the mafia twin's - taekook ✓

By thyung241

83.3K 5.7K 302

"We are neither friends nor brothers, we are enemies." [Brothership✔] [END] □ Belum Revisi #1 - twin's #1... More

Mafia: Prolog
Mafia: 1 - Janji dan Ayah
Mafia: 2 - PenMis
Mafia: 3 - Inspektur Oh
Mafia: 4 - Club And Bitch [✖]
Mafia: 5 - maafkan JK
Mafia: 6 - Meja Bundar and Who?
Mafia: 8 - Winter Flower And GoodBye
Mafia: 9 - Miss You
Mafia: 10 - Fallin Love
Mafia: 11 - I Am Stupid Like You?
Mafia: 12 - Death Glare
Mafia: 13 - Tuan muda! Kami baru disni
Mafia: 14 - I've Killed Him, Alone
Mafia: 16 - I Luv Him!
Mafia: 17 - Rasanya sakit
Mafia: 18 - Tragedi
Mafia: 19 - Bad, So Bad
Mafia: 20 - Hentikan semua ini
Mafia: 21 - I'm Sorry
Mafia: 22 - Secret
Mafia: 23 - 2U
Mafia: 24 - Please, Don't Leave Me
Mafia: 25 - Bad Alive
Mafia: 26 - Bad Habits
Mafia: 27 - Vice
Mafia: 28 - We Are The Lovesick Boy
Mafia: 29 - Everything For?
Mafia; 30 - Stupid Man
Mafia: 31 - Brother? Where Are You?
Mafia: 32 - Tegarlah Taehyung
Mafia: 33 - Sorry but...
Mafia: 34 - Warning!
Mafia: - Spoiler
Extra Chap; Siwon & Chanyeol
Ekstra Chap; Jimin & Perompak SKZ

Mafia: 15 - Abstrak

1.3K 134 5
By thyung241


Langit berubah menjadi gelap, suara alunan gesekan daun mulai terdengar karena digerakan oleh angin yang lewat. Pemuda dengan jas kantorannya tetap berdiri didepan nisan salib yang ia tatap, tiba tiba hujan mengguyur pemakaman itu. Tapi hujan tidak membuat seorang Laki laki bernama Taehyung itu gencar berdiri dipemakaman ayahnya.

Taehyung tiba tiba tersenyum samar, "Kenapa? Ayah menangis? Jangan menangis, aku sudah disni. Jangan membuatku sakit kembali ayah, seperti lusa lalu, hujan membasahi diriku. Dan berakhir aku demam, untungnya ada Taeyong yang merawatku kala Jungkook masih dinegeri orang,"

Ucapan Taehyung seakan seperti alunan yang indah. Seperti Taeyang meresponnya dengan mendatangkan angin yang membuat tubuh Taehyung sedikit menggigil.

Taehyung berjongkok dan mengelus tanah kuburan itu, "Bahagialah terus ayah, jaga bunda untukku disana. Dan disini, aku juga akan menjaga Jungkook, ayah dan bunda tidak perlu khawatir,"

Taehyung tersenyum getir saat itu dia melihat ayahnya ditembak didepan matanya dan adiknya, itu sakit menyakitkan. Rasanya, rasa sakit ayah mereka menyalur kehati Taehyung hingga merasakan senapan panas itu menembus titik kelemahan tubuh.

Pemuda itu menghela, "Hah... Doakan aku agar para keparat yang berani membunuh kalian berdua terpecahkan. Aku akan menyiksa mereka, aku berjanji, aku tidak akan membiarkan mereka hidup dengan nyaman,"

Setelah mengucapkan seperti itu, Taehyung bangkit, dia berbalik dan berjalan dengan santai. Tapi tiba tiba dia berhenti dan sedikit menoleh kebelakang, menatap dengan ekor mata.

"Aku pulang, besok lusa aku akan kembali dengan Jungkook."

—0OoO0—

"Tuan muda,"

Jungkook yang sedang melihat gambar - gambar keren dibuku pelukis tato pun dia terperenjat kaget, "O-oh... Maafkan aku sudah mengagetkan Tuan Muda,"

Jungkook menatap pemuda yang terkekeh dan berjalan kearahnya, dia membawa cerangkir susu hangat dan cookies—kesukaan Jungkook. "Oh, Hyeong, tidak apa apa. Lagi pula aku hanya sedikit kaget,"

"Oh ya? Tadi aku lihat Tuan Muda sampai memegang dada," Taeyong terkekeh.

Jungkook merengut.

