ELARA (TERBIT)

By kanareiz

6.7M 496K 49.9K

Menceritakan tentang gadis SMA yang dijodohkan dengan CEO muda, dia adalah Queenza Xiarra Narvadez dan Erlan... More

Part 1
Part 2
Part 3
Part 4
Part 5
Part 6
Part 7
Part 8
Part 9
Part 11
Part 12
Part 13
Part 14
Part 15
Part 16
Part 17
Part 18
Part 19
Part 20
Part 21
Part 22
Part 23
Part 24
Part 25
Part 26
Part 27
Part 28
Part 29
Part 30
Part 31
Part 32
Part 33
Part 34
Part 35
Part 36
Part 37
Part 38
Part 39
Part 40
Part 41
Part 42
Part 43
Part 44
Part 45
Part 46
Part 47
Part 48
Part 49
Part 50
Part 51
Part 52 - END
EXTRA PART
SEQUEL ELARA
ELARA COMEBACK?
Spesial Part - Aku, Kamu, Dan Keluarga Kecil Kita
PDF NOVEL ELARA

Part 10

148K 11.4K 431
By kanareiz

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Suara mobil terdengar memasuki pelantara rumah mewah, Ara keluar dari mobil, ia melangkahkan kakinya memasuki rumah dengan lesu.

"Selamat siang Nona, mau makan sekarang? Biar saya siapkan." tanya pelayan dengan ramah.

"Mbak, Ara ga laper, nanti kalo Ara laper Ara makan kok. Mbak sama yang lain udah makan kan? Jangan telat makan ya mbak." ucapnya ramah.

"Baik Nona, sudah. Saya dan yang lain sudah makan Non, terimakasih perhatiannya Nona Ara."

"Sama-sama mbak. Ohya, kak Erlan udah pulang?"

"Belum Nona, Tuan belum pulang. Ada yang ingin Nona tanyakan lagi? atau Nona butuh sesuatu?"

"Engga mbak, udah cukup. Kalau gitu Ara ke kamar ya mbak." ucap Ara tersenyum hangat.

"Baik Nona, selamat istirahat."

Ara tersenyum, lalu ia melangkahkan kakinya menuju kamar.

Di kamar, Ara merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia benar-benar lelah seharian ini, tugas sekolahnya yang lumayan banyak belum lagi masalahnya dengan Erlan yang belum selesai.

"Huft! Cape banget, tidur sebentar gapapa kali ya." monolognya sendiri. Ara tertidur masih menggunakan seragam sekolahnya, bahkan gadis itu belum melepas sepatu sekolahnya.

***

Dilain sisi, Erlan berjalan tergesa-gesa yang diikuti Darrel di belakangnya, mereka memasuki ruangan kepala keuangan, Erlan sudah geram dan tak ingin menunda-nundanya lagi. Masa bodo dengan rencana yang sudah istrinya susun untuk menangkap bedebah itu.

Ia membuka pintu secara kasar membuat sang empu yang ada di dalam sana terlonjak kaget.

BRAK!!

Ia melemparkan berkas dengan kasar di atas meja. "A-ada apa ya Pak?" tanya seorang pria yang usianya berkisaran 30 tahun.

Pria itu gugup setengah mati, bagaimana tidak, bosnya datang tanpa permisi lalu menghempaskan berkas secara kasar. Mata tajam dan rahang yang menggertak membuatnya sulit bernafas.

Pria itu menelan ludahnya kasar.
Mati kau!

"Kau masih bertanya, ada apa? Tanya pada dirimu, apa yang sudah kau perbuat hingga membuat saya seperti ini."
Erlan berkata tegas, ia masih menatap tajam pria yang berada di depannya.

Erlan memicingkan mata, ia melihat gerak-gerik bawahannya yang mulai gusar. Bola matanya melirik kesana—kemari membuatnya sedikit curiga.

"Saya rasa, saya tidak membuat kesalahan sedikitpun Pak." jawabnya santai mencoba untuk tenang.

"Tidak membuat kesalahan kau bilang?"

Erlan mengangguk, ia menoleh ke arah Darrel sebentar. "Darrel, lakukan tugasmu."

"Siap bos."

Darrel mengeluarkan berkas bukti kasus korupsi yang dilakukan orang tersebut. Dan beberapa bukti video CCTV dimana pria itu menyabotase data keuangan yang asli.

"Kau masih mau mengelak lagi?"

Pria yang menjabat sebagai kepala keuangan itu mulai panik, ia sudah tertangkap basah, bukti pun sudah jelas.

Shit!

Pria itu menggeram dalam hati.
Sialan orang ini, padahal saya sudah menyabotase CCTV.

"Pak itu bukan saya, s-aya difitnah Pak." belanya.

"Fitnah?"

Tawa Erlan menggelegar namun terkesan menakutkan membuat siapa saja yang mendengarnya bergidik ngeri.

