A fanfiction
_
_
_
@Princesnyadobby
_
_
________________
"Dam gue pikir akal sehat ibuku sudah nggak ada"
Yedam terkekeh,hampir menendang bangku sang teman karena berani menghina ibunya.
"Ada alasan kenapa lo mengatakan ibumu tak masuk akal,kim doyoung?"
Doyoung menghela nafas, mencengkram rambutnya frustasi terus menguncang bahu yedam keras.
"Lo pikir sendiri, ibu menyuruh gue menjadi penjaga untuk anak temannya selama satu minggu"
"Bukan masalah, lo hanya perlu mengurusnya" yedam mendorong doyoung agar menjauh
"Bukan masalah kepala lo, coba aja yang lo urus anak kecil atau anak bayi ini anak SMA yang bahkan cebok aja udah tahu.LO MENGERTI KAN DAM!!"
"Mengerti asal lo tak disuruh untuk menyusuinya itu yang jadi masalah"
"Enak banget bicaranya,gue yang repot tahu,jangankan jaga orang jaga diri gue aja tidak bisa"
"Protes dengan ibu lo jangan dengan gue"
"Sudah neng yedam sahabat gue yang paling baek"
Yedam menoyor dahi doyoung kasar
"Gue bang yedam tai,dan jawaban ibumu apa?"
"Pilih diusir atau dicoret dari kartu keluarga?"
"Kok dua-duanya sama"
"Nah itu.Huhu gimana dong?"
"Nggak gimana-gimana"
"Nggak ngebantu banget asuu" yedam memutar bola matanya malas
"Doy lo bahkan belum melihat wajah orang yang akan lo jaga"
"Firasat gue buruk,Asal lo tahu aja insting liar gue kadang benar dan itu buruk"
"Oh"
"Oh doang?"
"Mau gimana lagi gue nggak tak tahu apa-apa"
Doyoung mengigit bahu yedam keras lalu lari dari kelas,ia benar-benar kesal dengan pemuda dengan IQ yang tinggi itu
Sedangkan yedam sudah berteriak kesakitan karena gigitan pemuda kecil itu terlalu sakit.
_______________
Seperti perkataan ibunya,akhir pekan ini ia berkunjung dikediaman teman ibunya,sebenarnya kalau ia durhaka ia ingin sekali dikeluarkan dari kartu keluarga saja dari pada menganggu waktu rebahan santuynya
Ting~ tong~ ting~ tong~
Ceklek
...........
"Cari siapa?"
Doyoung terdiam,memerhatikan pemuda menjulang tinggi dihadapannya itu lalu mengaruk tengkuknya yang tidak gatal
"Mian,salah alamat" ucap doyoung akan pergi sebelum tangannya ditahan.
Doyoung menoleh,mendelik kesal karena pemuda itu dengan lancangnya memegang orang sembarangan
"Gue haruto"
"Nggak nanya" setelah itu menghentakan kasar lengannya.
"Ruto sedang apa-----------astaga doyoung"
"Eh bibi " doyoung membungkuk saat seorang yeoja paruh baya datang.
"Aduhhh mian, apa haruto tak mengajakmu masuk?"
Doyoung mengangguk ragu,jangan bilang yang harus dijaganya itu pemuda tinggi sialan yang didepannya itu
"Nak doyoung mian yah ibu buru-buru,tuh anak ibu jaga dulu yah orangnya kuat pergi tiba-tiba"
"Tunggu bibi,maksud bibi yang aku harus jaga anak yang disamping bibi itu?" Ibu haruto mengangguk cepat. kan kan sudah doyoung duga
"Anak ku cuman itu"
Mampus,kalau bisa doyoung mau lari sejauh-jauhnya saja bagaimana bisa ia harus menjaga orang yang lebih besar darinya
Dan apa-apaan senyum licik itu.
"Tapi doyoung---------
"Bibi pulang cepat kok,bye doyoung bye haruto"
Doyoung mendengus,apa semua ibu sama saja bisa-bisanya pergi sebelum orang selesai bicara
"Tak mau masuk?" Doyoung mendecih lalu masuk diikuti haruto dibelakangnya setelah itu duduk diruang keluarga dengan haruto yang duduk dihadapannya
"Mau minum?"
"Nggak usah" ucap doyoung memainkan ponselnya dengan kesal, ia melirik sekilas haruto yang menatapnya dari bawah sampai atas
"Mata lo kemana?"
Sinis doyoung saat tahu haruto terus melihat dada ratanya,sial ia merasa dilecehkan.
"Lo lucu"
"Ck makasih" decaknya hampir melemparkan ponsel yang dipegangnya karena pemuda itu mengatakan hal kurang ajar padanya jelas-jelas ia tamvan.
Benar kawan-kawan?
"Gue kekamar sebentar"
Doyoung berdehem,tak mengubris haruto yang sudah pergi keatas.
Ia menelpon seseorang sembari beranjak dari tempatnya tujuannya hanya taman kecil yang menurut doyoung indah,pasti ibu pemuda itu yang membersihkannya
"Dam gue beneran mau minggat aja dari dunia"
"Ada apa lagi"
"Lo nggak akan mengerti dam,anak yang harus gue jaga itu lebih besar dari gue mana suaranya kek om-om lagi"
Doyoung meracau,melempar batu yang dipegangnya beruntung tak mengenai tetangga sebelah
"Bagus lo dapat sugar daddy"
Ia mendengus saat mendengar suara kekehan yedam diseberang sana
"Dam lo beneran teman gue nggak sih?"
"Teman"
"Makanya kasih saran,lo mah kerjaan nya tertawa mulu"
"Gue tanya cowonya ganteng nggak?"
Doyoung berdehem,melirik belakang takut kalau ada yang menguping
"Ganteng sih"
"Bagus"
"Nggak bagus lah sial,gue bahkan tak tahu apa yang harus gue jaga mukanya berandalan gitu"
"Makanya dengar istilah jangan melihat orang dari cover saja"
"Bang yedam sialan,gue kutuk lo yah"
Desis doyoung lalu mematikan sambungan telepon itu dengan kesal, menarik nafas lalu hembuskan setelah itu berbalik
"Aigooo kamcagiyaaa"
Doyoung kaget dong haruto tiba-tiba udah ada dihadapannya dengan muka lempengnya,penampilannya agak beda
Tadi urak-urakan kek brandalan sekarang baju yang dipakainya celana jins dengan baju putih polos
"Ouch sial mata gue" doyoung memalingkan wajahnya, haruto terlalu bersinar nggak kuat dia.
"Ngapain tiba-tiba muncul sih?" Kesalnya mau pergi tapi ditahan lagi oleh haruto
"Mau ikut nggak?" Doyoung bingung, ini memang sudah sore tapi pemuda itu sudah mengajaknya jalan
"Tidak terima kasih"
Kalau bisa doyoung lebih memilih rebahan dirumah orang daripada keluar kagak jelas.
"Gue maksa"
Doyoung hampir memekik saat haruto memeluk pinganggnya cepat, meremas pelan pinggang itu dengan senyuman tipis tercipta dibibir tebalnya
"Dan nggak ada penolakan manis"
Doyoung menyesal meniyakan kemauan ibunya dan lebih memilih benar-benar dikeluarkan dari kartu keluarga.
Pemuda dihadapannya ini bahaya
Benar-benar bahaya
Tbc-----
Cieeee dapat twoshoot,bahagia nggak nih para readers?
Kalau menurut kalian bagusan oneshoot apa twoshoot nih?
Btw untuk chapter berikutnya gue up besok kalau bukan pagi yah sore jadi jangan lupa follow akun gue supaya bisa lihat kelanjutannya