Rumah Untuk Lingga (Completed)

By tazsasza

340K 35.8K 2.1K

Segala sesuatu bentuk plagiat ,adalah hal yang paling tidak dibenarkan❗ Mari, biar ku ajak kamu berkenalan de... More

Prolog
1 || Sepeda dan Salam Lingga
2 || Sepatu Tara
3 || Lingga dan Pagi Harinya
4 || Kacang Milik Genta
5 || Saga, Kebanyakan!
7 || Kantin dan Rapat
8 || Rival Bara
9 || France Angelfish
10 || Pohon Lingga
11 || Rumah Saga
12 || Radio Mobil Bara
13 || Bahu Lingga
14 || HokBen (Spesial Chap)
15 || HokBen Putaran Kedua
16 || Utang Budi
17 || Mantan
18 || Rokok Pele
19 || Minum Air
20 || Petasan Yang Menyala
21 || Rompi Bara
22 || Teman di sisi Saya
23 || Datang Kembali
24 || Lingga dan Lutut
25 || Lampu Kuning
26 || Kebakaran
27 || Serakan Hati dan Beling
28 || Hujan dan Perasaan yang jatuh
29 || Tara dan Sayapnya Yang Rusak
30 || Senyum Manis
31 || Anyelir kuning
32 ||Pesawat Tanpa Pengemudi
33 || Sisi Gelap
34 || Amarah
35 || blood and wounds
36 || Fell In Pain
37 || cold heart
38 || Kebohongan Tara
39 || Rumah Untuk Lingga
Epilog
Root of memories || Bara
Root of Memories || Pele

6 || Eskul

10.8K 1.1K 26
By tazsasza


Happy reading

*****

Lingga hanya bisa tersenyum kikuk, begitu dia mendapatkan omongan dari nenek Tara dan Bara berupa wejengan untuk tidak terlalu merepotkan ketika Lingga menyalami tangannya.

Belum lagi tatapan mengintimidasi dari saudara yang lainnya, membuat Lingga merasa tak nyaman. Juga merasa jika dia berada di bukan tempat yang seharusnya.

Maka begitu ada kesempatan, Lingga langsung memisahkan diri saat yang lain sedang larut dalam obrolannya.

Saat ini Lingga sedang berada di restoran dalam hotel, keluarga besar Bara dan Tara mengadakan acara makan-makan disana, yang bahkan Lingga pun baru pertama kalinya menginjakan kakinya ke tempat seperti ini.

Begitu sampai di bagian luar restoran yang terhubung dengan letak parkiran hotel.

Lingga pun mendudukkan diri begitu mendapati bangku panjang yang tersedia di sana.

Lingga mengadahkan wajahnya pada langit malam, lalu perlahan matanya ia pejamkan saat dinginnya angin malam mulai menerpa kulitnya. Untuk beberapa saat Lingga bertahan di posisi itu

Dan sampai saat kelopak matanya mulai membuka kembali, Lingga sudah mendapati wajah datar Tara yang kini sedang berdiri didepannya.

"Bisa, buat bikin ini semua gak jadi menyusahkan?"

Pertanyaan tiba-tiba yang keluar dari mulut Tara,membuat Lingga membalasnya dengan tatapan tak mengerti.

Merasakan udara yang makin dingin, Tara pun memasukkan tangannya pada saku celana bahan yang sedang ia kenakan. Kemudian Tara kembali mengambil suara.

"Gue gak tau apa tujuan lo buat bikin semuanya jadi sulit, kalo tujuan Lo buat bikin gue peduli. Maaf tapi trik murah Lo gak ngegerakin hati gue sama sekali, tapi gue sedikit salut karena akhir-akhir ini Lo udah bisa bikin Bara uring-uringan karena bingung harus ngasih sikap kayak gimana. Dan jujur gue sedikit sebel, karena walaupun gue biarin Lo tinggal disini bukan berarti Lo bisa ngambil apa yang gue punya. Cukup sebagian ruang yang gue kasih, enggak sama yang gue punya. Gue terima kedatangan Lo di rumah tapi enggak sama status lo itu"

Awalnya Lingga tak mengerti kemana arah pembicaraan yang Tara bawa, tapi begitu menyebutkan Bara dan status posisi Lingga. Akhirnya remaja tanggung itu mengerti, mungkin Tara merasa jika kehadirannya merebut perhatian Bara jika itu yang Tara maksud, karena terus terang Lingga bahkan tidak mengerti hal yang bagaimana sampai-sampai membuat Tara begitu terusik. Yang dilakukan Bara hanya hal biasa menurutnya. Dan itupun terjadi sekali, hanya menyampaikan bekal dari bundanya tempo lalu. Dan setelah itu tidak ada interaksi lebih, karena setahu Lingga Bara sedang sibuk mempersiapkan acara sekolah.

