The Precious Duke's Daughter

By tintinnyam

3.1M 382K 33.4K

Kehidupan pertama Ilsya adalah seorang gadis miskin dan hanya tinggal sendirian di perkotaan besar. Tidak me... More

o n e
t w o
t h r e e
f o u r
f i v e
s i x
s e v e n
e i g h t
n i n e
t e n
e l e v e n
t w e l v e
t h i r t h t e e n
f o u r t e e n
f i v e t e e n
s i x t e e n
s e v e n t e e n
e i g h t e e n
n i n e t e e n
t w e n t y~o n e
t w e n t y~t w o
t w e n t y~t h r e e
t w e n t y~four
t w e n t y~f i v e
t w e n t y ~ s i x
t w e n t y ~ s e v e n
t w e n t y~e i g h t
t w e n t y~n i n e
t h i r t y
t h i r t y~o n e
t h i r t y~t w o
t h i r t y ~ t h r e e
t h i r t y ~ f o u r
thirty~five

t w e n t y

87.2K 10.6K 671
By tintinnyam

Lain halnya dengan Kaisar Albran dan Calixya yang saat ini sedang makan siang dengan tenang, kali ini kedua pasangan terkenal di Sloverzia memilih untuk makan siang di taman istana.

Calixya juga berencana menghabiskan waktu dengan keluarga kecilnya sampai sore, itu sebabnya Dia memilih taman istana. Sedangkan Albran hanya menurut apapun keinginan istrinya.

"Albran, apa yang kamu inginkan?" Tanya Calixya untuk melayani suaminya.

Para pelayan disuruh untuk mengundurkan diri karna Calixya yang menyuruhnya. Dia ingin melayani suami dan anaknya sendiri kali ini.

"Kau" Ucap Kaisar santai.

Wajah Calixya memerah malu, untung saja saat ini mereka hanya berdua dan Putranya akan segera menyusul kesini.

"Jangan berbicara seperti itu" Ucap Calixya sambil memukul bahu suaminya pelan.

Albran hanya terkekeh pelan.

"Daging domba panggang dan sedikit jagung, sayang" Ucap Albran memandang lembut pada istrinya.

Calixya yang ditatap dengan penuh cinta oleh Albran merasa wajahnya kembali memanas, Dia masih tidak terbiasa dengan sikap Albran yang dingin menjadi sangat manis seperti ini walau sudah bertahun-tahun menikahi pria ini.

"Baik" Ucap Calixya terseyum manis lalu mengambil makanan untuk suaminya.

"Dimana Ashlan, Apakah kau sudah memanggilnya?" Tanya Calixya karna belum melihat putranya sedari tadi.

"Aku sudah menyuruh Savian, Dia sedang berlatih dengan panah."

"Anak itu! Dia bahkan belum sarapan dari pagi." Gerutu Calixya.

Putra tampannya ini sangat senang berlatih dengan pedang dan panahnya sampai lupa waktu. Calixya tau bahwa Ashlan harus menjadi sosok yang kuat sama seperti ayahnya, tapi sebagai seorang Ibu, tetap saja Calixya merasa khawatir.

"Kau jangan terlalu keras padanya Albran, apa Kau tidak kasihan dengan anakmu?" Calixya mengomel memarahi Albran, padahal Albran tidak salah apa-apa.

"Sayang" Sela Albran dengan nada malas.

Selalu begini, Albran akan disalahkan karna kesalahan putranya sendiri. Mau balik mengomel tapi Dia tidak mau tidur sendiri nantinya. Dalam hati, Albran menahan untuk tidak menghujat putranya.

"Dia seorang putra mahkota Dia kuat dan bijaksana, jangan terlalu khawatir padanya,"

"Ashlan saat ini sedang ingin bermain, anggap saja latihan dengan pedang dan busur panah adalah mainan baginya." Lanjut Albran memberi pengertian.

"Iya, Maaf kan Aku yang menyalahkanmu" Ucap Calixya pelan.

"Aku tahu Kau sayang dengannya, kau ibunya." Balas Albran tersenyum lalu mengecup pelan dahi istrinya.

Kemesraan Albran dengan Calixya terhenti karna suara yang sangat mereka kenali.

"Ayah, Ibu kita akan makan siang kalau kalian lupa." Ucap Ashlan.

