Sweet and Bitter • [Draco Mal...

By DolaDrayy

64.8K 6.6K 4.8K

•finished• Ayla Rosie Lockhart adalah murid Ravenclaw yang cantik, pintar, ceria, dan terobsesi pada seseoran... More

MAIN CAST
PROLOG - THE HONEYDUKES
1 - let's make a deal
2 - everything's changed
3 - pressure
4 - his careness
5 - finally
6 - sweet and bitter
7 - complicated
8 - sad ending
9 - hard practice
10 - comeback again
11 - recovery
12 - two choices
13 - the beach
14 - worries
15 - Trust
16 - hurt
17 - diagon alley
18 - new page
19 - hate or love
20 - confused
21 - compromise
22 - alert
23 - 'un'hidden feeling
QnA with SAB Cast
24 - stand by you
26 - you are my everything
27 - i have no choice
28 - broken
29 - tod
30 - the uncovered truth
31 - revenge
32 - what she deserved
33 - wap (I)
34 - wap (II)
35 - morning after
36 - reminiscence
37 - safe and sound
38 - Slytherin Party
39 - let you go
end - all was well
Book 2 of Sweet and Bitter
SAB Cast Answer all of your questions
Fun Mini Quiz
The Riddle's Servant
end - lily of the valley [Alternate Ending]
Book 3 of Sweet and Bitter

25 - our relationship

1K 130 53
By DolaDrayy

'Bagaimana kabarmu, cantik?

Aku sangat merindukanmu.

Rasanya sangat menyedihkan tidak bisa menghabiskan liburan kali ini di rumahmu.

Tapi jangan khawatir, aku baik-baik saja dan tidak ada yang perlu kau cemaskan.

Tetap diam di rumah dan jangan pergi keluar kalau itu tidak terlalu penting!

I love you, baby. And i promise I'll see you soon!'

-D.M

ps : jangan balas pesan ini, aku takut death eater akan tau kalau aku mengirimkanmu pesan. Manor sekarang sudah seperti penjara Azkaban.

pps : aku lebih suka berada di rumahmu :(

Rosie tersenyum dan menghela nafas lega begitu selesai membaca pesan dari Draco. Akhirnya lelaki itu memberinya kabar dan setidaknya pesan ini bisa membuat Rosie tidak khawatir lagi padanya.

Rosie mendongak begitu melihat burung hantu milik Draco kembali terbang meninggalkan jendela kamarnya. Rosie berpura-pura melambaikan tangannya kepada burung hantu itu lalu kemudian menutup kembali kaca jendela kamarnya.

Rosie menghabiskan sisa libur natalnya dengan bermain ataupun memasak bersama Winkie di flat mereka. Walaupun libur kali ini tidak ia habiskan bersama Draco ataupun teman-temannya, Rosie tetap merasa senang karna ternyata dengan Winkie saja sudah cukup untuk bisa membuat hari liburnya menjadi menyenangkan.

Kini saatnya kembali ke Hogwarts. Rosie merasa malas karena dia harus kembali mengikuti les Apparation di aula besar bersama instruktur dari menteri sihir yang menurutnya sama sekali tidak menarik ataupun tampan.

Demi tuhan, Rosie pada awalnya sudah ragu kalau dia akan bisa mengikuti kelas Apparation itu dengan baik. Tapi dia sadar, mau tidak mau dia harus mengikuti les itu supaya bisa ber-apparate dengan benar. Apalagi disaat situasi yang mengerikan seperti ini dia pasti sewaktu-waktu harus ber-apparate ke tempat lain.

"Hah.. saatnya kembali sekolah, haduh, aku malas sekali." keluh Rosie sambil menjatuhkan tubuhnya diatas kasur.

*

3 week later

At Hogwarts

"Lisa, lemparkan padaku!" sahut Rosie begitu Quaffle yang dipegang Lisa hampir direbut oleh salah satu Chaser Gryffindor---Alicia Spinnet. Lisa yang mendengar Rosie langsung melempar Quaffle itu kearahnya dan dengan cepat Rosie terbang dan berhasil menangkapnya.

