The Gift || SEVENTEEN [COMPLE...

By UtiiHan

32.7K 4.7K 1.4K

Kehidupan Jeon Wonwoo semula baik-baik saja, sampai suatu kejadian naas itu telah terjadi. Satu keluarganya m... More

Intro & Sinopsis
Chapter 1 - The Beginning
Chapter 2 - Blue Eyes(1)
Chapter 3 - Blue Eyes(2)
Chapter 4 - The Ghost
Chapter 5A - Two Years Ago
Chapter 5B - Destiny
Chapter 6 - Save Me
Chapter 7 - Ghost(Again)
Chapter 8 - Disappointed
Chapter 9 - Murder
Chapter 10 - The Beginning of a Truth
Chapter 11 - The Truth
Chapter 12A - Killer
Chapter 12B - Secret
Chapter 13 - Killer (2)
Chapter 14 - Psychopath
Chapter 15 - I Miss, but...
Chapter 16 - Hoshi
Chapter 17 - Sorry
Chapter 18 - A Part of Secret
Chapter 19 - Give Up
Chapter 20 - Fact
Chapter 21 - Help Me
Chapter 22 - Trance
Chapter 23 - Wanna Be Your Friend
Chapter 24 - I See It
Chapter 25 - I Trust You
Chapter 26 - Hiding a Secret?
Chapter 27 - Why, Dad?
Chapter 28 - Revenge
Chapter 29 - Working
Chapter 30 - New Family
Chapter 31 - Another Big Secret
Chapter 32 - Mysterious Man Pt.1
Chapter 33 - Mysterious Man Pt.2
Chapter 34 - Angel?
Chapter 35 - Warning!
Chapter 36 - Yoon Yu Jeong's Doll
Chapter 37 - Not My Father?
Chapter 38 - Last Warning!
Chapter 39 - Locked
Chapter 40 - Confusing Truth
Chapter 41 - I Can't See Him?
Chapter 42 - Reveal The Facts
Chapter 43 - Our Father
Chapter 44 - Your Brother
Chapter 45 - Complicated
Chapter 46 - I Can See You Again
Chapter 47 - Finally
Chapter 48 - Unfinished
SURPRISE!
Chapter 49 - In The Elevator
Chapter 50 - Don't Trust Him
Chapter 51 - Not Remember
Chapter 52 - Who Are You?
Chapter 53 - Welcome Back!
Chapter 54 - Call Me Mom
Chapter 55 - Reason
Chapter 56 - Meet Again
Chapter 57A - I Feel You
Chapter 57B - Back to Reality
Chapter 58 - De Javu?
Chapter 59 - Forecast
Chapter 60 - Impossible
Chapter 61 - Im Yujin's Secret
Chapter 62 - Afraid
Chapter 63 - Reality
Chapter 64 - I'm Sorry, Mom!
Chapter 65 - Sad Destiny
Chapter 66 - I'm Sorry
Chapter 67 - Flashback to 2013
Chapter 68 - Punishment
Chapter 69 - Our Father (2)
Chapter 70 - Who?
Chapter 71 - Please Help Me! (Pt. 1)
Chapter 73 - Please Help Me! (Pt. 3)
Chapter 74 - Please Help Me! (Pt. 4)
Chapter 75 - Please Help Me! (Pt. 5)
Chapter 76 - Please Help Me! (Pt. 6)
Chapter 77 - My Other Secret
Chapter 78 - My Other Secret (2)
Chapter 79 - Just an Angel
Chapter 80 - Consequence
Chapter 81 - Consequence (2)
Chapter 82 - Life Goes On (Last Chapter)
The Gift - Chit & Chat

Chapter 72 - Please Help Me! (Pt. 2)

282 42 23
By UtiiHan

Semilir angin malam yang berhembus pelan, menambah kesan dingin suasana malam itu. Wonwoo dan Hoshi kini sudah berada di dalam rumah mereka. Lebih tepatnya mereka sedang duduk bersama di ruang tamu. Tidak hanya mereka berdua yang ada di sana. Ada satu sosok lain yang tengah duduk bersama mereka saat ini. Ya siapa lagi jika bukan satu hantu anak kecil yang datang menemui Wonwoo tadi.

