HEAVEN

Od naravc_

27.5M 2.4M 751K

Heaven Higher Favian. Namanya berartikan surga, tampangnya juga sangat surgawi. Tapi sial, kelakuannya tak me... Více

1. IN HEAVEN
2. CHAPTER 1
3. CHAPTER 2
4. CHAPTER 3
5.CHAPTER 4
6. CHAPTER 5
7. CHAPTER 6
8. CHAPTER 7
9. CHAPTER 8
10. CHAPTER 9
11. CHAPTER 10
12. CHAPTER 11
13. CHAPTER 12
14. CHAPTER 13
15. CHAPTER 14
16. CHAPTER 15
17. CHAPTER 16
18. CHAPTER 17
19. CHAPTER 18
20. CHAPTER 19
21. CHAPTER 20
22. CHAPTER 21
23. CHAPTER 22
24. CHAPTER 23
26. CHAPTER 25
27. CHAPTER 26
28. CHAPTER 27
29. CHAPTER 28
30. CHAPTER 29
OPEN GC WA+TELE
31. MUTIA MULAI POSESIF
32. KHILAF TERINDAH
33. HEAVEN = T-REX
34. MIMPI BURUK MUTIA
35. DANGEROUS
36. MIRIS AKHLAK
37. DRUGS
38. 360 DEGREE
39. AWAL MASALAH
40. RETAK
41. MISING YOU
42. TERJEBAK HUJAN
43. SAKIT?
44. EVERY TIME
45. OBGYN
46. BABY
47. FLASHBACK [spesial chapter]
48. KITCHEN
49. TESLA
50. CEYSIA ANGELYN
51. TERUNGKAP
52. HIGH HOPE
53. FOR MY LOVE
54. PENGAKUAN
55. TYPO
56. 831
57. NIGHT ON THE BEACH
58. NIGHT ON THE BEACH 2
59. GIFT
60. BUAS
61. FOTO?
62. FITTING
63. RENCANA JAHAT
URGENT
64. PESTA PETAKA
65. PATAH
67. Kamu, disampingku.
68. TO HEAVEN (End)
70. A DREAM (END)

25. CHAPTER 24

429K 37.6K 5K
Od naravc_

UPDATE LAGI NIH

Gimana keadaan psikis kalian?
Terguncang nggak?

Hari ini udah makan nasi?

Kalian udah nonton drakor squid game?

Bantuin bikin konten tiktok dong,
Aku yakin epyepe nih

Maaf telat update, aku nyesel..

6k vote+ 3k komen biasalah, up.

2

5. RENANG BARENG

...

Pengin cosplay jadi gesper aja...

... Heaven....

"Beneran?"

"Iyaaa, Kak Heaven," Mutia mulai pasrah. Pasalnya sedari tadi Heaven bertanya berulang kali, wajar sih, namanya suami mungkin takut istrinya kelelahan.

"Ntar lo capek, Yang," dengan lembut cowok itu mengelus pipi yang tidak lagi mulus, ada satu jerawat yang membuat pipi itu semakin merah. Walaupun begitu, sama sekali tidak memudarkan kecantikan wajah gadis itu, kalau dilihat lihat malah natural, sesuai dengan umurnya yang masih remaja.

"Percaya deh," mohonnya, Mutia menggengam tangan yang membelainya, menghentikan aktifitas tangan cowok itu yang mulai merambah ke lehernya.

Heaven tersenyum penuh makna, "Gimana gue nggak cinta, kalo lo nya enakan gini," ujarnya pelan, berulang kali dia mengecup kening cewek itu langsung didorong kasar, Mutia tidak suka dicium seperti itu. Sudah mirip kucing saja Heaven ini.

"Modus," dengusnya tak ketinggalan mencebikan bibir manisnya, lagi lagi Heaven dibuat mabuk kepayang hanya karena Mutia cemberut, baginya lucu.

"Tulus," koreksi Heaven tak terima dikatai modus. Nyatanya memang tulus, malah bermiliyar- miliyar ketulusannya kalau dihitung.

