Hari-hari keluarga Uzumaki berjalan normal seperti biasanya namun kini dengan kehadiran Himawari kediaman Naruto dan Hinata menjadi terasah lebih ramai dari biasanya. Selain itu, Shikadai, Inojin dan Sarada kerap kali datang berkunjung bersama orangtua mereka untuk bermain bersama.
Saat ini Boruto sedang bersama Shikadai, Inojin dan Sarada.
"mainnya jangan kotor-kotor ya!" peringatan Temari untuk anak-anak.
"iya ibu"
"iya bibi" ucap mereka bersamaan.
Temari, Ino dan Sakura sedang duduk bersantai di halaman belakang rumah NaruHina sambil memantau anak-anak mereka bermain. Hinata juga baru saja selesai menidurkan Himawari jadi dia bisa bergabung dengan yang lainnya. Mereka memang sering berkumpul seperti ini jika para suami mereka pergi bekerja.
"Sarada masih susah bergaul dengan yang lain" ucap Sakura.
"dia mewarisi sifat ayahnya sepertinya" balas Ino.
"tapi Boruto selalu memaksanya ikut bermain, lama kelamaan juga dia akan terbiasa" ungkap Temari.
Saat mereka bertiga berbincang Hinata datang dan bergabung.
"maaf ya kalau Boruto sering menjahili Sarada, Sakura-chan" ucap Hinata.
"aah.. jangan dipikirkan namanya juga anak-anak, lagian aku senang kok Boruto mau mengajak Sarada bermain bersama, Sarada itu seperti ayahnya susah bergaul dengan yang lain jadi ku pikir tindakan Boruto benar kok" balas Sakura.
"ngomong-ngomong Hinata, Himawari mana?" tanya Ino.
"dia tidur, baru saja" jawab Hinata.
"ooh begitu"
Mereka terus berbincang-bincang sambil memperhatikan anak-anak mereka dan tak lama kemudian Naruto pulang.
"ooh.. lagi ramai sepertinya" ucap Naruto saat melihat ternyata rumahnya sedang ramai.
"eh Naruto-kun kau sudah pulang"
"iya Hinata, misiku tidak begitu sulit jadi aku bisa menyelesaikannnya dengan cepat-dattebayo"
"AYAAAH!" Boruto berlari ke arah ayahnya "ayah ayo main" ajak Boruto.
"eh maaf ya sayang, ayah lelah nanti ya kita main lagipula ada Inojin dan Shikadai di sana" jawab Naruto.
Mendengar penolakan sang ayah Boruto menggembungkan pipinya pertanda dia sedang marah.
"maaf ya" Naruto mengusap kepala sang anak.
"Boruto ayo sini kita main lagi!" panggil Inojin.
Mendengar itu Boruto kembali ke teman-temannya meninggalkan sang ayah.
"Hinata, Himawari mana?" tanya Naruto pada Hinata.
"dia sedang tidur"jawab Hinata "apa kau mau makan siang dulu?" lanjutnya bertanya.
"tidak usah aku masih kenyakng, aku mau istirahat saja-dattebayo" balas Naruto.
"baiklah"
Naruto pun bergegas menuju kamar.
Skip..
Soreh hari tiba Ino, Sakura dan Temari sudah kembali ke rumah mereka masing-masing. Hinata menggendong Boruto menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh sang anak.
"ibu, ayah mana?" tanya Boruto.
"ayah sedang istirahat di kamar" ucap Hinata sambil menggosok tubuh Boruto.
"Himawari?"
"Himawari ada bersama ayah"
"ayah tidak mau bermain bersama Boruto tapi dia bersama Himawari" ucap Boruto dengan nada solah-olah dia sedang cemburu dengan sang adik.
"sayang, tadi itu ayah lelah dia butuh Istirahat, Himawari tadi sedang tidur jadi ayah tidur bersama Himawari"
Setelah mandi Hinata menggendong Boruto menuju kamar sang anak untuk mengganti pakaian.
"aku mau pergi ke ayah" Boruto langsung berlari menuju kamar Naruto dan Hinata.
"eh jangan ganggu ayah!" Hinata mencoba menahan sang anak.
Saat berada di kamar sang ayah Boruto semakin kesal setelah melihat Naruto sedang menggendong Himawari.
"tadi katanya ayah lelah" ucap Boruto.
"memang"
"tapi kenapa bermain bersama Himawari?"tanya Boruto polos.
"ayah tidak sedang bermain dengan Himawari, tadi Himawari menangis jadi ayah menenangkannya" penjelasan Naruto.
"kalau begitu aku juga mau digendong ayah" Boruto menjulurkan tangannya meminta untuk digendong.
"Boruto tangan ayah hanya dua kalau Boruto juga digendong nanti berat dong sayang" ucap Hinata.
