"Sebahaya apa Ataxia itu, dokter?"
"Ada apa, dokter Seokjin?"
°°•••°°
Ditempat lain, ada Yoongi yang sibuk dihadapan laptopnya. Memang seperti itu keseharian nya. Sesekali Yoongi mengeluarkan skill yang ia miliki.
"Waahh! Apa akan ada lagu baru, hyung?" Tanya Hoseok yang tiba-tiba muncul dari balik pintu kamar Yoongi. Membuat Yoongi berhenti melakukan Rapp nya.
"Mungkin, tapi bukan untuk siapa-siapa."
"Maksudmu? Kalau bukan untuk artis lalu untuk siapa?" Tanya Hoseok bingung. Jelas, pekerjaan Yoongi menciptakan sebuah lagu itu pasti untuk artis, tapi Yoongi bilang tidak untuk siapa-siapa.
"Untuk diriku sendiri, mungkin. Penyanyi lain bisa punya lagu karena aku yang menciptakan nya. Masa aku yang bisa membuat musik nya tidak boleh punya lagu sendiri!?"
"Waahh! Hyung akan punya lagu!" Suara seperti anak kecil dibalik pintu kamar Yoongi.
"Eoh? Jimin!?" Ujar Hoseok yang pertama melihat nya.
"Jim-"
"Maaf hyung, aku ganggu kalian." Pembicaraan Yoongi dipotong oleh Jimin.
"Jimin." Yoongi menarik tangan Jimin yang baru saja ingin meninggalkan Yoongi dan Hoseok.
"Ada apa, hyung?" Tanya Jimin datar.
Setidaknya Jimin sudah menurunkan ego nya untuk tetap menghargai kakak-kakaknya.
Yoongi masih terdiam menatap Jimin. Pertanyaan nya belum dijawab. Tangannya berkali-kali merentang kecil, entah apa yang dilakukannya.
"Unggie turunkan egomu." Batin Yoongi.
Mata Hoseok membulat ketika melihat apa yang dilakukan oleh Yoongi ke Jimin. Pemandangan yang cukup indah bagi Hoseok.
Yoongi berhasil menurunkan ego nya dan memeluk Jimin secara erat. Jimin pun membalas pelukan itu, tangisannya tidak tertahan. Sebut saja Jimin cengeng.
"Maafkan aku, Jim." Tutur Yoongi lembut kepada sang adik.
"Maafkan aku, gara-gara aku Jin hyung hanya terfokus ke aku, aku juga tidak mengerti mengapa Jin hyung memperlakukan aku seperti itu." Jelas Yoongi.
"Hyung itu adiknya Jin hyung, jadi wajar kalau Jin hyung begitu mengkhawatirkan hyung." Itu Hoseok yang bicara.
"Tapi kalian juga adik Jin hyung." Bantah Yoongi.
"Jin hyung adil, Jin hyung menyayangi ketiga adiknya." Jawab Hoseok dengan senyuman manis nya.
"Support aku untuk membuat lagu baru ya." Pinta Yoongi seraya memeluk kedua adiknya.
Yoongi sangat sweet hari ini, Yoongi si cuek, dingin, bahkan kedua adiknya dan satu kakaknya itu menjuluki dirinya sebagai kulkas berjalan. Kali ini ia menurunkan ego nya untuk melakukan deep talk dengan kedua adiknya. Walau tidak terlalu deep seperti saat Yoongi mengobrol dengan Seokjin, tapi setidaknya ia bisa dekat dengan adiknya untuk beberapa menit.
"Eoh hyung!" Pekik Hoseok.
Jimin berhambur memeluk Yoongi yang tiba-tiba terjatuh, dirinya seperti hilang keseimbangan.
"Hyung! S.. s.. saranghae! Berjanjilah padaku untuk selalu sehat! Aku mohon!"
"Jimin-aa, aku selalu sehat. Jangan berlebihan seperti itu, sekarang kau yang terlihat seperti Jin hyung." Yoongi mencubit pipi Jimin gemas.
"Bukti bahwa aku menyayangimu dan tidak mau kehilangan mu, hyung." Jimin memajukan mulutnya.
"Ne..." Jawab Hoseok tiba-tiba membuat Yoongi dan Jimin menoleh ke arahnya.
Ternyata Hoseok sedang mengangkat telepon seluler nya.
"Jimin-aa." Panggil Hoseok.
"Apa?"
"Kau lupa sesuatu, tidak?" Tanya Hoseok.
"Apa? Aku tidak melupakan sesuatu."
"Jelas kau melakukan sesuatu! Ada janji apa kau hari ini!?"
"Astaga! Mengerjakan tugas dirumah Taehyung!" Pekik Jimin setelah mengingatnya.
"Bagus kau mengingatnya. Taehyung yang menelepon ku tadi." Jelas Hoseok.
"Yasudah. Hoseok-aa, antarkan adikku ini ya." Pinta Yoongi.
"Adikku!" Teriak Hoseok tidak mau kalah.
Sementara yang punya nama hanya menunjukkan senyuman serta gigi lucu nya.