"Tuh, kumat lagi. Lepasin Kak," sambil mendorongnya penuh tenaga, tapi tidak berpengaruh pada Heaven, badan cowok kekar itu tak tergoyah sedikit pun.

"Bawa ART lah, gue nikahin lo bukan buat jadiin lo mbak beres beres rumah, ntar cape malah lupa bikin anak," sekali lagi, Heaven menawarkan. Sumpah, dia tidak rela sedikitpun istrinya kelelahan, kecuali kelelahan bersama dikamar mungkin Heaven bisa memaklumi.

Hufh...

Gelengan kepala Mutia membuat Heaven yakin kalau istrinya bisa, " Oke, nggak usah bawa Siti cs, kita kerjain urusan rumah berdue, gue yang bagian yang berat berat, biar lo nya nggak cape." putusnya.

Mutia mengulum senyum setelah Heaven menyentujui permintaanya. "Gitu dong."

"Ntar kalo gue pulang malem gimana?" Heaven menatap gadisnya serius, berharap Mutia berubah pikiran.

"Mutia dirumah sendiri berani kok, yah... tapi kalo kamu tega ninggalin istri tiap malem sendirian dirumah segede ini mah kebangetan namanya. Sama aja nikah cuma kedok biar kamu makin bebas," Mutia membenarkan duduknya, lalu mengambil biskuit yang ada diatas meja. Mengunyahnya dengan pelan.

"Makanya dikasih, biar gue makin betah dirumah," celetuk Heaven yang memindahkan Mutia dari pangkuannya, seperti biasa dia mulai ingin menghisap. Rokok maksudnya.

"Jadi sebenarnya kamu nikah cuma niat itu aja, iya?" Mutia menarik napas kasar, kan benar feelingnya selama ini. Cowok macam Heaven susah ditebak, apalagi perihal ketulusannya.

"Dikasih nggak dikasih tetep pengin nikah sama lo."

Mengehentikan sejenak ucapnya lalu "Tapi kalo dikasih, gue terima..."

Alah, sia boy.

"Nanti lah, Mutia belum yakin sama Kak Heaven. Kalau anaknya banyak terus ditelantarin gimana? belum siap aku tuh," ucapnya mulai serius. Yang terfikirkan adalah bagaimana cara KB yang cocok untuk dirinya, ngeri.

"Terus kapan? 3 bulan lagi lo juga lulus kan, jadiinnya besok, sekarang prosesnya," satu tangannya membuka bungkus rokok itu kembali, mengambil batang rokok yang hanya tersisa beberapa saja.

Belum saja berhasil menghidupkan api, rokok itu langsung disahut Mutia, Heaven mendesah pasrah, rokok kalau sudah sampai ditangan Mutia pasti patah menjadi delapan bagian, biasanya malah gepeng. Sepertinya istrinya ini mendapatkan bisikan manis dari sang mertua untuk memberhentikan Heaven dari kecanduan rokok.

"Halah, kamu mah nggak pengin anaknya," Mutia segera menjauhi cowok itu, " Tapi enaknya!"

"Rokok gue Yang, ih!?" Heaven segera memburu Mutia yang berlari menuju ruang tamu, tapi melihat tayangan tv menyala, cowok meresahkan itu berhenti. Dia kemudian duduk di sofa dengan santai, menonton kartun favoritnya.

TING TONG

"Eh, kok pas," gumam Mutia yang mendengar suara bell.

"Siapa Ya'," tanya Heaven agak keras.

"Belum dibuka Kak," sambil menjawab tangannya sembari membuka pintu, tadi memang temannya berniat mampir. Tapi katanya tidak jadi.

"Vivian, lo-" Mutia sedikit kebingungan melihat Vivian membawa box kucing yang diletakannya didepan pintu.

"Gue mau nitip," ucap Vivian lemah, tak bersemangat. Seperti kehilangan harapan hidup.

"Kucing? Lo punya kucing?" Mutia tak percaya, Vivian padahal tidak suka kucing.

