AMOR TAKSA [Leeknow x Lia]

By bleubels

8.1K 1.7K 177

[COMPLETED] Taksa, adalah ambigu; keragu-raguan, kabur. Keragu-raguan dalam memahami pemaknaan, apakah benar... More

Satu
Dua
Tiga
Empat
Lima
Enam
Tujuh
Delapan
Sembilan
Sepuluh
Sebelas
Duabelas
Tigabelas
Empatbelas
Enambelas
Tujuhbelas
Delapanbelas
Sembilanbelas
Duapuluh
Duapuluh Satu
Duapuluh Dua
Duapuluh Tiga
Duapuluh Empat
Duapuluh Lima
Duapuluh Enam
Duapuluh Tujuh - EPILOG
Catatan Penulis
Lampiran Spesial: Sisipan Kisah

Limabelas

223 55 6
By bleubels

Ino mengangguk-anggukkan kepalanya, sebagai respon atas cerita yang sedang dilantunkan oleh Bayu. Punggungnya bersandar pada dinding, sedang tangannya lembut membelai tubuh Soonie yang sedang bertengger di pangkuannya.

Bayu, lagi-lagi pria itu memiliki masalah dengan perempuannya. Perempuan berstatus-ralat, perempuan yang belum mendapatkan status dari Bayu karena selama ini hanya sebatas hubungan tanpa status tapi sudah berkelakuan layaknya seorang pasangan.

"Gue juga bingung, Nok. Jujur gue cemburu lah lihat dia jalan sama orang. Cuman.. gimana ya. Gue nggak bisa kalau kasih status, atau terikat. Karena lo tau sendiri, gue masih sibuk sama perkara gue."

Ino mengangguk-anggukkan kepalanya. Ibu jarinya mengusap tengah dahi Soonie yang sudah terlihat mengantuk.

"Di sisi lain, gue nggak mau kehilangan dia..."

"Gue ngerasa, dia sayang gue banget, Nok. Gue belum pernah dicintai seseorang sedalam itu."

"Bener-bener sedalam itu."

Ino lagi-lagi hanya menganggukkan kepalanya. Ia tahu itu. Perempuan yang dekat dengan Bayu memang sedalam itu mencintai Bayu. Ino yang tidak dicintai saja tahu bagaimana lapang dan luas amor yang diberikan oleh sang puan terhadap Bayu.

"Dia.. dia mana pernah nanyain hubungan ini ke gue, Nok. Nggak pernah. Dia nggak mengharap status. Mengharap gue bales perasaan dia aja enggak, apalagi status."

"Yang dia tau cuma, dia sayang sama gue. Tulus enggaknya, biar gue sendiri yang ngerasain."

Ino menggangguk-anggukkan kepalanya lagi, "Iya, Bay. Gue tau. Lo bilang itu terus."

Tiap kali Bayu menceritakan tentang perempuannya, hal itu yang selalu disebut. Permasalahannya pun selalu sama: tentang kegundahan akan perbuatan Bayu.

Bayu kebingungan dan uring-uringan karena ambiguitas yang diciptakannya sendiri.

"Ya udah, terus sekarang lo mau gimana?" tanya dilontarkan oleh Ino kepada rekannya yang kini berbaring menatap langit-langit teras rumah Ino. Sedang yang ditanya, hanya mengendikkan bahunya. Tidak tahu.

Ino menghela nafas pelan. Ujungnya selalu begitu.

Kemudian, keduanya hening. Tidak ada suara yang terucap dari mulut masing-masing.

Bila boleh jujur, pertanyaan dan permasalahan Bayu dengan perempuannya adalah masalah yang juga dilalui oleh Ino. Namun perbedaannya, Ino tidak menjalin 'hubungan tanpa status' dengan sang puan yang mengagumi dirinya.

Siapa lagi kalau bukan Lia?

Amalia Nariswari.

Perempuan yang dua tahun lebih muda dari Ino, yang sudah menyukainya sedari bangku SMA. Ia mengetahui hal itu sedari awal. Celotehan candaan Begundal yang dilontarkan tiap kali berkumpul dengannya menjadi permulaan. Tapi Ino tidak pernah sekalipun menanggapinya serius.

Candaan mengenai perempuan yang menyukainya adalah cerita lama yang gemar keluar masuk dari telinganya, dan biasa saja.

Memang benar kalau Ino acapkali mendengar berita mengenai perempuan yang menaruh hati padanya, bahkan beberapa ada yang mendekatinya dengan cukup agresif.

Namun memang dasar seorang Ino, jagoan nomor satu bila berbicara masalah tidak peduli-utamanya pada permasalahan yang menurutnya sangat membuang-buang waktu sebab masih ada setumpuk permasalahan dengan tingkat urgensi tinggi lain yang bisa dipikirkan.

Hal ini tentu berbeda dengan Bayu, yang memang berteman dekat dengan sang puan di mana kini sedang berlarian di pikiran sang tuan.

"Gue mau tanya deh, Bay."

"Mhm, apa tuh, Nok?"

"Lo dulu... bisa ngerasa lo beneran suka sama dia tuh, gimana?"

Bayu mengernyitkan keningnya, berusaha mengingat.

"Waktu dia.. anu sih, yang kata Jayen dia dideketin sama Kahima itu. Eh, Kahima atau anak politik ya? Gue lupa."

"Ya itu, pokoknya gue merasa kehilangan dia gitu aja, Nok. Kaya... ngerasa was-was? Takut dia beneran jadian. Gue sama dia kan dulu kemana-mana bareng, ya kaya temen biasa, kaya gue sama lo. Cuman waktu gue denger Jayen bilang begitu, gue langsung kaya takut."

