My 5 Demons Sweetheart

By Princessa758

65K 7.2K 411

Asrama sekolah putri ku memiliki rahasia yang sangat mengerikan. Ada rumor bahwa sesosok penampakan mahkluk a... More

Old School
Missing Girl
Demons?
Biodata Bonus
Long Night
The Beast
A Feeling of Emptiness
Forgive me
Sweet and Sour
Two Face
Two Face ~Part2~
Blind Date
Shadow
Shadow~part2~
Beast and Demon
Quite Sober
Golden Rose ~1~
Golden Rose ~2~
Punishment
Butterfly in Fire
Soul Partner
The Cursed Feelings
Angel or Demon
Strong Soul
The Shadow
Broken Soul
Broken soul ~Part2~
More Souls More Empty
Not a Bait
Mistaken

Maiden Rose

1.8K 256 14
By Princessa758

"Gadis kecil, ada sesuatu di pipimu." Ujar Rave menunjuk ke arah pipi sebelah kiri ku.

"Ada apa?" Aku meraba pipiku memastikan jika tidak ada sesuatu.

"Bukan itu, tapi ini *chu*"

Rave tiba-tiba mencium pipi ku.

"Apa yang? Kau benar-benar..."

"Aku melakukan itu karena ada sebab. Ciuman itu adalah sihir penanda dan penyamar. Kau tak bodoh kan, masuk kedalam sekumpulan iblis dengan wujud asli mu?" Ujar Rave tersenyum.

"Maksudku, ada cara lain selain mencuri ciuman seperti itu."

"Itu bahkan hanya ciuman di pipi, kau sangat pelit." Ujar Rave menggoda ku.

Pintu hitam berlapis kristal terbuka saat kami sampai di tempat acara iyu berada. Memperlihatkan ball room megah yang ramai dengan tamu.

"Selamat datang Tuan Rave dan nona..."

"Allysa."

"Nona Allysa."

"Apa maksudnya? Kau bahkan menyamarkan nama ku. Apa nama ku kekanakan sampai kau memalsukannya?"

"Jika kau memakai nama aslimu, maka kau mungkin akan dalam bahaya besar. Ingat, jangan katakan nama aslimu. Jika kau melakukannya, maka sihir penyamaran mu akan hilang dan mereka akan tau bahwa kau manusia." Ujar Rave.

"Jika hal itu terjadi?" Tanyaku.

Rave melirik dengan tatap serius dan itu menakutkan.

"Kau mungkin tak akan lagi ada di dunia manapun dan tak berwujud." Ujar Rave.

Baiklah aku akui, Rave yang santai dan sering bergurau lebih baik dibandingkan Rave serius.

"Ravanel! Tuan Rave, sangat senang anda bisa datang ke acara ini. Sangat jarang melihat anda mendatangi berbagai undangan resmi dan sakral seperti ini." Ujar seorang wanita gendut yang dandanannya sangat mencolok.

"Terimakasih atas sambutan yang begitu hangat, Mrs.Scraz." ujar Rave begitu elegan.

Aku tak menyangka ia bisa berakting sangat elegan seperti ini.

"Putri ku! Kemarilah dan sapa tuan Ravanel...calon suami masa depan mu." Ujar Mrs.Scraz.

"Salam hormat ku untuk tuan Ravenel, namaku Serenade, anda bisa memanggil saya Seren." Ujar wanita yang bukan lain adalah anak Mrs.Scraz.

Rambut hitam pekat dan kulit pucat seperti mayat. Tak lupa dengan bibir merah yang sama dengan warna matanya, sangat cantik namun terlihat seperti tipikal orang yang sadis.

"Senang bertemu dengan anda, saya lupa memperkenalkan tunangan saya, nona Allysa." Ujar Rave merangkul pinggangku.

Aku membungkuk memberi hormat.

"Senang bertemu dengan anda." Ujarku kaku.

Mrs.Scraz nampak terkejut. Seketika wajahnya memperlihatkan kerutan di dahinya menandakan sangat tak suka denganku.

"Dia...calon istri mu?" Ujar Mrs.Scraz memandangku rendah.

"Aku tak tahu bahwa anda memiliki selera yang sangat rendah, Tuan Ravanel. Wanita berambut aneh dan..."

"Akan sangat baik jika anda berbicara di tempat yang tertutup. Jika anda berbicara seperti ini di depan umum, dimana harga diri anda yang mengata-ngatai tuan Ravenel. Apa anda dimata mereka nanti?" Ujarku berani bicara pada wanita tua itu.

Mrs.Scraz bungkam dan tak berkata apa apa lagi. Anaknya seperti menariknya untuk pergi karena malu akan perbuatan ibunya. Mereka pun pergi dari hadapan ku dan Rave.

"Ya~ mungkin ada baiknya kau sedikit kasar seperti ini." Ujar Rave berbisik padaku.

Aku baru sadar bahwa tangannya masih melingkar di pinggangku.

"Kapan kau akan melepaskannya?" Ujarku menatap tajam pada Rave.

"Kau lupa? Kita adalah sepasang kekasih ingat? Ini hal yang normal untuk merangkul tunangan, bukan kah begitu?" Tanya Rave masih saja sempat menggodaku bahkan di depan umum seperti sekarang.