Bahagia itu sederhana bagi Jimin, cukup di perebutkan oleh kakak-kakak nya saja sudah membuatnya bahagia. Maklum, anak bungsu.
°°•••°°
"Terima kasih." Ungkap Hoseok yang terlihat sangat tulus.
"Untuk apa? Kenapa?" Jimin malah bertanya.
"Kau berani menurunkan ego mu, untuk Yoongi hyung. Aku tahu beberapa hari kemarin kau hanya emosi. Aku tidak percaya jika kau membenci Jin hyung dan Yoongi hyung." Jelas Hoseok.
"Tidak pernah, hyung. Aku menyayangi kalian."
"Ya sudah, nanti aku jemput lagi."
"Eoh? Justin?" Baru saja Jimin ingin berpamit, namun ia melihat sosok Justin tepat didepan rumah sahabatnya itu.
"Hyung tunggu sebentar disini, jangan pulang!" Pinta Jimin, Hoseok hanya mengangguk.
Jimin membuka pintu mobilnya, keluar dan berjalan ke arah Justin.
"Justin?" Panggil Jimin.
"Jimin hyung!?" Jawab Justin dengan terkejut.
"Kenapa kau ada disini?"
"Ah.. aku sedang jalan-jalan mencari angin segar. Aku juga sedang menghafal jalanan, tapi malah tersasar." Jawab Justin.
Jimin tahu bahwa Justin sedang beralasan.
"Kalau begitu kakakku yang akan mengantarkanmu pulang, ya?"
"Akhirnya, terima kasih, hyung."
Jimin membawa Justin ke mobilnya yang sudah pasti ada Hoseok didalamnya.
"Hosokie hyung!" Teriak Jimin manja. "Aku minta tolong antarkan adikku ini, ya? Arah apartemen nya sama dengan arah rumah kita, kok." Sambung Jimin.
"Eoh? Jadi ini yang sudah kau anggap adik?" Tanya Hoseok.
"Siapa namamu?" Hoseok lanjut bertanya.
"Justin."
"Justin-ssi. Namaku Hoseok, aku kakaknya Jimin."
"Bye - bye!" Hoseok berpamit ke Jimin lalu melanjutkan perjalanan nya untuk mengantar Justin dan pulang ke rumah.
Jimin memperhatikan mobil sang kakak yang lama kelamaan menjauh, sesekali ia berpikir bagaimana bisa Justin tersasar jauh.
"Astaga dompet Justin! Padahal aku membawa nya."
Jimin berjalan ke arah rumah Taehyung, lalu mengetuk pintu rumah Taehyung. Jimin memang sahabat Taehyung, tapi ia tetap mengerti arti sopan santun. Jimin tidak pernah lupa apa yang sudah di ajarkan oleh ketiga kakaknya. Attitude is number one.
"Eoh? Namjoon hyung!" Seketika Jimin memeluk kakak dari Taehyung itu. Namjoon hanya bisa tersenyum dan membalas pelukannya.
"Kau kenapa!?"
"Rupanya aku juga rindu pada hyung! Lagipula hyung juga kakakku, bukan!?" Kata Jimin seraya menggembungkan pipinya.
"Tentu saja!"
"Tidak! Namjoon hyung hanya kakakku!" Taehyung tiba-tiba ada dibelakang Namjoon dan membantah perkataan Jimin.
"Tidak usah ribut! Kalian berdua adikku. Lebih baik sekarang kerjakan tugas kalian!" Perintah Namjoon. Jimin dan Taehyung hanya menuruti perintah nya.
"Kau ke kamarku terlebih dahulu, aku ke dapur sebentar untuk membawa camilan untuk kita."
Jimin langsung memasuki kamar Taehyung, Jimin terpesona melihat kamar Taehyung yang cukup rapih, disana juga banyak foto-foto Taehyung bersama sang kakak, Namjoon.
Jimin paham betul bagaimana Taehyung sangat manja kepada sang kakak dan sangat menyayangi nya. Maka tidak heran jika Taehyung posesif terhadap Namjoon.
Mata Jimin membulat ketika melihat foto kecil berukuran 2R itu.
"Justin!?"
~Min Yoongi~
To be continue
Annyeong yeorobun!!
Tolong hitung berapa hari aku tidak update cerita ini!?😭
Gatel pengen nulis, pengen update, tapi ada aja halangannya😔
Apakah kalian masih stay!? Aku harap masih!
Maaf yaa kalau ceritanya gak nge-feel, maaf juga kalau ceritanya aneh, atau gak bagus, atau apalah pokonya. Aku masih berusaha supaya kalian suka sama ceritanya, hehe 🥺
Gimana puasa nya!? Masih lancar kah!? Aku harap begitu ya! Semangat puasa nya untuk yang menjalankan 🤗
Still stay and enjoy!!
Gomawo💜
_Alova, eomma nya Shooky_
Note : kali ini banyaknya moment Jimin sama Hoseok, hihi. Aku kasih foto mereka berdua di media ya😚