.
.
.
.
.
"Necro!" cahaya hitam yang berasal dari tongkat milik seorang Hufflepuff mengarah pada Hermione.
Tiba-tiba, professor Mcgonagall datang dan melemparkan mantra non verbal pada murid Hufflepuff itu.
Hermione selamat berkat Mcgonagall. Gadis itu bernafas lega, begitu juga dengan tiga orang yang mengkhawatirkannya.
Luna adalah orang yang pertama kali berlari menuju Hermione.
"Hermione, kau tidak apa-apa?" Hermione menjawab pertanyaan Luna dengan mengangguk.
Melihat aksinya gagal, murid Hufflepuff itu melarikan diri.
"Hei! Jangan lari!" seru Rolf yang telah berdiri di samping Luna dan Hermione.
"Mr. Potter dan Mr. Scamander," kedua pemuda yang disebutkan nama marga mereka oleh professor Mcgonagall pun menoleh.
Ngomomg-mgomong, mereka bertiga baru sadar bahwa ada Harry Potter yang berdiri di samping professor Mcgonagall. Sepertinya, pemuda itu tengah menemui Mcgonagall tentang sesuatu dan mereka berjalan di koridor untuk membahas hal tersebut. Seperti halnya beberapa tahun yang lalu.
"Kalian cepat kejar murid itu. Jangan sampai kabur!" keduanya mengangguk dan segera menjalankan perintah kepala sekolah mereka. Yaitu mengejar murid asrama Hufflepuff yang ingin mencelakai Hermione tadi.
Setelah Harry dan Rolf pergi mengejar gadis Hufflepuff itu, Mcgonagall mendekati Hermione yang tengah dipeluk oleh Luna. Sedangkan Hermione menatap Mcgonagall dengan terkejut, langsung saja ia memeluk erat nenek jauhnya itu karena mereka masih memiliki hubungan darah.
"Kau baik-baik saja?" Hermione mengangguk.
Hermione menatap wajah tua Mcgonagall. "Kenapa ada yang ingin aku mati?"
Minerva menghapus air mata Hermione yang jatuh ke pipi merahnya. " Jangan khawatir, aku akan menjagamu. Mr. Potter dan Mr. Scamander akan menangkap gadis itu. Jangan takut," Hermione mengangguk.
"Aku juga akan menjagamu Hermione." Hermione menoleh pada Luna yang memegang bahunya sambil tersenyum. Ia pun membalasnya dengan senyuman.
Tiba-tiba, Hermione merasakan hal yang tidak enak di benaknya. Professor Mcgonagall dan Luna dapat melihat itu.
"Ada apa, Hermione?" tanya Luna yang mulai khawatir.
"Aku merasakan hal yang tidak baik terjadi. Kita harus memeriksanya!" Hermione segera melepaskan diri dari Mcgonagall dan Luna. Ia segera berdiri dan berlari meninggalkan kedua orang yang tengah mengkhawatirkan dirinya.
"Hermione!"
"Mione!"
Minerva dan Luna yang tengah mengkhawatirkan Hermione, tanpa jeda langsung berdiri dan berlari mengikuti Hermione.
....................
"Avada Kedavra!" cahaya hijau yang berasal di tongkat Terry hampir saja mengenai Draco jika tidak ada dua orang yang melafalkan mantra tameng untuk dirinya.
"Protego Totalum!" seru kedua orang pada tongkatnya yang diarahkan menuju Draco.
Seketika, tubuh Draco seperti diselimuti oleh cahaya putih. Cahaya hijau yang ingin mengenai Draco seketika meledak membuat silau semua pasang mata yang berada di ruangan itu.
Draco membuka matanya dan mendapati dirinya masih hidup. Ia melihat ke arah Terry yang nampak syok dengan apa yang dia lakukan tadi. Draco lalu mengarahkan pandangannya ke belakangnya, di mana kedua orang berjubah Slytherin tengah monodongkan tongkat mereka pada Draco.
"Theo! Blaise!" keduanya menghela nafas lega.
"Syukurlah kau selamat, Drake!" seru Blaise. Ia dan Theo lantas mendekati Draco dan berdiri di samping kanan serta kiri Draco.
"Kalian yang membuat tameng untuk melindungiku tadi?" Theo mengangguk.
"Benar! Kami membuat mantra perisai untukmu," jawabnya.
"Bagaimana kalian bisa tahu aku ada di sini?" keduanya mengangkat bahu.
"Awalnya, kami diperintahkan oleh Pansy untuk mencarimu. Tadi Hermione ke Asrama Slytherin untuk mencarimu, Pansy bilang dia khawatir. Hermione hanya memperbolehkan kami yang mencarimu, oleh karena itu kami di sini. Ketika melewati koridor, kami merasakan bahwa ada pertempuran di sini. Langsung saja kami ke sini. Begitu melihatmu hampir saja terkena mantra Avada Kedavra, kami langsung bersama melafalkan mantra pelindung untukmu." jelas Blaise bangga karena berhasil menemukan Draco dalam waktu yang sangat singkat. Draco mendengarkan dengan baik dan mengangguk.
Theo menepuk bahu Draco. "Tunggu! Hermione tadi mencarimu. Mengapa ia belum menemukan?" ucapan Theo menjadi pertanyaan untuk mereka bertiga.
Terlebih lagi untuk Draco. 'Hermione mengkhawatirkan diriku?' dia benar-benar merasa bersalah pada Hermione. Seharusnya, gadis itu sudah tidur dan tidak mengkhawatirkan keadaannya. Draco juga merasa bersalah karena dia sudah membohongi Hermione.
