P R A G M A ✓ (TERBIT & LENGK...

By siskafbnrti

14.9M 1.5M 201K

"Papaaaaa!!" Sontak mata Damares membulat sempurna saat gadis kecil itu meneriaki nama 'Papa' menatap mata mu... More

Prolog
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
Bab 5
Bab 6
Bab 7
Bab 8
Bab 9
Bab 10
Bab 11
Bab 12
Bab 13
Bab 14
Bab 15
Bab 16
Bab 17
Bab 18
Bab 19
Bab 20
bab 21
Bab 22
Bab 23
Bab 24
Bab 25
Bab 26
Bab 27
Bab 28
Bab 29
Bab 30
Bab 31
Bab 32
Bab 33
bab 34
Bab 35
Bab 36
Bab 37
Bab 38
Bab 39
Bab 40
Bab 41
Bab 42
Bab 44
Bab 45
Bab 46
Bab 47
Bab 48
Bab 49
Bab 50
Bab 51
Bab 52
Bab 53
Bab 54
Bab 55
Bab 56
Bab 57
Bab 58
bab 59
Bab 60
bab 61
Bab 62
Bab 63
Bab 64
Bab 65 ending
Epilog atau extra part?
TBO NOVEL PRAGMA
SEKUEL PRAGMA BARU

Bab 43

181K 19.2K 3.9K
By siskafbnrti

*

Bonus satu part yaw. Nanti malam up lagi kok

Sepulang sekolah. Damares langsung kerumah Auva, mengajak Ranayya untuk kerumah Gempano karena dia ada urusan dengan lelaki jahil itu.

Rain, Mamanya Gempano, mempersilakan Damares masuk. Kedatangan Ranayya membuat senyuman Angin terukir dan menghampiri gadis kecil itu.

"Hai, Rayya," sapa Angin.

Ranayya menoleh ke sumber suara dan melihat ada Angin disampingnya. "Hai."

"Ikut aku yuk," ajak Angin.

Ranayya pun menatap Damares. Lelaki itu mengangguk, dengan cepat Angin menggenggam tangan Ranayya membawanya ke taman rumah. Disana ada ayunan.

Tak membuang waktu. Damares segera ke kamar Gempano. Sedangkan Ranayya bermain ayunan.

"Rayya, Angin boleh tanya?" disela bermainnya Angin menyempatkan diri bertanya.

Gadis kecil yang sedang mengayunkan kakinya agar ayunan bergerak pun hanya mengangguk saja.

"Tadi itu, Papa. Rayya?"

"Iya, kenapa?"

"Kok, Papa, Rayya, mau sih temanan sama Bang Gempa?"

"Emang kenapa, Mama aja temanan sama Uncle Gempa. Seharusnya yang jadi pertanyaan itu, kenapa Rayya mau temenan sama Angin!" Ranayya terkikik geli.

Angin mendengus sebal. "Emang Rayya nggak mau temanan sama, Angin?"

Angin memang tampan. Kecil aja tampan apalagi besar, cuman tingkahnya itu sebelas dualima sama Gempano. Nyebelin banget kadang.

"Enggak!" jawab Ranayya jujur.

Angin pun turun dari ayunannya. Memberhentikan ayunan Ranayya menatap gadis kecil itu lekat.

"Yasudah kalo ngga mau temanan sama Angin. Menikahlah sama Angin, ngga perlu jadi teman tapi bisa dekat."

"Menikah itu untuk orang dewasa. Lagian nikah juga butuh teman hidup, sama aja namanya teman!"

"Kalo begitu, berjanjilah jika nanti Angin dan Rayya udah jadi orang dewasa kita akan menikah. Bagaimana?" tawar Angin mengulurkan tangannya.

Ranayya tertawa menerima uluran tangan Angin dan turun dari ayunan. "Menjadi dewasa itu tidaklah mudah, Angin."

