Jangan Lupa Beri Bintang, Komen, Share Ketemen Kalian dan Follow Author untuk dapat notif episode selanjutnya😍
HAPPY READING❣️
-----------------------------------------------------------
9. Dimana Dia
-----------------------------------------------------------
Nathan memimpin bola dan loncat memasukan bola kedalam ring.
Srettt!!!
Terjadi Reboun.
Dimana bola gagal masuk kedalam ring.
Devon berhasil meraih bolanya dan
Prittt!!!
Devon berhasil memasukkan bola basketnya ke dalam ring.
4:3
"SEKOLAH ELANG MENANG!!!" Ucap Wasit.
"YEYYYYY!!" Seisi lapangan bersorak dan bertepuk tangan.
"Yeyyy, wle Devon kan yang menangg!!!" girang Glory dan Anya semangat.
Devon tertawa memeluk Dilo dan teman rekan basket lainnya.
"Hahh oke ayo kita makan, let's gooo!!!" Ucap Lisa dan Tata.
Ya mereka tidak pernah perhitungan soal traktir, persahabatan sangat lah penting, mereka akan melakukan apapun untuk membahagiakan sahabatnya.
(DILAIN SISI)
"Yes!!! Kamu memang yang terbaik Devon!!" Teriak Dilo dan memeluk Devon beserta regu tim basketnya,
Devon tertawa.
"Tadi itu hampir aja," keluh Devon.
"Ayo berbaris," Devon memerintah pada regu tim nya dan mereka berbaris bersama SMA GARUDA untuk bersalaman kembali.
Devon berhadapan dengan Nathan sang ketua basket SMA GARUDA.
"Kenalin Devon," ucap Devon sambil mengulurkan tangan.
"Nathan." Nathan menjabat tangan Devon.
"Selamat bisa mengalahkanku," ucap Nathan.
"Tadi pertandingan yang menyenangkan, kuharap kita bisa bertanding lagi," ucap Devon ramah sebagai ketua tim basket.
"Tentu," dibalas senyuman Nathan.
Tring!!
Bunyi bel kafe sekolah berbunyi saat GLASTA membuka pintu dan mereka memesan makanan.
"Bu Maria, pesan paket 2, 4 porsi ya Bu dan milkshake coklat nya 4."
"Sumpah, tadi pertandingannya seru banget gila!!" ucap Tata yang biasanya tidak tertarik dengan pertandingan basket.
"Yang paling menegangkan, waktu skor mereka seri. Bulu kudukku ikut merinding," timpal Anya.
"Apalagi saat Devon mencetak gol terakhir! Beuhh damage nyaa," puji Lisa memanas manasi.
"Aku merasa jantungku berhenti sejenak," gedik Lisa.
"Sudah kubilang kan Devon yang menang, aku perhatikan Nathan tadi gak fokus sama pertandingannya dan itu kelemahan Nathan," cerca Glory.
"Okeyy, kita ganti topik. Aku mau menceritakan sesuatu," ucap Lisa serius memajukan badannya dan mengalihkan pembicaraan karna jengah membahas Nathan.
Makanan dan minuman yang dipesan pun datang.
Mereka saling menyeruput minuman masing masing.
"Apa itu?" tanya Anya.
"Aku mau menceritakan sedikit tentang Devon, aku dengar Devon gak punya pacar saat ini dan setelah aku tanya-tanya ke Dilo. Devon orang yang setia, dia sudah putus dengan mantannya sejak 2 tahun lalu dan tidak pernah pacaran lagi," ucap Lisa menjelaskan.
Glory mengangkat alisnya penasaran.
"Apa Devon trauma?"
"Enggak, cuma dia udah gak tertarik lagi sama siapapun. Rumornya semua perempuan yang mau dekat dengan Devon, perempuan yang hanya mau tenar aja." jelas Lisa.
"Tapi aku lihat-lihat dia mulai tertarik padamu Glory," ucap Tata meyakinkan.
"Benar, aku juga ngeliat itu dimatanya," tambah Anya.
"Enggak, itu mah gak mungkin." Glory mengelak.
"Kita setuju kok, kalo kamu mau dekat sama Devon. Udah ganteng, pinter, swett. Ahh, perempuan yang dapetin Devon beruntung Glo."
Tata dan Anya mengangguk setuju juga dengan pendapat Lisa.
"Tunggu dulu, sekarang dengarkan pendapat Glory,'' ucap Anya untuk mendamaikan.
"Enggak, aku gak tertarik sama Devon," ucap Glory singkat.
"Kenapa Gloryy? Apa ada sesuatu yang membuatmu ragu lagi?" Lisa kebingungan dengan sahabatnya yang satu ini.
"Emm, aku cuma gak tertarik aja Lisa, sesimpel itu. Aku tau dia ganteng dan perhatian, tapi aku takut dia bermuka 2 kayak nathan."
"Laki-laki tipe Nathan bukan satu aja di dunia. Tapi, masih banyak spesies nya," sambung Glory.
"Ya benar juga sih, tapi gapapa kan kalo kita jadikan Devon teman Glo," ucap Anya dan diberi anggukan oleh Tata dan Lisa.
"Aku gak keberatan kalo cuma temenan doang."
Glory menangkat gelasnya untuk menghibur diri.
"Gimana kalau kita merayakan hari menyenangkan ini."
"Bersulang?!!" ucap Glory dengan mengangkat alisnya.
"Bersulang!!" ucap Anya, Tata dan Lisa bersamaan. Mereka mulai berbincang bincang tentang masalah lain.
Tringg!!
Pintu Kafe sekolah terbuka lagi dan banyak orang yang masuk.
"Kamu sudah menemukannya?" ucap seseorang.
"Belum, tapi aku tadi sempat melihat nya dilapangkan, dimana dia," ucap Nathan sambil mengacak rambut frustasi.
Glory membeku, dia hafal suara ini.
"Glory kamu kenapa diam?" Lisa bertanya karna peka ada perubahan sikap dari Glory.
"Lisa kayaknya aku harus kekamar mandi,'' Glory gugup dan Lisa Anya Tata tahu itu.
"Enggak aku gak boleh disini, aku gamau berhadapan sama dia lagi," gumam Glory dan mulai berlari keluar kafe.
Lisa mencari sesuatu yang mengusik Glory dan Lisa menemukan Nathan sedang tercengang menatap meja Glory Lisa Tata dan Anya.
Sedangkan Nathan yang sudah mengetahui keberadaan Glory dan mulai bergegas mengejar Glory.
Lisa berdiri dari duduknya menghalangi Nathan dengan tangannya.
''Tadi itu Glory kan?" tanya Nathan menyakinkan diri pada Lisa.
"Kamu mau apa lagi?'' tanya Tata ikut berdiri.
"Aku mau bicara sama Glory sebentar," ucap Nathan.
"Enggak seharusnya kamu berbicara sama Glory lagi. Bukannya urusanmu sama Glory sudah selesai ya? kamu cuma perlu melakukan apa yang harus kamu lakukan dan pulang kesekolahmu, gak perlu mengusik Glory lagi" timpal Anya berkali-kali.
Nathan tidak mendengarkan ketiganya dan menerobos pergi keluar mengejar Glory.
"Ini gak bisa dibiarin, ayo kejar Nathan," perintah Lisa dan mereka segera mengejar mencegah Nathan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Author bocorin ya, Episode selanjutnya Glory bakal bertengkar lagi nih sama mantannya🤭, ada apa lagi yaa??
NEXT??
NEXT??
NEXT??