"Itu urusan nanti, hal terpenting sekarang adalah memberikan pelajaran pada tiga Ravenclaw yang dengan bancinya mengeroyokmu sendirian." ucapan Blaise membuat Theo dan Blaise menatap Terry Boot yang tengah ketakutan menatap mereka.
Theo menyeringai menatap mangsanya. Ia memainkan tongkatnya persis seperti Bellatrix Lestrange. "Sepertinya, ini akan menjadi menarik. Memberikan pelajaran untuk ketiga Ravenclaw yang terlalu sombong ini."
"Ya! Mereka hanya berani main keroyokan." ucap Blaise.
"Enaknya kita apain, ya?" tanya Theo.
"Maa-maa-maaf, Malfoy. Aku tidak sengaja, aku mohon kalian melepaskanku dan tidak macam-macam denganku." cicit Terry melihat wajah ketiga Slytherin di depannya.
Theo menyeringai melihat wajah ketakutan Terry, "Balas dendam terhadap penghinaan mereka terhadap kami. Itu tidak apa-apa, kan?" batin Theo.
Blaise mendengus mendengar ucapan Terry. "Benar-benar pengecut." ejeknya dalam hati.
Sementara itu, Draco hanya menatap datar muka memelas Terry.
...................
Harry dan Rolf mengejar gadis itu hingga mereka kehilangan jejak.
"Sial!" seru Harry. Sementara Rolf yang berdiri di sampingnya tengah menunduk mengambil nafas.
Setelah mereka berdiam untuk beristirahat. Mereka melanjutkan perjalanannya untuk menangkap gadis yang berusaha mencelakai Hermione sesuai perintah Mcgonagall.
Mereka berhenti berjalan di dekat kamar mandi perempuan, tetapi bukan milik Myrtle Merana. "Ke mana kita pergi, Potter?" tanya Rolf pada Harry.
Harry melihat kamar mandi di sampingnya. Ia lalu masuk membuat Rolf bertanya. "Mau ke mana?"
"Aku memiliki firasat. Ayo ikut aku." Rolf pun mengikuti Harry.
"Kita periksa seluruh kamar mandi ini!" Rolf mengangguk.
Harry dan Rolf memeriksa penjuru kamar mandi itu atas perintah Harry. Mereka membuka toilet satu persatu.
Harry yang akan memeriksa toilet terakhir melihat sebuah kaki yang berada di sudut ruangan. "Scamander!" Rolf pun datang.
"Ada apa?" Harry mengalihkan pandangannya pada kaki membuat Rolf juga mengikuti arah pandang Harry.
Mereka mendekati kaki itu.
Dan begitu sampai, mereka berdua membelalakan mata.
.....................
Terry masih berhadapan ketiga Slytherin di sana.
Tiba-tiba saja, Hermione muncul di sana membuat semua orang terkejut.
"Mione." gumam Draco.
Hermione menatap Draco yang dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Mereka semua semakin terkejut ketika Luna dan professor Mcgonagall muncul di tempat itu. Ia melihat keadaan koridor yang kacau balau.
Tubuh tidak sadarkan diri milik Michael dan Anthony tidak lepas dari mata Mcgonagall.
Kepala sekolah Hogwarts itu menatap wajah memar Terry dan Draco lalu Theo dan Blaise yang sepertinya baru tiba di sana.
"Ada apa ini?" tanyanya menatap keempat pemuda yang masih sadar.
"KATAKAN!" bentaknya membuat keempat pemuda itu menjengit ketakutan. Luna mendekati Hermione dan merangkulnya.
Draco pun berinisiatif untuk menjelaskan semuanya dari awal hingga akhir. Mcgonagall menatap tajam Terry yang menundukkan kepalanya.
"Baiklah. Mr. Boot, Mr. Malfoy, Mr. Goldstein, dan Mr. Corner, kalian akan aku detensi besok. Tapi sebelum itu, kalian harus di rawat terlebih dahulu di Hospital Wings." Draco dan Terry berdiam.
"Mr. Nott dan Mr. Zabini, bantu Mr. Corner dan Mr. Goldstein untuk ke Hospital Wings!" Theo dan Blaise langsung menuruti perintah Mcgonagall, walaupun mereka ingin sekali meninggalkan mereka sekarat di sini.
Professor Mcgonagall beralih pada Luna dan Hermione. "Hermione, malam ini Ms. Lovegood akan menemanimu tidur di Asrama Ketua Murid." Mcgonagall menatap Luna.
"Ms. Lovegood, anda bisa mengambil pakaian ganti dan seragam serta keperluan lainnya ke Asrama Ravenclaw lalu pergilah tidur bersama Hermione." Luna mengangguk mendengar perintah Mcgonagall.
Lalu, sebuah cahaya berbentuk rusa jantan muncul dan melompat-lompat di atas mereka. Semua orang selain, Luna, Hermione dan Mcgonagall terpukau dengan hewan itu.
Terdengar suara dari orang yang mereka kenal dari hewan itu. "Professor Mcgonagall. Kamar mandi perempuan lantai bawah."
Semua orang terkejut, terutama Hermione.
"Apa yang sebenarnya terjadi."
Bersambung.
.
.
.
.
.
Hai Readers^^
Jangan lupa vote dan komen.
Happy New Year, maaf telat ngucapin^^
Maaf juga telat update.