"Angin harus gimana biar Rayya mau temanan sama Angin. Angin belain belajar terus agar sekelas sama Rayya 'lho."

"Tapi, Rayya nggak minta Angin belajar biar sekelas sama, Rayya."

Gadis kecil itu menjawab sembari bermain permainan yang ada ditaman milik Angin.

Tak menyerah, Angin pun kembali menghampiri Ranayya yang sedang memainkan scooter miliknya.

"Kalo Angin bilang cinta sama Rayya gimana?"

Kening Ranayya berkerut. "Cinta? Rayya ngga tau artinya cinta dan nggak mau tau juga!" ketus gadis kecil itu.

"Tapi, kata Bang Gempa. Angin boleh kok nyatain perasaan suka Angin sama Rayya."

Ranayya hanya menertawakannya saja. Saat melihat Papanya, ia segera berlari dan menghampiri Papanya yang bersama Gempano.

Gempano menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Ini sih salah, menghindar di sekolah malah disamperin dirumah. Ya bahas 'Tante Ririn'.

"Bye, Angin." Ranayya melambaikan tangannya saat Papanya berpamitan pulang.

Gempano pun segera menghampiri Angin. Berjongkok di hadapan laki-laki tampan itu yang tampak cemberut.

"Gimana?" tanya Gempano.

"Rayya bilang menikah hanya untuk orang dewasa. Angin bilang suka sama Rayya, tapi dia hanya tertawa saja."

"Jangan menyerah. Semangat dapatin anak Auva!" Gempano semakin menghasut Adiknya itu.

🐈

Setelah selesai makan malam. Damares membantu Auva membereskan meja makan.

Pekerjaan tentunya mudah jika Damares ikut andil juga. Setelah semuanya selesai. Mereka berkumpul lagi di ruang keluarga.

Keluarga Auva yang berada di Yogyakarta sudah pergi ke bali, dimana pelaksanaan acara tunangan Raka. Nenek Ani dan anaknya Bondan juga turut hadir disana.

"Aku mau pergi, ada rapat panggilan anak motor," ucap Damares menatap Ranayya yang sedang bermain.

"Sekarang?" tanya Auva.

Damares mengangguk kecil. Auva yakin di perkumpulan anak motor itu pasti ada Ferdy dan Nigel, lelaki yang menganggu Auva.

"Rayya, Papa mau pergi," panggil Auva.

Ranayya pun segera menghampiri Damares. Menatap Papanya, "Papa mau pergi, tapi, Rayya mau main sama, Papa."

"Main sama, Mama, dulu ya," bujuk Auva.

Ranayya menggeleng kuat. Naik ke sofa dan memeluk leher Damares. Ia tak mau membiarkan Papanya pergi.

"Rayya mau main sama, Papa!"

"Besok Papa janji pulang sekolah kita jalan sama Opa juga," seru Damares.

"Nggak mau!"

Auva pun berusaha membujuk Ranayya. Melepaskan pelukan gadis kecil itu pada leher Damares, namun semakin kuat tenaga Ranayya memeluk Damares.

"Kita beli mainan baru ya."

"Enggak! Mau Papa!"

Terpaksa Auva melepaskan pelukan Ranayya. Tentunya membuat tangisan bagi gadis kecil itu.

"Dam, nggak usah pergi aja deh. Rayya nggak biasa ngelarang kamu kayak gini," cegah Auva.

Damares harus pergi kesana. Karena ini acara tahunan geng motor, dan tahun lalu ia diwakilkan oleh Gibran dan Athaya.

Membujuk Ranayya dengan cara mendekatkan gadis kecil itu.

"Setelah selesai, Papa kesini lagi ya."

Ranayya tak menjawab namun isakan tangisnya kencang yang berada digendongan Auva. Meletakkan kepalanya dibahu gadis itu.

Damares memeluk keduanya. Auva merasa bimbang sendiri, ada rasa tak enak didalam hatinya.