Tapi karena dihadapannya adalah Tara yang Lingga tau dia orang seperti apa, Lingga pun hanya menganggukkan kepalanya ,tanda mengerti.

"Iya, kak. Lingga akan lebih hati-hati lagi"

Jawab Lingga seadanya.

Tara yang mendengar jawaban Lingga seperti itu tertawa remeh, merasa tak puas.

Dia kemudian mendekat , mensejajarkan wajah angkuhnya pada Lingga lalu menatap mata bulat Lingga dengan tajam.

"Bukan hanya hati-hati, tapi berhenti cari muka"

Ucap Tara dengan serius.

"Atau gue bakal hancurin Lo dan tunjukin borok Lo"

Lingga yang diancam seperti itu tak merasa gentar sama sekali, malah dia menganggap jika Tara itu lucu,karena melakukan hal ini demi sesuatu yang kekanak-kanakan sekali. Tapi tentunya hanya dalam pikirannya.

Karena nyatanya meskipun Lingga tak terima, tapi dia tetap mengiyakan.

Tidak mau ambil panjang.

Besoknya.

Setelah peringatan yang diberi Tara, Lingga pun memutuskan untuk mengikuti saja. Karena memang tidak rugi sama sekali, dan Lingga pun tak merasa ada hal yang perlu ia rubah sedemikian rupa untuk membuat Tara puas, hanya ia mengubah sedikit yaitu tentang berangkat subuhnya yang tetap dia lakukan tapi dengan memberi tahu terlebih dahulu kepada bundanya.

Awalnya bundanya menolak tapi setelah memberikan alasan dan membumbui dengan hal-hal positif yang akan Lingga dapat ketika berangkat subuh. Akhirnya bundanya luluh juga. Akan tetapi dengan syarat Lingga membawa bekal.

Lingga pun menyanggupinya, dan juga Lingga tidak memberi tahukan kalau dirinya berjalannya kaki. 

Bundanya hanya tahu dirinya yang naik bis.

Sementara itu Tara kakak keduanya, kembali ke sikap seperti biasanya, acuh dan bersikap seolah Lingga tidak ada.

Bara pun yang kini sedang sibuk-sibuknya dan jarang ada di rumah. Jikapun ada Lingga jarang bertemu karena selalu tidak tepat waktunya. Menyebabkan Lingga hanya melihatnya sewaktu sekolah saja itu pun juga hanya sekedar melihat.

Sehingga interaksi yang dikhawatirkan Tara menurut Lingga sedikit berlebihan, karena memang nyatanya Lingga dan Bara jarang berinteraksi.

Jika ditanya, bagaimana sikap ayah baru Lingga?, Dia pun sama hanya bedanya masih bertanya dan sekedar basa-basi. Selebihnya interaksi yang dilakukan Lingga dan ayah barunya itu biasa saja.

Lingga yang baru selesai sholat subuh langsung saja bersiap berangkat sekolah.

Begitu dia keluar kamar sudah ada kotak bekal di atas meja makan dan juga roti, ditambah segelas susu hangat rasa vanilla kesukaannya.

Mata Lingga kemudian melirik ke arah, ada secarik kertas kecil di gelasnya.

Lingga tertegun untuk beberapa saat.

Untuk anakku sayang.

Kalingga Laksa Gumelar, jangan lupa sarapan!

Salam sayang , dari mamah.

Tapi kemudian setelahnya, kertas itu dilepaskannya dari gelas membawanya pada saku seragam,dan memakan sarapannya dengan hening.

******

"Jadi Lo mau ikut ekskul apa?"

Tanya Saga sambil menatap ke arah samping ke arah Lingga yang sedang membaca lembaran-lembaran promosi ekskul yang ada di Mading.

Lingga menghentikan kegiatannya, kemudian ia menengok "Kalo Saga?".

"Gue kepengennya yang gak repot, ekskulnya biasa ajah dan gak banyak orang"

Lingga mengangguk-angguk mengerti lalu ia kembali membaca, matanya kemudian memicing saat mendapati yang sesuai.

"Kalo ini" Ucapnya seraya menunjukannya ke Saga.

Saga yang sedang mencari ikut melihat ke arah yang dituju Lingga, lalu mengangguk.