Ya pada akhirnya, Wonwoo pun memutuskan untuk mencoba mengajak bicara hantu anak kecil yang kini ia ketahui bernama Lee Shi Hoon dan berusia sekitar 13 tahun itu. Wonwoo ingin tahu apa maksud dan tujuan Shi Hoon datang menemuinya malam itu.

Tentu saja itu baru bisa terjadi setelah perdebatan pelik yang cukup lama antara dirinya dengan Hoshi. Karena tadi Hoshi sempat ngotot tetap tidak mengizinkan Wonwoo untuk membantu Shi Hoon. 

Hoshi terus mengatakan bahwa ia memiliki firasat buruk yang mungkin saja berhubungan dengan hantu Lee Shi Hoon ini. Namun, bukan Jeon Wonwoo namanya jika ia tidak bisa meyakinkan Hoshi. Dan ya, seperti yang bisa dilihat, mereka bertiga kini sedang duduk bersama di ruang tamu rumah peninggalan mendiang Bibi Cha. 

Oh, jangan lupakan dengan tangan kanan Hoshi yang terus menggenggam tangan Wonwoo. Karena ternyata dengan cara itulah, Hoshi bisa melihat keberadaan Shi Hoon sebelumnya. Entah bagaimana bisa, Hoshi sendiri juga tidak mengerti. Pun dengan Wonwoo.

"Jadi, kakakmu masih belum bisa menerima kepergianmu dan beberapa kali mencoba untuk melakukan bunuh diri, begitu?" Tanya Hoshi pada Shi Hoon yang masih sangat setia memeluk bola merahnya.

"Ne." Jawab Shi Hoon mengangguk.

"Lalu kenapa kau malah datang pada Wonwoo? Bukankah seharusnya kakakmu sudah diurusi oleh orang tuamu? Hya, Shi Hoon, kau-"

"Hoshi-ya..." Wonwoo menatap Hoshi. Menggelengkan kepalanya memberikan isyarat agar Hoshi menghentikan apa yang akan dikatakannya. Hoshi menghela napas, lalu membuang muka dari Wonwoo. Ya, rupanya tetap saja akan percuma untuk menghalangi Wonwoo jika sudah seperti ini.

"Jadi apa yang ingin aku lakukan untuk membantu kakakmu yang bernama Jihoon itu?" Tanya Wonwoo dengan suara yang sangat lembut. Hoshi yang tadinya membuang muka, kini menoleh mengarahkan pandangannya pada Shi Hoon yang sorot matanya sangat memelas.

"A-aku sangat ingin bicara pada Jihoon Hyung. Dan agar bisa melakukannya, aku ingin meminta bantuanmu Wonwoo Hyung. Aku ingin meminjam tubuhmu."

"Apa?!" Hoshi langsung memekik kaget ketika mendengar apa yang diutarakan oleh Shi Hoon. Meskipun sebenarnya ia sudah bisa menebak sebelumnya alasan Shi Hoon menemui Wonwoo, tapi entah kenapa tetap saja ia merasa terkejut.

"Kumohon. Biarkan aku meminjam tubuhmu sebentar saja, Wonwoo Hyung." Shi Hoon menautkan kedua tangannya. Memohon dengan sangat pada Wonwoo.

Wonwoo yang melihat Shi Hoon seperti itu pun menjadi sangat iba. Ia bisa merasakan betapa tersiksanya Shi Hoon yang seharusnya bisa merasa tenang setelah meninggal, tetapi malah harus melihat sang kakak terus-terusan bersedih karena merasa bersalah atas kepergiannya tanpa bisa melakukan apapun. Wonwoo sangat mengerti perasaan itu.

"Tidak, Wonwoo. Aku tidak mengizinkanmu. Kau tahu apa yang akan terjadi setelah kau dirasuki arwah, kan?" Hoshi dengan tegas menolak.