"Jangan nangis, Rayya. Tidur sama Mama dulu ya, Papa, cuman pergi bentar aja."

Auva tak bisa mencegah Damares lagi.

"Yaudah pergi aja. Rayya nggak papa sama aku."

Bahkan Ranayya menolak menatap Papanya sendiri. Damares pun mengecup kening Auva dan Ranayya sebelum pergi.

Setelah kepergian Damares. Auva mengajak anaknya untuk tidur, sebelum itu ia membujuk untuk meminum susu terlebih dahulu.

🐈

Perkumpulan anak motor ini dihadiri oleh 5 geng motor yang terkenal seperti tiap tahunnya akan mengadakan tour ke bandung seperti biasa.

Ada Neriozator, Apolloza, Cobra, Zakrasa, dan Tengkorak. Semua anggota geng motor ini hadir. Berbaris seperti orang mau upacara saja. Disetiap barisan berdiri dua pemimpin. Dimana ada Ferdy, Nigel, Damares, Jonathan, Ciko, bersama rekan mereka tentunya.

"Seperti tiap tahunnya yang kalian ketahui, kita bakalan ngadain tour besar-besaran disini. Setelah selesai ulangan, kumpul disini semua dengan pasangan kalian masing masing!" teriak Roy sang raja jalanan.

Dengan cara ini berharap Apolloza, Neriozator, dan Cobra berdamai. Begitu juga dengan Tengkorak dan Zakrasa.

Mereka seperti tak ingin berdamai. Biarpun selalu diadakan tour tiap tahunnya seperti biasa.

"Damares dan Nigel bisa maju," titah Jagat.

Mereka berdua pun maju. Nigel tersenyum miring pada Damares. "Gue harap yang jadi pasangan tour gue adalah, Auva."

Menatap tajam Nigel dengan mengepalkan tangannya. Sedangkan lelaki itu mengedikkan bahunya acuh saja.

"Tahun ini ketua Nerioz dan ketua Cobra yang bakal mimpin tour kita ke bandung!" keputusan final dari Jagat, Roy, dan Marten.

Karena tahun lalu sudah dipimpin oleh Tengkorak dan Apolloza.

"Auva seksi sekali," kata Nigel penuh napsu.

Damares mulai menggeram kesal. Menarik hoodie yang dipakai Nigel. Mereka panik melihat itu, Roy pun segera melerainya.

"Mau mati lo!" bentak Damares.

"Dam, sabar. Bukan saatnya untuk kelahi!" lerai Roy.

Damares pun kembali pada anak neriozator tak lupa melemparkan tatapan tajamnya pada Nigel yang tak menyerah untuk mendapatkan Auva.

Sekali ia bilang Auva miliknya akan terus begitu, itulah prinsip Nigel.

Karena gadis itu berani mengambil pandangannya yang membuat Nigel langsung menyukai Auva.

Tentunya pertemuan ini belum selesai. Rasa mencekam pun mereka rasakan dan beberapa kali ada serangan dadakan. Setiap tahun memang begini.

Mereka membahas bagaimana perjalanan ke bandung dan persiapan apa saja kali ini yang akan dibawa.

-JAGA JARAK KEMATIAN-


SEE YOU

Continue Reading

You'll Also Like

133K 4.5K 30
Davinia Shakina Queta. Gadis cantik,berprestasi SMA Highstar. Memiliki masalah dengan Shakina bukan lah suatu hal yang menyenangkan. Shakina adalah...
2.1M 98.8K 70
Herida dalam bahasa Spanyol artinya luka. Sama seperti yang dijalani gadis tangguh bernama Kiara Velovi, bukan hanya menghadapi sikap acuh dari kelua...
31.2K 2.4K 38
Saat perasaan dipermainkan untuk taruhan. *** Perasaan ini bukan permen karet. Yang akan dibuang kala rasa manis itu menghilang. Tetap tinggal bila...
849K 24K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...