"Kerja bagus Lisa!" Rosie tersenyum kearah Lisa dan langsung terbang menuju gawang Gryffindor. Sementara itu, di depan gawang sana, Ron Weasley sudah bersiap-siap untuk menghadang Quaffle yang dibawa oleh Rosie.

Rosie memberhentikan sapunya dan langsung melempar Quaffle-nya sekuat mungkin. Ron berusaha menangkapnya tapi sayang dia kehilangan keseimbangan dan hampir terjatuh dari sapu terbangnya. Quaffle itu pun akhirnya berhasil masuk ke gawang Gryffindor.

"Yes!" Rosie mengepalkan tangan kirinya dengan puas. Dia menatap kearah Ron yang berusaha menyesuaikan kembali posisi duduknya diatas sapu terbangnya.

"Sorry, Ron," Rosie berkedip kearah Ron dan lelaki itu menatapnya sambil cemberut. Rosie terkekeh kemudian kembali terbang ke tengah untuk membantu teman-teman Chaser-nya yang lain. Score Ravenclaw sudah unggul dua puluh poin dari Gryffindor. Mereka tinggal berharap Cho bisa cepat menemukan Snitch nya karena Rosie ingin permainan ini segera berakhir. Karena bermain Quidditch di tengah hujan salju tidak kalah buruknya dengan bermain Quidditch disaat badai hujan.

"Itu dia, Harry Potter berhasil mendapatkan Snitch, Gryffindor menang!" Rosie menghentikan laju sapu terbangnya dan menoleh. Apa? Harry berhasil mendapatkan Snitch?

Begitu pertandingan akhirnya selesai atas kemenangan Gryffindor, mereka langsung turun kebawah dan saling berjabat tangan. Rosie mengucapkan selamat pada Ron atas kemenangan Gryffindor dan Ron pun juga memberikan selamat pada Rosie karena tahun ini dia bisa bermain Quidditch dan mendapatkan posisi sebagai Chaser. Ya, walaupun tetap saja dalam hati Rosie sedikit kesal karena Ravenclaw harus kalah. Tapi syukurlah ini baru pertandingan pertama. Nanti, saat dia bertanding lagi melawan Hufflepuff, Rosie bersumpah akan lebih agresif lagi saat bermain supaya tim Ravenclaw bisa menang.

"Hai, teman-teman. Maaf, aku gagal mendapatkan Snitch nya!" sahut Cho merasa bersalah.

"Ya, tidak apa-apa, Chang."

"Cho pasti tidak fokus saat bertanding tadi karena lawannya adalah Harry."

"Yah! kau ini bicara apa!" sahut Cho dan langsung menutup mulut Rosie.

"Haha, aku hanya bercanda."

Mereka pun memasuki ruang ganti dan berganti baju kembali. Rosie memasukkan seragam Quidditch nya kedalam tas ranselnya dan terdiam sejenak---nampak sedang berfikir. Dia pun tidak sadar ketika Cho memanggilnya, "Rose, ayo!" Cho menunggu di depan pintu sambil menjulurkan tangannya.

"Um---kau duluan saja. Aku masih menunggu seseorang."

"Aw, siapa itu? apakah kau sudah mendapatkan pengganti Draco? Oh! atau---Ernie sudah menjadi pacarmu?" goda Cho sambil terkekeh.

"Kau itu bicara apa? tidak---aku sedang menunggu temanku yang lain." ujar Rosie.

"Benarkah??"

"Yah Cho! sebaiknya kau segera pergi dari sini."

"Ish, Aku 'kan hanya bertanya, Rose. Kenapa kau malah mengusirku? Kau terlalu senstif," ejek Cho. Rosie memanyunkan bibirnya dan kembali berkata, "Cepat pergi, nanti yang lain malah meninggalkanmu, kau 'kan penakut," goda Rose.