Bukan tanpa alasan Hoshi mencoba terus menghalang-halangi Wonwoo untuk membantu Shi Hoon. Hoshi benar-benar memiliki perasaan tidak enak sekarang. Entah karena apa, tapi Hoshi cukup yakin jika itu pasti ada hubungannya dengan Lee Shi Hoon.

"Tapi Hoshi, kita sudah membicarakannya tadi. Ini bisa menjadi kesempatanku."

"Ya, aku tahu. Aku sangat tahu, Jeon Wonwoo. Tapi tidak untuk Shi Hoon. Kau bisa mencari arwah lainnya. Aku benar-benar punya firasat buruk kali ini."

"Soon Young-ah, aku sudah mengatakannya padamu jika aku tidak bisa memilih-milih arwah mana yang bisa kubantu. Malaikat itu bilang hatiku yang akan memilih dengan sendirinya."

"Terserah kau akan mendengarkanku atau tidak, yang pasti aku tidak mau kau membantu hantu itu. Jika kau bersikeras dan nanti terjadi sesuatu, jangan lupa aku sudah pernah memperingatkanmu, Wonwoo!" Hoshi menghempaskan tangan Wonwoo kasar, lalu berdiri dan langsung pergi meninggalkan Wonwoo yang terpaku menatap kepergiannya. 

Sejujurnya Wonwoo tidak mengerti kenapa Hoshi bisa bersikap seperti itu. Padahal ia sudah menjelaskan alasannya ingin membantu Lee Shi Hoon. Wonwoo berpikir ini akan menjadi kesempatan agar matanya bisa kembali normal seperti dulu lagi. Hoshi sempat memahami penjelasan tersebut, tapi entah kenapa kini Hoshi kembali menentangnya.

"Eum, Shi Hoon-ah, aku akan menemuimu setelah aku bicara pada Soon Young Hyung. Gwaenchana?" Wonwoo yang sedikit merasa tidak enak pada hantu bocah itu, mencoba meminta sedikit pengertian pada Shi Hoon.

"Ne, Hyung. Jika Hyung bersedia membantuku, maka Hyung tahu tempat di mana bisa bertemu denganku." Tepat setelah mengatakan itu, Shi Hoon perlahan-lahan menghilang dari pandangan Wonwoo.

"Ah, kenapa bisa serumit ini, sih?" Gumam Wonwoo sembari pergi meninggalkan ruang tamu dan bergegas menyusul Hoshi yang tadi pergi menuju kamarnya.








***








Wonwoo sedang berdiri terdiam di depan kamar Hoshi. Pagi itu, ia berniat untuk membangunkan Hoshi untuk sarapan bersama. Namun Wonwoo tampak ragu. Ia terlihat hanya memegang gagang pintu kamar Hoshi sejak ia tiba di sana sekitar sepuluh menit yang lalu.

Wonwoo sebenarnya bisa saja langsung masuk ke dalam kamar tersebut, namun itu baru bisa terjadi kalau pintu tersebut tidak dikunci oleh Hoshi. Wonwoo yang awalnya semalam ingin tidur di kamar Hoshi tersebut sembari memberikan pengertian pada Hoshi pun pada akhirnya harus tidur di kamar mendiang Bibi Cha.

Seperti yang sudah diketahui sebelumnya, Hoshi sepertinya masih merajuk sampai pagi ini perihal apa yang telah terjadi semalam. Dan saat ini Wonwoo sendiri masih memikirkan bagaimana cara agar Hoshi tidak ngambek lagi.

Ceklek! Cekrek!

Baru saja Wonwoo mengangkat tangannya hendak mengetuk pintu kamar Hoshi, suara yang menunjukkan aktivitas dari dalam, membuat Wonwoo mengurungkan apa yang akan dilakukannya. Wonwoo yakin Hoshi sedang membuka pintu yang ada di depannya saat ini.

"Selamat pagi, Hoshi." Sapa Wonwoo dengan senyum termanisnya sembari melambaikan tangan kanannya pada Hoshi, tepat ketika pintu itu sudah terbuka lebar.