Ino menginterupsi, "Bentar, itu dia yang abis confess ke lo kan?

Bayu mengangguk, "Iya. Tapi dia confessnya biasa aja, bukan yang kaya di anime-anime gitu yang menye pipinya blushing begitu, malu-malu.. kaga, bukan begitu. Toh juga masih temenan biasa."

"Terus ya udah... gue bertanya-tanya kan tuh. Mikir tuh gue yang gue galau pas gue yang ada project shortmovie itu, Nok. Kaya 'lah dia baru confess ke gue masa udah mau jadian'. Gue mempertanyakan ketulusan perasaan dia, Nok. Ya logika aja deh masa baru confess langsung jadian sama beda orang. Kan lucu, kaya orang thirsty aja."

Bayu berujar panjang lebar.

"Bener sih. Tapi itu ujungnya dia kan nggak jadian, Bay. Dia nolak itu orang karena bilang masih belum ada niatan move on."

Anggukan kepala dilakukan oleh Bayu, "He'eh. Dari situ gue perlahan-lahan sadar, kalau perasaan dia ke gue bukan main-main. Tanpa dia bilang secara eksplisit ke gue, tapi lebih ke tindakan."

"Jadi ya.. gitu. Gue, merasa kalau dia sedalam itu sayang ke gue."

Bibir Ino membulat, 'oh' sebagai respon atas jawaban Bayu.

"Lo sendiri... sama si siapa tuh? Yang temennya Begundal? Itu gimana?"

Kini Ino tidak bisa menganggukkan kepalanya, ia hanya mengendikkan bahu. Tidak tahu.

"Ya nggak gimana-gimana? Mau gimana emang?"

Bayu bangun dari rebahnya. Ia duduk, sembari tangannya terulur membelai Soonie yang mulai tertidur di atas pangkuan Ino.

"Kemaren kan dia jengukin Bokap lo? Terus lo bilang kalau si Begundal cerita ke lo kalau si Lia masih demen ama lo, kan?"

Ino menganggukkan kepalanya, "Terus?"

Bayu berdecak, kesal dengan Ino yang tidak ahli dalam permasalahan seperti ini.

"Ya... lo nggak mau coba deketin?"

Bayu meralat, "Nggak deh, jangan deketin. Mending gue tanya ke lo, menurut lo dia masih suka sama lo, nggak? Menurut lo aja, jangan jawab nggak tau. Iya atau nggak?"

Ino menggumam, ia diam berpikir.

"Kayanya, iya."

"Terus, menurut lo dia tulus nggak sayang ke lo? Lo kan tau dia suka sama lo dari jaman lo langganan jackpot sampai sekarang. Dia juga nggak agresif ke lo, atau kaya cewek-cewek thirsty nan ngebet."

"Kayanya, iya tulus."

"Lo, deg-degan nggak kalau ngobrol sama dia? Atau ada perasaan aneh yang nggak lo paham itu perasaan apaan tiap lagi ama dia?"

Kening Ino mengkerut, kepalanya refleks sedikit miring karena berpikir. Sepertinya.. tidak? Ia tidak merasakan perasaan apapun seperti dulu saat ia menyukai sang mantan. Saat melihat Lia berboncengan dengan Ben pun-agaknya itu tidak bisa disebut sebagai perasaan cemburu.

"Kayanya, enggak? Biasa aja."

Bayu mengernyitkan dahinya, lantas menghela nafasnya persekon selanjutnya.

"Ya udah, berarti lo nggak naksir. Atau bisa aja belom sadar."

"Pantes cewek gue bilang lo si hangat yang dingin. Susah bikin lo suka dalam konteks asmara."

"Apaan hangat yang dingin? Kaya dispenser aja."

Bayu tertawa, memang benar seperti dispenser. Ino adalah manusia yang hangat─dalam artian, baik dan ramah dengan orang lain. Namun untuk meluluhkan hatinya dalam konteks romansa sangatlah susah. Harus mampu menyingkirkan kasih sayang tak terhingga pada kedua orang tua dan tiga kucingnya.

Ino, hangat dalam artian sangat perhatian, namun juga tidak terlalu ingin mengurusi orang lain yang kadang membuatnya terlihat apatis.

Dirinya kontradiktif, sang hangat dan juga dingin.

Entahlah, tidak ada yang bisa memahami Ino selain dirinya sendiri.

"Ya udah. Jangan sampai lo merasakan kecentok kaya gue, Nok. Harus dibikin dia ilang dulu baru nyadar."

"Nggak lah, Bay. Doa lo jelek, amat."

"Ya, realita?"

"Nggak lah. Semoga aja enggak."

Ya semoga, semoga tidak begitu.

Semoga tidak ada perasaan seperti itu dalam hati Ino kepada Lia, atau permasalahan dia salah tafsir akan gemuruh rasanya sendiri.

Ya, semoga.

***

Continue Reading

You'll Also Like

176K 6.8K 36
*IN THE PROCESS OF EDITING* When Primrose is accepted into JYP Entertainment as a trainee, she has to leave everything that was once comfortable and...
115K 8.1K 47
The Royal Family have always had a feud with the Guardians. After robbing them off their land and forcing them to the South-East, the Royal Family ha...
54.9K 1.3K 18
[ONGOING/SLOWER UPDATES COS OF EDITING] "Am I just a roommate to you?" "Is it fine to love your roommate?" Lee know x reader fanfiction A cute,innoc...