kau terima jika bermacam-macam denganku!" sela Kim Sae Ron dingin. Lalu segera keluar setelah Park Hye Soo ikut berdiri menghalangi jalannya. Membuat keduanya saling melempar tatapan dingin nan datar.

"Kau akan menyesal telah merebut tempatku, Eonnie." Bisik Kim Sae Ron penuh penekanan. Kemudian menabrak pundak Hye Soo untuk segera keluar dari ruangan. Diikuti sang manajer yang tak ada henti-hentinya membungkuk minta maaf sebelum keluar menyusul Kim Sae Ron.

Park Tae Woon memegang kepalanya yang berdenyut. "Sungguh, wanita itu benar-benar membuatku pusing." eluhnya singkat. Lalu sepasang matanya beralih menatap Park Hye Soo dan Jaehyun yang duduk diam di tempatnya. Kemudian kembali berujar, "Kalian akan menjadi pasangan di dalam drama seperti yang sudah di tentukan sebelumnya. Kita akan mulai membaca naskahnya secara menyeluruh dengan semua pemain setelah aku mendapat pemain lain. Akan kuhubungi manajer kalian."

Jaehyun meminum minumannya, "PDnim, jika kau merasa kehilangan wanita tadi. Kau hanya perlu minta maaf."

"Aku tidak merasa kehilangan. Aku akan minta maaf padanya karena telah menyinggung perasaannya. Karena ku yakin ia akan banyak tingkah di media. Tetapi aku tidak akan memintanya untuk kembali bergabung di dalam drama." Tutur Park Tae Woon kesal. Lalu benar-benar menatap Jaehyun dan Hye Soo secara bergantian, "Kalian pulang saja. Panggil manajer kalian."

Jaehyun membungkuk hormat kemudian keluar ruangan. Dengan Shin Yoo Jin yang segera datang menghampiri. Hanya dengan satu gerakan dari Jaehyun, Shin Yoo Jin langsung paham pada apa yang di maksudnya.

Termasuk manajer Park Hye Soo yang ikut masuk ke dalam ruangan dan pintu pun tertutup, meninggalkan Jaehyun dan Hye Soo berdua di luar.

"Ingin bicara di kafe bawah?" ajak Park Hye Soo canggung.



🍑🍑🍑

Ayo follow akun wattpad authornya!
Instagram: @1497_tjae
Twitter: @fourteenjae
Tiktok: @fourteenjae

2020 - fourteenjae

Continue Reading

You'll Also Like

737K 58.9K 63
Kisah ia sang jiwa asing di tubuh kosong tanpa jiwa. Ernest Lancer namanya. Seorang pemuda kuliah yang tertabrak oleh sebuah truk pengangkut batu ba...
823K 60K 53
"Seharusnya aku mati di tangannya, bukan terjerat dengannya." Nasib seorang gadis yang jiwanya berpindah ke tubuh seorang tokoh figuran di novel, ter...
508K 22.4K 36
REVISI DULU YA MANISS!! Gleen seorang gadis berusia 20 tahun. membaca novel adalah hobinya. namun, bagaimana jika diusia yang masih muda jiwa nya ber...
215K 23.1K 44
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...