"Apa yang kau lakukan di depan kamarku?" Tanya Hoshi yang awalnya sempat terkejut dengan keberadaan Wonwoo di depan kamarnya.

"Kau tidak tahu? Aku tidur di depan sini semalaman. Aku kedinginan dan banyak nyamuk yang menggigitku." Jawab Wonwoo dengan wajah yang dibuat sesedih mungkin. Hoshi mengernyit tidak percaya.

"Lalu?"

"Kau tidak kasihan padaku? Kau tidak merasa bersalah padaku karena telah mengunci pintu dan membuatku harus tidur di luar kamar?"

"Tidak. Lagi pula salahmu sendiri kenapa lebih memilih tidur di sini." Jawab Hoshi dan langsung meninggalkan Wonwoo yang terpaku mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh Hoshi.

"Hya, Kwon Soon Young, Kau!" Teriak Wonwoo kesal karena Hoshi yang mengacuhkannya. Ia lalu berlari menyusul Hoshi yang pergi ke arah dapur.

Sesampainya di dapur, Wonwoo meraih sebuah piring berwarna putih yang di atasnya terdapat empat potong roti isi selai dari atas meja makan. Lalu membawa segera kepada Hoshi yang sedang menenggak satu botol air mineral berukuran kecil, yang sebelumnya ia ambil dari dalam lemari pendingin.

"Aku buatkan roti isi untukmu sarapan. Cobalah!" Kata Wonwoo menyodorkan piring berisi roti isi buatannya.

Hoshi terdiam menatap Wonwoo yang tersenyum lebar kepadanya. Ia berdecih pelan, lalu mengambil sepotong roti dari piring yang disodorkan Wonwoo untuknya.

"Bagaimana? Enak, kan?" Tanya Wonwoo mengikuti Hoshi yang lebih dulu duduk di kursi meja makan.

"Ya, lumayan." Jawab Hoshi singkat dengan mulut yang mengunyah roti isi buatan Wonwoo.

"Jinjja? Jadi, kau sudah tidak marah lagi, kan?"

Hoshi menatap Wonwoo dengan mata tajamnya. Ia bahkan berhenti mengunyah. Wonwoo yang melihat raut wajah Hoshi mendadak berubah, tampak mengkerut. Ia menunduk takut-takut.

"Aku sudah menebaknya. Kau menggunakan roti ini untuk menyogokku. Hei, Jeon Wonwoo, dengar ya, kau pikir aku ini anak kecil yang bisa kau bujuk dengan sepotong roti?" Hoshi meletakkan sisa roti yang ada di tangannya ke piring.

"Bu-bukan begitu, Hoshi. A-aku hanya tidak mau kau marah lagi padaku." Jawab Wonwoo gelagapan. Karena memang bukan seperti itu maksud Wonwoo. Hoshi salah paham terhadapnya.

"Itu berarti, kau setuju bahwa tidak akan membantu Shi Hoon. Begitu, kan?" Tanya Hoshi mencari kepastian dari Wonwoo.

"I-itu..."



























To be Continued!
9 April 2021

Continue Reading

You'll Also Like

29.4K 1.9K 15
"Kau masih memikirkannya?" Soonyoung bersandar pada sofa, menarik napasnya dengan gusar. "Sebenarnya tak ingin." Wonwoo, pemuda yang ada di samping S...
32.1K 3.6K 77
Elysian, negeri makmur dengan teknologinya yang maju dan rata-rata penduduknya diberkahi kekuatan sihir. Namun, dalam lima puluh tahun sekali negri y...
215K 23.1K 44
Menyesal! Haechan menyesal memaksakan kehendaknya untuk bersama dengan Mark Lee, harga yang harus ia bayar untuk memperjuangkan pria itu begitu mahal...
9.1K 1K 28
bxb hanya cerita ringan tentang Seungmin, Leeknow dan Hyunjin 2min Minmin Hyunmin Seungjin Minseungjin