"Dikasih sama si Dakjal," ketusnya, Dakjal itu kekasihnya Vivian, yang dimaksud Shaka. Entah bagaimana prosesnya mereka tiba tiba jadi pasangan kekasih.

"Gue ogah ngurus, bantuin gue ngurus ni kucing lonte ya, tiap malem kabur terus, lo tau sendiri kan rumah gue sering kosong, ntar ilang nyawa gue ikutan ilang tuh sama si Dakjal," suaranya seperti kesal membicarakan Shaka, yah mungkin belum bisa memaafkan kejadian beberapa hari yang lalu.

"Lucu banget, jadi di titipin nih, bukan buat gue?" tanya Mutia lalu berjongkok, bermain main dengan kucing itu.

"Buat lo, kalo lo mau,"

"Gue izin kak Heaven dulu, takutnya dia nggak ngebolehin punya kucing gimana," Mutia mengeluarkan kucing putih itu dari box, lalu menggendongnya.

"Lucunya kamu,"

Saat membalikan tubuh, Mutia melihat Heaven sudah berada didepan pintu.

"Kucing siapa?" tanyanya datar.

"Kucingnya temen lo," balas Vivian sinis.

Heaven terkekeh, dia sudah tahu sebenarnya kucing itu milik Shaka, beberapa waktu lalu sering dibawa ke markas, sayangnya jadi bahan bully-an Heaven dan Fetty, makanya Shaka tidak lagi membawanya kemarkas, tahu tahu dititipkan ke pacarnya.

"Mau Yang?" Heaven bertanya pada istrinya.

"MAU LAH," serunya bersemangat, senyum lebar Mutia seketika membuat Heaven ingin bersedekah, saking bahagianya.

"Oke, tapi kasih jatah ya Yang," bisiknya pada Mutia, tentu saja diangguki, pikirnya jatah cium seperti biasanya.

"Udah ya, gue balik," ucap Vivian tak berekspresi.

"Jangan langsung pulang makan dulu sama kita, sekalian gue mau ngomong soal yang kemarin lo sama Shaka," cegah Heaven yang mengambil alih kucing itu.

Welcome to the hell kucing lonte.

Heaven

"Kasian Vivian," gumam Mutia setelah sahabatnya tancap gas meninggalkan kendiamannya.

"Terlanjur, mau diapain lagi, gue juga mau kalo ada adegan nggak sengaja kaya gitu. Malah seneng," ujar Heaven seperti tanpa beban.

Mutia tak menanggapinya, kalau diladeni nanti minta yang aneh aneh, cowok banyak permintaan itu dikasih hati dikit mintanya lebih, Mutianya yang kualahan.

Setelah meninggalkan Heaven dipintu utama, Mutia berjalan menuju dapur, cucian piring di meja makan lumayan banyak, dia bergegas membereskannya.

Walaupun Mutia masih remaja, dia sedikit banyaknya tahu kiat kiat menjadi istri yang baik itu bagaimana. Tak heran jika beberapa hari pisah rumah, Mutia sama sekali tidak kesulitan. Kecuali satu, menghadapi permintaan Heaven.

"Ya', kucingnya gue ajak renang boleh?" suara Heaven dari ruang tengah.

Tuh kan.

Kucing diajak renang? Oh tidak Mutia segera mengecek takut terjadi sesuatu dengan kucing itu.

"ASTAGFIRULLOH!!" teriak Mutia setelah tahu apa yang terjadi, Heaven benar benar membawa kucing itu bereneng.

"Kak Heaven!"

"Hm," Heaven hanya berhedem pelan, memindahkan kucing yang sudah basah kuyup itu kepundaknya, cowok itu sengaja melepas kaosnya dan hanya mengenakan celana pendek saja.

"Punya majikan kaya gue, lo harus bersyukur pus, jarang jarang bos ngajak kucing renang,"

"Sinting! Memang nggak ada bos kaya gitu, udah siniin Puspita," tangan gadis itu mengulur kedepan, seperti layaknya ingin menggendong anak.