"Kau menganggu." Ucap Albran menatap jengkel pada putranya lalu meringis kecil saat perut kerasnya dicubit oleh Calixya.

"Sayang, ayo makan yang banyak. Kamu pasti sangat kelelahan." Ucap Calixya

Ashlan tersenyum kecil melihat ibunya yang bersemangat mengambil makanan untuknya sampai penuh. Remaja tampan itu mengambil tempat di samping ibunya kemudian duduk sambil meminum gelas berisi perasan Lemon yang segar.

Mereka bertiga makan dengan tenang, lalu beberapa menit kemudian piring mereka kosong. Para pelayan mengambil piring-piring kotor lalu membersihkan meja makan dan mengisinya kembali dengan hidangan penutup manis dan segar untuk dinikmati sambil berbincang kecil.

"Ayah, besok ada perayaan bukan?" Tanya Ashlan.

"Ya" Jawab Albran singkat.

"Apakah ada pesta dansa?" Lanjut Ashlan.

"Tentu saja sayang" Jawab Calixya.

Seketika raut wajah Ashlan berubah kesal, Dia sangat tidak suka dengan adanya pesta dansa. Para gadis-gadis bangsawan akan menatapnya terang-terangan menunggu untuk diajak berdansa, tidak segan-segan, Ashlan akan dikerubungin para gadis dan memamerkan apa yang mereka punya dengan sombong untuk membuat Ashlan terpukau agar bisa diajak berdansa.

Calixya terkekeh kecil melihat respon putranya, sebagai remaja tampan dan terkenal Di Sloverzia membuat Ashlan menjadi incaran hangat para gadis bangsawan.

"Apakah kau sudah tau gadis mana yang akan berdansa denganmu?" Tanya Calixya dengan jahil.

"Ibu..." Balas Ashlan dengan nada malas.

"Para penganggu itu tidak penting." Ucap Ashlan datar.

Kaisar Albran diam-diam tersenyum mendengar jawaban putranya, persis seperti dirinya saat muda yang acuh dengan perempuan sampai akhirnya menemukan Calixya.

"Tunggu saja saat Kau akan menemukan seorang gadis yang tepat, Kau pasti akan seperti ayahmu." Ucap Calixya lalu terkekeh kecil.

"Tidak, Ayah itu terlalu berlebihan" Ucap Ashlan menatap ayahnya dengan malas.

"Anak kecil sepertimu tahu apa?" Balas Albran tersenyum mengejek.

Ashlan menatap ayahnya dengan kesal, memilih untuk diam daripada membalas ucapan ayahnya yang pasti akan selalu menang.

Dari arah depan pintu masuk taman istana, Savian datang dengan beberapa gulungan kertas di tangannya.

"Ada apa?" Tanya Albran.

"Undangannya sudah siap Yang Mulia, para bangsawan sudah didata dalam undangan tanpa terkecuali" Ucap Savian.

"Baiklah, bagikan mereka undangannya. Pastikan langsung ke tangan mereka"

"Kita akan memancing para tikus yang telah berani memicu perang kemarin." Lanjut Kaisar dengan wajah dingin.

"Mengerti, Yang Mulia." Jawab Savian patuh.

"Sayang kenapa harus diperayaan besok?" Tanya Calixya cemas. Dia takut besok akan terjadi sesuatu yang dapat melukai orang-orang disana.

"Tenang saja, percayakan ini padaku." Balas Albran menatap istrinya meyakinkan.

"Savian"

"Ya Yang Mulia?"

"Pastikan Duke Orizel datang, Aku tau nantinya Dia akan beralasan agar tidak ikut." Ucap Albran.

Sudah dipastikan Duke selalu menolak untuk bergabung dalam setiap perayaan setelah Duchess pergi, Duke Orizel akan menyuruh Raylon atau pun Arezian sebagai perwakilan.

"Baik"

"Jika Dia tidak mau, Katakan padanya bahwa Aku akan mendatangi gadis kecil itu dan membawanya ke sini untuk diperiksa." Ucap Albran tersenyum misterius.

"Gadis kecil?" Tanya Savian memastikan.

"Ayah, sejak kapan Duke Claiden memiliki gadis kecil?" Tanya Ashlan penasaran.

"Aku juga tidak tahu,"

"Bajingan Tua itu sengaja menyembunyikannya dan tidak memberitahuku." Lanjut Kaisar, dan setelah itu Albran meringis karna kali ini lengan nya dicubit Calixya.