"Boleh dicoba"

*****

Erlang menatap galak temannya yang sedang bersantai.

"Sumpah ya!! Lo itu gak bisa apa?. Serius sedikit!, Kita ini bakal dibubarin!!"

Iky yang sedang membaca komik sambil tiduran tengkurap, menatap Erlang tanpa minat.

"Lah kan emang dari awalnya kita gak niat panjangin Tan, kan Lo sendiri yang ngomong kalo ini cuman sekedar formalitas biar gak kena teguran"

Sahut iky yang kini sudah berubah menjadi terlentang dan sedang mengupil khusyuk sambil terus melanjutkan acara membaca komiknya.

Erlang ditempat bergidik jijik melihatnya, sebelum akhirnya pemuda yang baru saja sembuh dari cidera tangannya itu kembali berkacak pinggang.

"Iya formalitas, tapi emang Lo gak bakal mikir apa ?! kalo misalnya ini klub dibubarin. Formalitas kita juga bakal percuma!!Bodoh!"

Iky yang paham langsung bangkit dan panik seketika.

"Kalo gitu gue bakal gak bisa Dispen lagi dong!"

Erlang memutar mata, sebelum akhirnya menjawab.

"Yaiyalah Bego" Padahal dalam hati Erlang sedang tertawa.

Mentertawakan kebodohan Iky yang masih belum sadar jika  mereka sudah kelas tiga otomatis tidak ada benar-benar dispen lagi.

Iky langsung memeluk Erlang, menangis Bombay disana.

"Huwaaa, Sultannn,,,gue gak mau kehilangan dispensi gue yang berharga haaaaa"

"Berharga dari Hongkong!, Orang kerjaan lu rebahan terus!"

Tolak Erlang, yang masih saja mentertawakan Iky yang lama-kelamaan dia pun jadi meringis sendiri Iky terlalu bodoh.

Kini Erlang sedang mengusahakan untuk menjauhkan wajah Iky yang terus mendesak menempel kepadanya.

"Anjing, jauh-jauh Lo !!!!"

Erlang berteriak histeris dan menatap jijik tangan yang dipakai bekas mengupil oleh Iky kini bergerak hendak menyentuh wajahnya Erlang panik tentu saja ia pun lantas mendorong-dorong badan Iky agar rengkuhannya terlepas. Dan begitu terlepas Erang langsung mengusap-usap bahunya kasar.

Iky yang mendapati respon heboh dari Erlang ,langsung menyeringai penuh maksud.

Lalu ia pun dengan gigih kembali mendekat tapi Erlang menjauh selangkah dan melotot horor.

Dan begitu seterusnya sampai keduanya berakhir saling kejar-kejaran.

Erlang yang berada di depan Iky, tidak melihat ada kabel panjang dekstop di depan sana, sampai akhirnya hal itu pun membuat Erlang terjatuh tersandung sampai-sampai Iky yang dari tadi dibelakangnya mengejar tak lama juga ikut terjatuh di atasnya.

Sehingga sekarang posisi keduanya saling tindih.

"Guys gue bawa,-

Genta yang sedang melangkah mendekati terdiam mematung, begitupun kedua orang dibelakangnya yang juga ikut menghentikan langkah dan menatap sama-sama tanpa ekspresi kedua kakak kelas di depannya yang terlihat ambigu sekali posisinya.

Sampai seseorang dari kedua orang yang ada di belakang Genta itu menyeletuk pada temannya.

"Lingga,katanya Ekskul Pramuka selalu terima member tiap hari, mau coba gak?"

Continue Reading

You'll Also Like

140K 8.6K 42
Dipertemukan sejak masih di dalam kandungan, tak mudah untuk menerima kenyataan bahwa mereka harus berpisah. ⓒ kalejengga Mars, 23 Februari 2020 020...
853K 24.1K 55
Zanna tidak pernah percaya dengan namanya cinta. Dia hanya menganggap bahwa cinta adalah perasaan yang merepotkan dan tidak nyata. Trust issue nya so...
253K 20.9K 59
~Cover by syfrat~ Kita saudara. Kita sahabat. Dan kita selamanya. Apapun yang terjadi kita hadapi bersama. Alexander Valdino Apa janji itu sudah ga...
1M 33.4K 45
-please be wise in reading- ∆ FOLLOW SEBELUM MEMBACA ∆ Tentang Vanila yang memiliki luka di masalalu dan tentang Vanila yang menjadi korban pelecehan...