"Himawari kan bisa bersama ibu, pokoknya aku mau bersama ayah" rewel Boruto.
"Boruto!" Naruto langsung memanggil si sulung dan memberinya tatapan tegas.
Boruto langsung terdiam.
Memang selama ini Hinata mendidik Boruto dengan lemah lembut sehingga membuat Boruto terkadang berani menghiraukan ucapan sang ibu, berbanding terbalik dengan Hinata, Naruto justru mendidik Boruto dengan tegas karena dia tidak ingin sang anak tumbuh menjadi anak yang nakal dan manja karena itulah Boruto sangat takut pada sang ayah bahkan terkadang Naruto tidak perlu berucap satu patah kata pun cukup dengan menatap Boruto dengan tatapan maut Boruto pasti akan langsung diam dan menurut.
"ayah tidak mau bermain dengan Boruto lagi, ayah tidak sayang Boruto" ucap Boruto berlari menuju kamarnya.
"e-eh? Boruto" Hinata mencoba menahan sang anak.
"anak itu" Naruto menghela napas.
"dia sepertinya cemburu melihat dirimu bersama Himawari"
"jadi? Apa yang harus kita lakukan?"
"biar ku beri penjelasan padanya, Naruto-kun disini saja" ucap Hinata lalu menghampiri Boruto.
Sesampainya di kamar sang anak, Hinata langsung menjelaskan semuanya.
"sayang ibu masuk ya" Hinata mengetuk pintu lalu berjalan perlahan "Boruto kenapa sih? Sini bilang pada ibu" lanjutnya duduk di samping sang buah hati.
"ibu, apa ayah sudah tidak sayang lagi dengan Boruto?" Boruto langsung bertanya pada Hinata.
"eh kenapa Boruto bisa berpikir begitu?"
"ayah selalu marah pada Boruto tapi tidak pernah marah pada Himawari"
Hinata tersenyum lalu mulai menjelaskan.
"Bukan seperti itu, justru ayah begitu karena sayang pada Boruto, dia tidak ingin Boruto menjadi anak yang cengeng" ungkap Hinata "ayah tidak pernah marah pada Himawari karena Himawari itu masih kecil, sedangkan Boruto kan sudah besar" lanjutnya.
"tapi kenapa dia tidak pernah mau tidur dengan Boruto lagi?"
"kan sekarang Boruto punya kamar sendiri, Boruto juga anak yang hebat dan berani kan? Jadi sudah bisa tidur sendiri, kalau Himawari kan masih kecil dia belum boleh tidu sendiri masih harus dijaga oleh ayah dan ibu memangnya Boruto mau kalau Himawari menangis tengah malam lalu jatuh dari tempat tidur dan tidak ada ayah dan ibu yang menolong?"
"tidak ibu"
"nah kan, Boruto kan anak pintar anak baik jadi harus baik pada adik juga, Boruto sayang pada Himawari kan?"
"iya ibu"
"nah kalau begitu jangan marah lagi ya sayang, jangan pernah bilang kalau ayah dan ibu tidak sayang Boruto lagi ya!"
"iya ibu, Boruto janji"
Tiba-tiba Naruto dantang.
"apa ayah boleh masuk?" ucap Naruto di depan pintu.
"itu ada ayah, minta maaf ya sama ayah" titah Hinata.
"iya ayah" Boruto mempersilahkan Naruto masuk "ayaaah" Boruto langsung memeluk Naruto.
"eh? Kenapa?" heran Naruto.
"maafkan Boruto ya ayah, jangan marah lagi, Boruto takut"
Naruto tersenyum.
"iya ayah tidak marah, maafkan ayah juga yah tadi tidak bisa menemani Boruto bermain, soalnya tadi ayah benar-benar lelah-dattebayo"
"iya" Boruto mengangguk.
"besok ayah libur jadi kita bisa bermain sepuasnya"
"benarkah?" antusisa Boruto.
"tentu-dattebayo asal Boruto mau berjanji pada ayah kalau Boruto harus sayang pada Himawari dan mau menjaganya, bagaimana?"
"iya Boruto janji"
"nah karena semua sudah baikan bagaimana kalau kita buat makan malam bersama" tawar Hinata.
"waaaahhh..." Ucap Boruto dan Naruto bersamaan.
"mau tidak?"
"mau mau"
"hahaha... baiklah ayo!"
"ayo!"
Mereka akhirnya membuat menu makan malam bersama-sama dan bersenang-senang.
NEXT PART
Maaf jika banyak kesalahan dalam penulisan karena author penulis amatiran.
Jangan lupa vote dan komen ya! Terimakasih, sampai jumpa di part selanjutnya...
.
Skefo:
Maaf baru update lagi, soalnya lagi sibuk banget dari kemaren tugas berdatangan terus ditambah lagi udah mau lebaran jadi nggak sempet buat nulis.