"Bodoh! Siapa yang mau fitnah anda, heh? Sudah jelas-jelas di video ini wajah anda Tuan Roi." Darrel menyeringai mengambil posisi di belakang Erlan.

Lelaki bernama Roi itu terdiam kaku, ia tidak bisa mengelak lagi, semua bukti sudah sangat jelas. Melihat Erlan dan Darrel yang lengah lelaki itu berlari dengan cepat menuju mobilnya yang terparkir di depan dan segera melajukan mobil meninggalkan perusahaan Erlan. Tanpa ia ketahui bahaya sudah menantinya di depan sana.

Erlan dan Darrel pun dengan cepat mengejar Roi yang diikuti bodyguard Erlan yang mulai bergerak cepat.

"KEJAR DIA!"

Erlan terburu-buru memasuki mobil untuk mengejar, ia tidak boleh membiarkan laki-laki bedebah itu lolos.

Mobil yang dikendarai Erlan melaju sangat cepat, di belakang mobilnya terdapat mobil Darrel dan diikuti oleh mobil para bodyguardnya.

Saat melewati tikungan, Erlan segera menyalip mobil yang dikendarai oleh Roi, ia memberhentikan mobilnya membuat Roi mengerem mobil secara mendadak.

Entah memang disengaja atau tidak, mobil mereka berhenti di gudang tua dekat hutan. Tempat dimana saat itu GPS yang terpasang di mobil yang dibawa Ara menunjukkan keberadaan gadis itu disini.

Roi berlari masuk, tangannya sibuk merogoh ponsel menghubungi seseorang. Melihat itu Erlan dengan cepat menendang pria itu hingga tersungkur.

BUG!
BUG!
BUG!

Pukulan ia layangkan bertubi-tubi hingga pria yang bernama Roi ambruk ke tanah.

"Cepat katakan pada saya, kenapa anda berkhianat dengan saya? Bukankah dari awal kontrak kerja anda sudah menandatangani surat perjanjian? Lupa ehh??"

Erlan mencengkeram kerah baju Roi, ia menoleh ke belakang mendapati anak buahnya dan Darrel yang melawan orang—orang yang tidak ia kenal. Ouh rupanya bedebah satu ini memanggil pasukannya.

"Mereka anak buah anda?" Erlan berdecih sambil menunjuk orang yang berkelahi di belakangnya.

Roi diam tak menanggapi ucapan Erlan yang membuat Erlan mengeratkan rahangnya.

BUG!
BUG!

Ia kembali memukul wajah bawahannya atau mungkin mantan bawahannya, Roi yang tidak terima kini mulai membalas pukulan Erlan. Perkelahian terjadi sangat sengit lantaran Roi mengambil tongkat baseball yang entah dari sejak kapan berada di samping pria itu.

Berulang kali Roi ingin melayangkan tongkat itu ke arah Erlan, namun dengan gesit Erlan menghindar.

"Saya tahu siapa istrimu, bolehkah saya menyentuhnya Tuan Erlan?" Roi berucap mengalihkan fokus Erlan. Erlan yang mendengar itu semakin terpancing emosi, berani-beraninya pria ini ingin menyentuh istrinya. "Sebelum kau menyentuhnya, nyawamu sudah kuhilangkan terlebih dahulu!"

Melihat tatapan Erlan yang penuh emosi, Roi tersenyum miring ia dengan sengaja berteriak memanggil nama Ara yang membuat Erlan dengan cepat menoleh kesamping, Roi menggunakan kesempatan itu untuk memukul kepala Erlan menggunakan tongkat baseball nya.

BUG!

BANGSAT!

Erlan membalas memukul pria itu dengan kencang, bahkan ia mencekik leher Roi kencang membuat pria itu tergagap mencari oksigen. Emosi nya sudah tidak bisa ia tahan lagi.

"KATAKAN PADA SAYA. KENAPA ANDA MELAKUKAN SEMUA INI HAH?"

"JAWAB BODOH!"

Roi tertawa disela-sela nafasnya yang mulai tersendat. "Tentu saja untuk menghancurkan Tuan yang arogan ini." Pria itu tersenyum mengejek membalas ucapan Erlan yang dibalas tendangan oleh Erlan yang membuatnya tersungkur.

"DARREL." Erlan memanggil Darrel dengan kencang. "BAWA BEDEBAH INI KE DALAM!"

"Baik bos."

***

Dilain sisi, Ara baru saja akan turun untuk membeli makanan diluar dekat kantor milik suaminya. Namun saat akan membuka pintu mobil pergerakan tangannya terhenti saat matanya melihat mobil Erlan melaju cepat dengan diikuti beberapa mobil yang ia yakini mobil milik bodyguard suaminya.

Ada apa ya? Apa terjadi sesuatu?

Ara yang penasaran menghidupkan mesin monil dan memutar balik melajukan mobil mengikuti mereka, ia mengernyitkan dahi bingung kala mobil mereka berhenti di gudang tua dekat hutan. Ara memandang was-was disekitar.