"Jangan mengumpat didepan putramu" Ucap Calixya dengan jengkel.

"Putramu sedah besar Calixya, bahkan Aku pernah mendengarnya mengumpat." Balas Albran.

"Apa! Tidak... tidak, Aduh Aku... Aku kemarin tidak sengaja, ya tidak sengaja karna tersandung batu saat berlatih pedang." Ucap Ashlan sedikit panik.

Albran yang mendengarnya berdecih tidak suka, Ashlan menatap Ayahnya dengan jengkel sedangkan Calixya menggelengkan kepala.

"Tapi untuk apa Orizel menahan gadis kecil itu?" Tanya Calixya.

Kaisar Albran hanya mengangkat bahunya acuh, tidak peduli. Calixya menatap suaminya dengan kesal.

"Kau kan dekat dengannya, kenapa tidak bertanya pada Duke Orizel." Ucap Calixya.

"Kami tidak dekat" Ucap Albran dengan malas.

"Aku juga tidak peduli, selama itu tidak berbahaya." Lanjut Albran.

"Baik Yang Mulia, Saya akan ketempat Duke Claiden sekarang." Ucap Savian.

"Tuan Savian, tunggu." Ucap Ashlan.

"Aku ikut"

"Untuk apa Ashlan?" Tanya Calixya.

"Aku ingin berjumpa dengan Tuan Raylon, Ayah bilang Dia seorang pemanah yang hebat." Jelas Ashlan.

Kaisar tersenyum kecil lalu mengusap kepala putranya sebentar.

"Pergilah dan berhati-hati" Ucap Calixya.

Savian pamit pergi dengan Ashlan menaiki kereta kuda, sekitar 15 menit mereka sampai dan langsung turun. Para pelayan di Kediaman Duke Claiden dengan sigap menyambut mereka berdua. Kepala Pelayan langsung menuntun Savian dan Ashlan keruang makan.

"Apakah Duke sedang makan siang juga?" Tanya Savian.

"Ya Tuan, Duke serta para Tuan muda sedari tadi diruangan makan dan belum keluar, kemungkinan Duke sedang menikmati waktu berkumpul bersama keluarganya setelah sekian lama." Ucap Kepala pelayan dengan tersenyum bahagia.

Keluarga kecil Duke Claiden tidak pernah berkumpul bersama setelah kepergian Duchess dan saat ini membuat pelayan di kediaman Claiden senang dan bersyukur. Para pelayan jelas tahu seseorang yang menjadi pemicunya.

"Apakah kami tidak menganggu waktu Duke Claiden?" Tanya Savian dengan ramah, merasa segan dengan Duke Orizel.

"Tentu Tidak Tuan Savian, Anda dan Putra Mahkota adalah tamu penting." Jawab Kepala pelayan dengan cepat.

••••
Di ruangan makan, setelah drama perebutan Ilsya. Keempat Claiden dan satu gadis kecil yang duduk dipangkuan Duke baru saja selesai menyantap hidangan lezat mereka masing-masing.

"Kenyang" Ujar Ilsya mengelus perut kecilnya.

Arezian dan Jaysson menatap gemas pada Ilsya dan sedikit cemburu dengan Ayah mereka yang sejak tadi lengket dengan Ilsya. Kendrick menatap Ilsya dalam diam sedari tadi tanpa mengeluarkan kata-kata.

Ilsya sebenarnya sadar saat Kendrick menatap nya terus-menerus sampai mereka semua selesai makan. Dalam hati Ilsya gugup bukan main, tatapan Kendrick datar dan tidak terbaca, Ilsya takut karna berfikir Kendrick tidak senang dengan keberadaannya.

"Ilsya" Panggil Duke setelah hening beberapa saat.

"Ya Tuan?" Ilsya medongkak keatas menatap Duke dengan mata birunya yang besar karna dirinya sedang dipangkuan Duke.

"Apakah Kau memang tidak memiliki keluarga dan tidak tau dari mana kau berasal?" Tanya Duke pelan.

Ilsya terdiam sebentar, lalu menunduk, apakah saat ini waktunya Duke untuk mengusir Ilsya dari kediaman Claiden. Ingin rasanya Ilsya menangis saat ini juga. Dia tidak memiliki rencana apa pun setelah keluar dari sini. Apakah Duke akan kasihan kepadanya?