"Aku bukan—"

"Makan dulu Tuan mudaa... Baru berbicara," Ucap Taeyong gemas melihat tingkah laku adik Bossnya yang mengenggemaskan tapi berotot. Pantas saja dia dipindahkan menjadi pihak Boxer, orang lengannya saja lebih besar dari Taeyong.

Hujan masih terdengar jelas ditelinga Jungkook, "Hyeong, Taehyung Hyeong belum pulang?" Tanya Jungkook sambil mencelupkan Cookies kesusu lalu ia lahap. Taeyong menggeleng.

"Bel—"

*Tin! Tin!

"....um, itu dia sudah pulang." Lanjut Taeyong.

Jungkook mengangguk.

"Baiklah, aku sudah selesai disini. Mari Tuan muda," pamit Taeyong lalu melegang keluar dari situ.

Sedangkan Jungkook melanjutkan makannya dan menatap bukunya lagi, "Jadi... Menggambar naga tekniknya seperti ini, sialan! Aku dibodohi Mark! Awas saja kalau aku pulang kenew york lagi ,akan ku pastikan dia menangis,"

Tiba tiba Taehyung masuk kedalam ruangan Jungkook sambil menggunakan piyamanya, "Habis dari mana Hyeong?" Heran Jungkook.

Taehyung yang sedang mengobrak abrik lemari Jungkook pun menjawab, "Dari makam ayah dan bunda,"

"Kenapa tidak mengajakku?!"

Taehyung menghela, "Kau tadi masih tidur bodoh. Dasar pemalas," Desis Taehyung dan mengambil salah satu jas yang ia belikan untuk adiknya dengan harga yang setara dengan mobil Lamborghini.

"Pakai ini, nanti ada rapat pembahasan tentang Chip kemarin Lusa. Jangan telat," lalu Taehyung meninggalkan Jungkook.

Pria itu menatap jas itu, tiba tiba dia teringat mantannya yang berada dinew york, "Kenapa selera kakakku seperti kau.... Lisa?"






—0OoO0—





















"HYEONG! Tunggu!"

Taehyung berdecak kesal dan membalikkan badan, seketika retinanya melihat adiknya yang memakai jas dengan tergopoh gopoh sambil berlari.

"Hehehe, ayo!" Ucap Jungkook dan mendorong Taehyung yang ada didepannya tapi Taehyung membalikkan badan.

"Ada apa?"

Taehyung menatap tajam Jungkook, lantas raut muka Jungkook yang gemas sekarang luntur menjadi lesuh. "Ingat, kita ini Mafia Jung! Jangan seperti anak kecil! Kau ini sebenarnya Mafia bukan?!" Marah Taehyung sambil menekan kata Mafia.

Jungkook tersulut emosi, "MAFIA! MAFIA! MAFIA!MAFIA! Apa itu hanya yang diotakmu Hyeong?! Huh?! Kau hanya memperdulikan organisasi Mafia -mu itu dibanding adikmu?!"

Jungkook mencengkram bahu Taehyung.

"Hyeong! Aku sudah besar! Aku ini bukan anak kecil lagi! Aku bisa menjaga diri! Aku bisa melawan musuh! Aku pintar! Aku tidak bodoh! Aku punya strategi sendiri! Aku..." Jungkook melepas cengkramannya dan mundur.

"... A-aku PUNYA MIMPI HYEONG!" Teriak Jungkook memenuhi lorong yang menuju pintu rahasia itu.

"Aku punya jalan hidup sendiri!"

Taehyung menatap marah Jungkook, "Begitukah? Baiklah sekarang pergi dari sini, pikirkan kalau kau tidak pernh mengalami kejadian apapun dari keluarga ini. Ataupun... Pertengkaran ini,"

Jungkook mendelik, "Kau... Mengusirku?"

"Ya, aku mengusirmu. Kenapa? Bukannya Kau punya mimpi sendiri?" Tanya Taehyung menantang.

Jungkook menggenggam tangan dengan kencang, dia menunduk. "Baik! Aku pergi dari sini,"

Mata Jungkook yang memerah menatap tajam Taehyung, dadanya tiba tiba sakit saat kakaknya mengusirnya. Padahal bukan itu yang dia ungkapkan dari perkataannya barusan, dia hanya ingin kakaknya itu mengertikan dirinya. Bukan malah mementingkan dirinya dan organisasi itu.

Dan sekarang, Jungkook memang harus berjuang sendiri.

Sedangkan Jungkook tidak tau kalau Taehyung juga terkejut setelah Jungkook menyetujui omong kosong yang ia ucapkan.