Ia keluar dari mobil dan berdiri di balik pohon besar agar tak terlihat oleh mereka. Ia menajamkan mata melihat apa yang terjadi disana, matanya membelalak saat melihat Erlan yang dipukul dengan tongkat baseball oleh seorang pria yang ia ketahui korupsi di perusahaan suaminya.

"Ara kamu gaboleh gegabah, diam disini liat situasi okay." monolognya sendiri.

Namun entah dorongan darimana Ara melangkahkan kakinya masuk tanpa disadati oleh siapapun. Ia meringis melihat pria yang diseret oleh Darrel. Bagaimana tidak, laki-laki itu terluka sangat parah, lebam dimana-dimana dan Ara bisa membayangkan betapa perihnya luka itu bergesekan oleh tanah.

Samar-samar Ara mendengar suara bentakan suaminya dari balik tembok tebal yang terdapat coretan abstrak.

"KATAKAN PADA SAYA, SIAPA YANG MENYURUH ANDA HAH? JAWAB!" suara berat Erlan bahkan terdengar sampai luar. Ara mengelus dada pelan saking kagetnya.

Pria yang terkapar dilantai itu masih asik dengan kebisuannya, mata Ara membelalak melihat pergerakan dari orang itu, dia mengambil pistol di saku jasnya dan menembakkan ke arah Erlan yang kini membelakangi orang itu.

"KAK AWAS!" Ara berlari ke arah Erlan namun ia terlambat.

DOR!

"KAK ERLAN." Ara berlari menghampiri Erlan yang kini terkapar dilantai memegang perut bagian kirinya sedangkan pria yang menembaki Erlan sudah diamankan oleh Darrel dan para bodyguard Erlan.

"Kak, hey buka mata kamu. Lihat aku, kamu harus bertahan kak." lirih Ara yang memangku kepala Erlan.

Mata suaminya ingin terpejam membuat Ara menggeleng tak mengijinkan. Ia bisa merasakan tubuh Erlan yang mendadak dingin. Air matanya pun tak bisa ia tahan untuk tidak turun membasahi pipi Ara, dibawanya pria yang berstatus suaminya kedalam pelukannya.

"Kamu ken—apa disini Ara?"
ucap Erlan pelan, tangannya terulur menghapus air mata istrinya.

"Engga penting kenapa aku ada disini, kamu bertahan ya, kita ke rumah sakit sekarang."

Ara bangkit dan mengangkat Erlan pelan, ia melingkarkan tangan Erlan di pundaknya, namun baru beberapa langkah Erlan terjatuh membuat Ara ikut terjatuh, laki-laki itu pingsan.

"KAK ERLAN!"

"ERLAN!"

Teriak Ara dan Darrel bersamaan, Darrel segera mengangkat Erlan yang dibantu oleh beberapa bodyguard. Ara menangis histeris bahkan gadis itu menendang meja yang ada disana, ia segera berlari menyusul Erlan yang sudah dibawa oleh anak buah suaminya itu.

Tak ada yang tau, seseorang tersenyum menyeringai di balik tembok dengan hoodie hitam yang melekat di tubuhnya tak lupa masker serta kacamata hitam melengkapi penampilannya.

"Let's star the game Mr. Erlan." ucap orang tersebut lalu melangkahkan kakinya meninggalkan tempat itu.

to be continue—

HALO SEMUA GIMANA PART INI?

Ada yang tau siapa orang misterius itu?

TUNGGU JAWABAN DI NEXT PART
____
Terima kasih sudah membaca ELARA, jangan lupa VOTE dan COMMENT biar aku semangat ngetiknya! 🥰💜
____

UDAH SIAP BUAT PART 11? SPAM KOMEN BIAR AKU CEPET - CEPET UPDATE!

AKU MAU LIAT ANTUSIAS READERS ELARA YANG PADA GERCEP INI!! ❤️‍🔥❤️‍🔥

FOLLOW IG: @kanarsv

READY BUAT PART SELANJUTNYA?

SPAM KOMEN APA AJA DISINI!

•••••

TANDAI JIKA ADA TYPO ATAU KESALAHAN PENULISAN YA!

Thank you 💜
See you next part!

Continue Reading

You'll Also Like

15.6K 1.1K 26
"Gue tau lo pembunuhnya." "Jangan asal nunjuk kalo lo gak punya bukti apapun, brengsek!" "Mau bukti? Gue akan bikin lo nyesel," ...
53.3M 1.6M 63
[#1 Teen Fiction | #1 in Romance] Bad boy Luke Dawson is stuck living with clumsy nobody Millie Ripley for the summer. When she ran over his most p...
91.9M 2.9M 134
He was so close, his breath hit my lips. His eyes darted from my eyes to my lips. I stared intently, awaiting his next move. His lips fell near my ea...