"Tidak" Jawab Ilsya dengan lirih.

"Satu pun Kau tidak tau tentang dirimu?" Kali ini Arezian yang sedang bertanya.

"Tidak" Jawab Ilsya sambil menggelengkan kepalanya lesu.

Keadaan hening dan tak ada yang bersuara, Ilsya semakin menundukkan kepala nya dan tidak bisa ditahan, Ilsya mulai menangis pelan. Sontak Arezian dan Jaysson menjadi panik berlebihan, Duke dan Kendrick menatap bingung pada Ilsya.

"Kecil!"

"Adik kecil!"

Seru Arezian dan Jaysson bersamaan. Ilsya menghela nafas pelan berusaha mengendalikan diri lalu mengangkat kepalanya perlahan dan kembali menatap Duke.

"Apakah Aku boleh tinggal disini untuk waktu yang lebih lama Tuan Duke?" Ucap Ilysa menatap Duke memohon.

"Aku akan makan sedikit dan tidak beltengkal lagi dengan Kak Alez"

"Aku juga tidak usah dilayani Dela dan Lea."

"Aku mungkin akan pelgi dali sini saat Aku sudah...."

Ilsya tidak melanjutkan kata-katanya karna mendengar suara meja makan yang dipukul sedikit keras oleh Jaysson.

"Adik kecil, kamu tidak akan kemana-mana dan tidak boleh pergi dari sini!" Ucap Jaysson, menatap serius pada Ilsya.

"Tapi Tuan Duke ingin aku pelgi" Balas Ilsya sedikit mencicit.

"Kapan Aku bilang begitu?" Ucap Duke tidak suka.

"Duke tidak jadi mengusil Ilsya?" Ilsya bertanya dengan matanya yang sedikit berbinar, masih ada harapan mungkin.

"Aku tidak mengatakan itu dan tidak akan pernah." Ucap Duke menatap Ilsya.

Ilsya tertegun mendengar ucapan Duke.

"Apa Ilsya akan tetap tinggal disini?" Tanya Ilsya dengan lugu.

"Kau akan tetap tinggal disini, tunggu sebentar lagi" Ucap Duke.

"Tunggu apa Tuan Duke?" Tanya Ilsya tidak mengerti.

Duke hanya tersenyum simpul sebagai balasan, Arezian dan Jaysson tersenyum lebar mengerti maksud Duke sedangkan Kendrick tenang seperti biasa sambil menatap Ilsya sedari tadi.

"Telimakasih Tuan Duke, Kak Alez, Kak Jay, dan eumm...Tuan Kendlik" Ucap Ilsya sedikit ragu-ragu diakhir kalimatnya.

"Ilsya, ada satu syarat jika ingin tinggal disini" Ucap Duke tiba-tiba.

Arezian, Jaysson tak terkecuali Kendrick memandang penasaran pada syarat Ayah mereka.

"Syalat? Syalat apa?" Ilsya menatap Duke dengan mata birunya.

"Panggil Aku Ayah" Ucap Duke tersenyum tampan.

Arezian dan Jaysson menggerutu dalam hati sedangkan Kendrick tersenyum singkat. Raylon dan para pelayan yang mendengarnya mendadak batuk sedikit terkejut.

"Apakah boleh?" Tanya Ilsya dengan polos.

Duke menahan gemas saat Ilsya selalu bertanya, bola mata gadis kecil itu akan memandangnya lekat, sangat menggemaskan!

"Tentu, Apakah Kau keberatan?"

"Tidak, Ilsya suka! Telimakasih... Ayah Olizel" Ucap Ilsya malu-malu.

Duke yang mendengar suara Ilsya yang memanggilnya Ayah merasa hangat dihatinya. Duke tersenyum lagi dan membuat pria dewasa itu semakin tampan.
Para pelayan yang melihat suasana hangat itu juga ikut senang dan bersyukur dengan kembali hadirnya Duchess mereka dalam versi mini.

Raylon keluar sebentar dari ruang makan karna ingin ke kamar mandi, saat kembali keruang makan, Raylon kebetulan berjumpa dengan kepala pelayan yang membawa Tuan Savian dan Ashlan.

"Putra Mahkota, Sir Dellaz" Raylon menyapa dengan sopan.

Ashlan hanya menganggukan kepalanya sebagai balasan.