"Aku tidak penakut! hah, sudahlah, sampai bertemu di Dorm, Rose~" Cho pun menutup pintu dan kemudian keluar dari ruang ganti.

Begitu Cho pergi Rosie menghela nafasnya sambil menunduk. Gadis itu menatap lantai ruang ganti ini dengan tatapan kosong.

'Kau sudah berjanji untuk bertemu denganku. Kau sudah berjanji akan menonton pertandingan pertamaku. Dimana sebenarnya kau, Draco?' batin Rosie.

Jujur, dia sedikit kecewa karena Draco sama sekali belum menemuinya lagi setelah hari libur selesai. Padahal, di surat yang Draco kirim dia sudah berjanji untuk menemui Rosie lagi ketika mereka kembali ke Hogwarts. Yang membuat Rosie tambah khawatir adalah, sudah lima hari ini Draco tidak pernah masuk kelas. Entah kemana perginya lelaki itu. Dia seakan tidak kapok membuat Rosie khawatir padanya.

*

Draco melangkahkan kakinya dengan cepat begitu dia berhasil keluar dari ruang kebutuhan. Dia benar-benar lupa kalau hari ini adalah pertandingan Quidditch Rosie. Lelaki itu terlalu lelah dan sibuk memperbaiki lemari sialan yang ada di ruang kebutuhan itu---yang bahkan sampai sekarang pun tidak kunjung selesai untuk ia perbaiki.

Draco mengelap keringat yang mengalir di dahinya dan menarik ikatan dasi hitam yang dipakainya sampai melonggar. Lelaki itu juga melepaskan dua kancing teratas kemejanya dengan kasar. Sial! semoga saja dia belum telat.

Draco menarik nafas kasar ketika dia terus berjalan menelusuri koridor Hogwarts dengan tergesa. Semua jadwal kegiatannya seakan sudah berantakan semua. Draco bahkan sengaja untuk tidak menghadiri kelas pelajaran favoritnya beberapa hari terakhir ini karena dia terlalu khawatir dan hanya fokus bekerja untuk memperbaiki lemari yang ada di ruang kebutuhan itu.

Begitu Draco berbelok, dia terkejut begitu melihat Rosie tengah berjalan seorang diri di koridor sambil menggendong tas nya. Dengan cepat dia berjalan menghampiri gadis itu, "Rose!" sahut Draco. Rosie tersentak lalu kemudian menoleh. Dia terkejut melihat Draco tengah berjalan menghampirinya. Tapi, sedetik kemudian gadis itu menghela nafasnya dan mendelikkan matanya sambil kembali berjalan. Seakan tidak peduli dengan kehadiran Draco.

"Rose! tunggu!" sahut Draco. Lelaki itu mempercepat langkahnya dan berdiri di depan Rosie supaya gadis itu tidak punya jalan lagi untuk lewat.

"Apa?" tanya Rosie dengan wajah datar.

"Maafkan aku," ujar Draco pelan.

"Untuk apa?" pancing Rosie.

"Karena telat datang ke pertandinganmu."

"Kau telat atau lupa?" tanya Rosie sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding dan melipat kedua tangannya di dada.

"Lupa. Tidak! ma-maksudku telat."

Rosie menghela nafasnya dan menatap kearah Draco, "Sebenarnya kau ini kenapa?"

"Kenapa bagaimana?"

"Kemana saja kau selama ini? kau berjanji untuk menemuiku lagi saat kita kembali ke Hogwarts tapi kenyataannya kau sama sekali tidak melakukan hal itu. Kau juga sudah membuatku khawatir karena tidak mengikuti satu pun kelasmu, dan hari ini.. bahkan kau juga melewatkan pertandinganku. Sebenarnya kau ini kenapa, Dray? apa masalahmu? ceritakan padaku.. bukankah kita sudah sama-sama berjanji untuk tidak menyembunyikan apapun lagi? sekarang masalahmu adalah masalahku juga.. ayo kita hadapi bersama-sama.. jangan memendamnya sendiri.. aku tau kau tidak akan kuat," lirih Rosie. Gadis itu menarik nafasnya sambil menunggu jawaban dari Draco.