"Perempuan rendahan datang ke acara sakral ini. Kau tak seharusnya disini dasar sampah." Ujar wanita tua bermuka masam.

Tak sengaja aku mendengar seseorang berteriak mencaci-maki.

"Rave, aku akan kembali." Ujarku.

"Kau ingin pergi kemana? Jangan terlalu lama." Ujarnya.

Bahkan di dunia seperti ini, masih ada orang-orang yang mencaci maki dan memojokkan sesama.

"Ini tempat umum, apa kalian tidak malu dengan perilaku kalian?" Ujarku pada wanita masam itu.

"Apa kau bilang? Siapa kau? Berani-beraninya ikut campur urusan ku."

"Aku hanya menginginkan sebagai salah satu tamu disini, prilaku buruk mu mengganggu pemandanganku. Bukankah sampah sebernarnya adalah kalian? Orang yang memojokkan sesamanya yang tak berdaya?" Ujarku pada wanita itu.

Tak berkata apapun lagi, wanita itu pergi di telan kerumunan.

"Kau baik-baik saja?" Tanyaku pada gadis yang tadi baru saja di caci maki.

"Terimakasih nona, tanpa bantuan anda, mungkin saya sudah tidak bisa melanjutkan acara ini." Ujarnya tersenyum.

"Tak masalah." Ujarku.

Athana, kau lupa manner mu. Ini di acara resmi dan kau berbicara non formal seperti ini.

"Jika boleh saya tau, siapa nama anda?" Ujar gadis itu.

"Nama ku Athana."

Apa tadi, aku baru saja mengatakan namaku?

"Nama yang indah sekali." Ujarnya.

"Perkenalkan namaku Rose." Ujar Rose membungkuk hormat.

"Ya-ya senang bertemu dengan mu, a-aku harus pergi, sampai jumpa." Ujarku bergegas menemui Rave.

"Sambutlah! Penampilan dari Maiden Rose."

Suara sorak dan tepuk tangan para tamu undangan mengisi skeseluruhan ruangan.
Aku memanggil nama Rave tapi sia sia, bagaimana bisa terdengar jika suara sorak, tepukan tangan, dan sekarang musik sudah di mulai.

"When it shine
My love my dear one
My only life"

"Rave?! Rave?! Maaf permisi-permisi." Ujarku berdesak-desakan dengan tamu yang lainnya.

"Ouch*"

"Dari mana saja kau? Jangan hilang begitu saja, sangat bahaya." Ujar Rave yang menarik pinggang ku ke arahnya.

"Ada apa dengan wajah mu? Kau baik-baik saja gadis kecil?" Tanya Rave memperhatikan ku.

"A-aku baik-baik saja." Ujarku.

"Baiklah! Ayo kita menari, penyamaran ini harus terlihat maksimal, agar aku terbebas dari wanita-wanita itu."

Rave menarik ku ke tengah lantai dansa. Mengikuti iringan musik. Wajah ku dan wajahnya sekali lagi sangat dekat.

"Your smile is my happiness
I'm begging for your love
I'm begging for your heart"

"Kali ini akan ku panggil kau dengan namamu Allysa."

Rave tersenyum. Ia berhenti berdansa dan hanya menatapku lebih dalam. Bahkan Rave mendekapku lebih dekat ke arahnya.

"Ra-Rave? A-aku tak bisa menendang mu di lantai dansa. Kau jangan macam-macam." Ujarku mencoba menyadarkannya.

"Shht! Diam, jangan berbicara."

Wajahnya semakin dekat. Aku bisa merasakan nafasnya di wajahku. Hangat dan lembut.

Rave meraih leherku dan mendorong perhalan ke arahnya.

Apakah kami akan berciuman? Ini adalah ciuman pertama ku.

"Ouch!"

Rave terhenti saat aku merintih kesakitan. Ia menarik lengannya terkejut.

"Ada apa? Kau baik-baik saja?" Tanyanya khawatir.

Rave melihat telapak tangannya yang baru saja menyentuh leherku.

"Darah? Kau, kau terluka?"  Tanya Rave panik.

"Kau menciumnya? Aku mencium bau darah manusia." Ujar salah seorang tamu di samping ku.

"Kita harus pergi, sekarang!" Ujar Rave menarik ku pergi dari kerumunan.

To be continued~

Next chapter~
"Jangan bergerak." Ujar Rave meraih pundakku.

"Ka-kau akan menghisapnya? Apa kau gila?"

Don't forget to read Voment and share luv ya

Continue Reading

You'll Also Like

11.4K 1.1K 16
Setelah kejadian dimana Renjun akan di habisi dengan banyak pukulan, tendangan bahkan sayatan di tubuhnya oleh murid berpengaruh di sekolah. Pria kec...
210K 12.2K 38
cerita ini murni karangan sang penulis. • rion x caine • bxb ( boy lovers) • sedikit 18+ ya!? • cerita ini menceritakan sebuah kerajaan vampir yang...
3.9K 238 17
''Aku tidak tahu apa yang terjadi,semenjak aku mengenal dirinya semua nya berubah dan ini pertama nya aku merasakan apa itu cinta,jujur walaupun kami...
2.6K 429 3
[18+] "jake... can you give me a reason? why blood so sweet. and you so sexy?" @ Duzykoshy, 2k24