Taehyung masih menatap punggung Jungkook dingin, hatinya ingin mengejar tapi raganya sungguh seperti patung yang tidak mau bergerak. Saat kaki sudah mulai melangkah untuk mengejar Jungkook tiba tiba ada panggilan dari Taeyong yang berasal dari woki toki.

"Semuanya sudah berkumpul Tuan. Apa anda bisa kesini?"

Taehyung memejamkan mata, "Suruh bodyguard barumu mencegat Jungkook dipintu depan, aku akan segera kesana,"

"Baik Tuan,"

Setelah itu Taehyung hanya pasrah, toh itu juga kemauan Jungkook. Dia tidak salah kan?

Taehyung memasuki ruangan itu dengan cepat lalu pintu itu tertutup dengan otomatis, "Ada yang tidak disini?" Tanya Taehyung.

Mereka semua saling melirik, "Sepertinya lengkap," Ujar Taeyong.

Winwin mengerutkan dahi, dia tidak melihat teman yang biasa bersama itu, "Jaehyun?" Lirih Winwin.

















"Jung,"

Jungkook menghentikan langkahnya, "Oh, kau... Yang namanya Jaehyun itukan?" Tanya Jungkook seolah tidak tau apa apa. Jaehyun yang berdiri didepannya itu pun tersenyum miris, secepat itu Jungkook melupakannya?

"Kau tidak ingat aku? Benar benar tidak ingat?" — tanya Jaehyun dengan senyum mirisnya.

Jungkook mengerjapkan matanya, "Maaf... memang kita per—"

"Jung Jaehyun, aku teman SMP-mu. Cepat sekali kau melupakanku?" Tanya Jaehyun sedikit menggertak.

Jungkook kaget, "JAHEEEEE —!"

"MUKAMU KENAPA JADI TAMPAN! KAN SEHARUSNYA BENGKAK!"
















Mark dan Jhonny sudah tiba dibandara Incheon Seoul. Mereka berdua baru saja diberi tugas untuk bergegas menuju alamat yang sudsh Bossnya berikan, "Permisi pak, bisa antarkan kami kealamat ini?" Tanya Jhonny dan bapak sopir itu mengangguk.

Mereka berdua mulai menaiki mobil dan segera menuju alamat itu, Mark menatap rumah yang lingkungannya seperti perumahan, benar benar besar!

"Kalian bekerja disini?" Tanya sang sopir.

Mark tersenyum, "Iya, kami baru saja diberi tugas."

"Wah beruntungnya, karena Boss kalian itu orang baik. Dia sangat humble pada orang disni, walaupun profesinya Mafia,"

Mark dan Jhonny terkekeh kecil.

"Ya sudah, saya pergi dulu!"

"Hati hati pak! Semoga kerjannya lancarrrr —!" Pekik Mark dan diberi jempol oleh pa sopir itu. Jhonny terkekeh kecil lalu merangkul Mark untuk masuk kedalam rumah Boss barunya.

"Eh, itu siapa yang sedang berpelukan?" tanya Jhonny saat melihat dua orang seperti melepas rindu, berpelukan dan melompat lompat seperti anak kecil. Mark terkejut dan menyipitkan mata, dia berlari menuju kedua insan itu.

"KOKOOOOOOOO —! HYEONGGGG —!" Pekik Mark berlari saat melihat Jungkook dan Jaehyun bercanda gurau.

"MARKK —!"

"MOKIII—!"

Pekik Jaehyun dan Jungkook bersama.

Mereka pun menerjang satu sama lain hingga Jungkook dan Jaehyun limpung. Jhonny yang melihat itu pun memutar bola matanya malas, "Alergi drama murahan, maaf."
















✖✖✖✖✖✖✖✖

Tanam tanam ubi...

Continue Reading

You'll Also Like

17.2K 891 4
Rumah sakit menjadi saksi bisu Taehyung yang menemani Jungkook sepanjang detakan jantungnya.
173K 10.6K 30
"Aku tidak tahu mengapa kalian membenciku... Apa karena kejadian itu? Bahkan akupun tak tahu penyebabnya. Aku tidak apa jika kalian membenciku, bahka...
46.3K 869 66
Kisah kehidupan seorang wanita yang terperangkap dalam hubungan dengan seorang mafia kejam. _Sydney Violet Anderson, seorang mahasiswa di universitas...
31.2K 2.3K 21
Tentang Tuan muda Jeon Jungkook pemilik perusahaan GOLD VICTORY diusia menginjak 24 tahun yang sukses diusia mudanya mempunyai wajah yang tampan dan...