"Rose... kumohon maafkan aku. Sungguh.. aku sama sekali tidak berniat untuk melupakan pertandinganmu.."

"Apakah kau benar-benar mencintaiku, Draco?" tanya Rosie sambil menatap kedua mata kekasihnya.

"Kau ini bicara apa? tentu saja aku sangat mencintaimu," ujar Draco.

"Kalau begitu, sebenarnya...apa kau benar-benar serius dengan hubungan kita ini?" tanya Rosie.

"Aku takut, Draco. Aku takut kau akan membuatku kecewa lagi. Karena sekarang kau mulai melakukan hal yang sama sewaktu kau membuatku kecewa dulu." ucap Rosie lirih.

"Tidak... tidak, Rose. Aku benar-benar serius dengan hubungan kita. Aku tidak akan pernah menyakitimu lagi, aku berjanji."

"Kalau begitu cepat katakan padaku! apa yang kau rahasiakan!" sahut Rosie.

"Rose.. ini bukan waktu yang tepat."

"Oh jadi benar, 'kan? kau memang menyembunyikan sesuatu dariku!" sahut Rosie.

"Bukan begitu, Rose. Aku tidak bermaksud membohongimu. Hanya saja---ini terlalu rumit."

"Sudah kubilang aku sama sekali tidak masalah dengan semua itu, Dray. Aku hanya ingin kau jujur padaku dan tidak berbohong lagi."

"Aku----aku tidak bisa mengatakannya Rose."

"Baiklah kalau begitu, kau simpan saja masalahmu sendiri kalau kau memang tidak butuh aku. Aku memang tidak bisa dipercaya olehmu!" sahut Rosie dan berusaha menyingkir dari tubuh Draco. Tapi tiba-tiba saja Draco menarik kembali tubuh gadis itu dan mendorongnya ke tembok sampai punggung Rosie membentur tembok tersebut. Rosie terkesiap begitu tubuhnya terkunci. Draco menyimpan satu tangannya di dinding dan dengan cepat menunduk sambil memajukan wajahnya. Lelaki itu langsung menekan bibirnya ke bibir Rosie dan menciumnya dalam.

Rosie terkejut dengan ciuman ini tapi dia sama sekali tidak memberontak. Begitu Draco melepaskan ciumannya, Rosie terdiam dan mendongak. Menatap wajah lelaki itu dengan bibirnya yang basah akibat ciuman tadi.

"Jangan pernah berani untuk pergi dari hidupku lagi. Aku tidak tau apakah aku akan tetap bisa melanjutkan hidupku jika kau pergi meninggalkanku lagi, Rose." lirih Draco.

"Draco.. aku---"

"Kau ingin tau apa rahasiaku, bukan? ayo, sekarang juga kau ikut aku." Draco segera menarik pergelangan tangan gadis itu dengan cepat. Rosie yang kebingungan langsung terseret oleh tarikan tangan Draco dan sibuk bertanya kemana sebenarnya Draco membawanya pergi.


Continue Reading

You'll Also Like

56.2K 5.7K 38
Semua karakter milik J.K Rowling kecuali Arletta Venlie Silver dan [Own Character] Cover by: @mocnknighties •• Dia Arletta Venlie Silver. Hanya seora...
119K 17.2K 25
✿This book is the winner of Fanfiction Category at The Wattys 2021✿ 📕BOOK 1 of Day Series📕 [STARTED AT 27th of JANUARY, 2021] [FINISHED AT 17th o...
489K 58.4K 24
JANGAN TERJEMAHKAN/REPUBLISH CERITA INI DI PLATFORM MANAPUN. __________________________________ [C O M P L E T E D] 13+ •Tahun Keempat: Harry Potter...
922K 117K 48
Dia hanya gadis bayangan Slytherin. Dia melihat segalanya, dia mendengar segalanya, dia mengetahui segalanya, segala hal yang telah terjadi di Hogwar...