"Sir Raylon" Sapa Savian.

"Apakah ingin bertemu dengan Duke?" Tanya Raylon.

"Ya, tapi pangeran Ashlan ingin bertemu dengan mu" Jawab Savian.

"Suatu kehormatan bagi saya, ada apa pangeran?" Tanya Raylon.

"Aku ingin berlatih memanah dengan mu" Jawab Ashlan.

"Baiklah, Sir Savian dan pangeran bisakah menunggu sebentar?, Saya akan memanggil Duke."

"Tentu" Balas Savian tersenyum singkat.

"Bawa mereka ke ruangan kerja Duke" Ucap Raylon pada Kepala pelayan.

Raylon membuka ruangan makan lalu menuju ketempat Duke.

"Tuan Duke, Sir Savian datang untuk menemui Anda"

Raut wajah Duke berubah menjadi jengah, Kaisar sialan itu pasti yang menyuruhnya. Duke berdehem mengiyakan.

"Ayah akan kembali." Ucap Duke pada Ilsya lalu berdiri dan meletakkan Ilsya ditempat duduknya tadi.

"Arezian, ikut dengan Ayah" Arezian yang mendengarnya mendadak kesal, tadinya Dia berencana akan menganggu Ilsya setelah jauh dari Ayahnya.

"Iya" Jawab Arezian dengan malas.

Jayyson berdiri dari tempat duduknya lalu menuju kearah Ilsya.

"Adik, Ayo ikut dengan Kak Jay kita bermain saja" Ucap Jaysson bersemangat.

"Ayoo" Jawab Ilsya antusias.

"Apakah Kak Ken ingin ikut" Tanya Jaysson.

"Oke" Jawab Kendrick yang sedari tadi hanya diam.

Jaysson ingin menggendong Ilsya tapi Ilsya menggelengkan kepala tidak mau. Jaysson hendak protes tapi tidak jadi karna kepalanya dipukul oleh Kendrick.

"Jangan paksa" Ucap Kendrick dengan nada datar seperti biasa.

"Ilsya mau jalan" Ucap Ilsya.

"Digendong saja, agar Adik kecil tidak lelah" Jaysson masih keras kepala ternyata.

"Tidak Kak Jayyyy" Jawab Ilsya sambil menggelengkan kepala kecilnya berkali-kali. Terlihat imut!

"Tapi..." Jaysson hendak protes tidak jadi.

Kendrick lebih dulu menggenggam tangan kecil Ilsya.

"Eh... Tuan Kendlik?" Ucap Ilsya dengan gugup.

Kendrick menatap Ilsya lekat lalu membuat Ilsya semakin linglung.

"Kakak" Ucap Kendrick singkat.

Lalu berjalan beriringan meninggalkan Jaysson yang banyak maunya. Ilsya sedikit terkejut karna perlakuan Kendrick si bocah pendiam lalu tertawa kecil melihat Jaysson yang berteriak kesal karna ditinggalkan.

"Hey tunggu!"




••••
Halo readers! Terimakasih telah membaca cerita Ilsya and the geng:)

Kebanyakan ga sih buat chapter ini?😂 soalnya ampe 2000 kata lebih. Semoga ga jenuh bacanya ya wkwk.

Terimakasih yang sudah memberikan votes dan komen ampe spam next juga makasih ya, aku seneng liat komennya dan kerasa di tagih utang karna ga up wkwkw but i'm really happy for that❤

Kalo berkenan boleh vote dan comment untuk part ini:))
Hope u guys enjoy✌

Continue Reading

You'll Also Like

1.4M 132K 49
Di novel 'Kisah Naqila', Nathaniel Varendra adalah sosok antagonis paling kejam. Ia bahkan tak segan membunuh seseorang yang dianggap mengusik ketena...
163K 936 15
cie kepo!! sabar ya ubah alur ubah judul wkwk
2.4M 173K 49
Ketika Athena meregang nyawa. Tuhan sedang berbaik hati dengan memberi kesempatan kedua untuk memperbaiki masa lalunya. Athena bertekad akan memperb...
195K 21.7K 25
NOT BXB!! NOH UDAH PAKE CAPSLOCK, BIAR KELIATAN. Ardi si CEO, Yudha si remaja narsis, dan Ozan si pencuri, tiga orang yang mengalami kejadian di luar...