Puspita nama kucing itu. Tadi Heaven yang memberi nama itu sendiri, Mutia sudah lelah suuzon, makanya dibiarkan saja.

"Dia kedinginan Kak, kasihan ih. Dosa tau kalo nyiksa hewan, kecuali hewannya kamu," suara Mutia melirih agar tak terdengar si cowok bermata tajam itu.

Heaven tak menghiraukannya, malah terkekeh melihat kucing itu nemplok dipunggungnya dengan keadaan ketakutan setengah mati, bulunya basah semua.Siap siap di azab kamu Heav!

"Temenin gue sekalian," pintanya lalu maraih kaki gadis itu, cowok itu medongak memperlihatkan jakunnya yang sungguh menggoda. Kaum beriman seperti Mutia saja tak tahan godaan.

"Mutia nggak mau nyebur, udah mandi juga. Lagian kamu kenapa sih, segala renang gini sore sore," setelah mengomel dia kemudian duduk dipinggiran kolam renang, kakinya masuk le dalam kolam itu, sesekali tangannya memerciki Heaven yang tengah asik bersenda gurau dengan mainan barunya.

Meow meow.

"Diem lo cing, diajak seneng susah bener, gue udah manjain lo nih, demi lo," tak henti hentinya dia menakuti Puspita.

Demi lo ndas mu, yang ada puspita keterbelakangan mental punya bos seperti Heaven.

Puspita semakin merasa terancam, tubuhnya pun sudah menggingil tapi masih Heaven mengajaknya berenang. Memang cowok itu minta diazab.

"Diem lo!" bentaknya galak tentu saja langsung membuat kucing itu melompat kedalam air. Reflek Mutia menceburkan diri berusaha menyelamatkan kucing itu.

"Sadis banget!" sinisnya,

"Gue nggak sengaja, kucing bangsat lo," Heaven langsung mengambil kucing itu kembali, tadinya sudah hampir tenggelam.

"Pengangan gue," tangan besarnya meraih pinggang ramping dengan cekatan. Takutnya Mutia tenggelam mengingat dalam kolam renang itu hampir dua meter.

"Ini pasti bagian dari list modus kamu ya," tuduh Mutia, akal akalan Heaven itu banyak macamnya, otak pintarnya kalau dipergunakan untuk kepentingan picik memang tidak bisa terkalahkan.

"Gue suami lo, nggak modus juga harusnya lo paham kewajiban lo apa."

Heaven

Masih mode santai sih, tidak berat berat dulu nulisnya...

Lanjut besok dengan segudang prombelma, bismilah plakor bablas.

SPAM KOMEN 🍒

SPAM KOMEN 🍿

SPAM KOMEN🔥

KONFLIK RINGAN

KONFLIK BERAT

KONFLIK SEDANG

YOK BISA UP LAGI.

PASSWORDNYA HEAVEN APA??

SEE YOU YAAA

ig
@nnaravc09
@hheaven09
@mmutiasv

tiktok

@avedrall
@nnaravc

Pokračovat ve čtení

Mohlo by se ti líbit

30.6K 1.6K 49
(Lanjutan dari I Love You Ketua OSIS ya) Dalam kehidupan ini Anya berhasil melewati masa-masa yang sulit dalam hidupnya, dia kehilangan kedua orangtu...
4.2M 337K 61
(SUDAH TERBIT, TERSEDIA DI GRAMEDIA) "Bisa gak sih kamu jangan cuek sama aku?!" "Ribet, mau putus?" Mengejar cinta pacarnya sendiri? Ini yang di alam...
6.3M 325K 74
"Baju lo kebuka banget. Nggak sekalian jual diri?" "Udah. Papi lo pelanggannya. HAHAHA." "Anjing!" "Nanti lo pura-pura kaget aja kalau besok gue...
103K 15.2K 13
Prahara pernikahan Papi Alvares dan Mami Naya. ____ •cover dari pinterest