그 & 그 - He & Him

Comenzar desde el principio
                                        

"Jadi, apa kita harus melakukannya disini ?"tanya pria tersebut dengan pelan.

Jennie tersadar dan membuka matanya. Membulatkan kedua matanya saat melihat pria asing tampan yang tepat berada di depannya. Mata Jennie meneliti wajah pria tersebut. Begitu asing dan tampan.

"Ap--apa ?"tanya Jennie tak mengerti.

Pria tersebut tersenyum. "Jangan berpura-pura, kau yang memulai segalanya Nona"

Jennie membeku dan mengikuti arah pandang dari pria di hadapannya yang mengarah pada kedua tangan jennie yang masih memegang baju pria tersebut. Jennie langsung menurunkan lengannya.

"Ma--maaf. Itu sebuah kesalahan"

Pria tersebut menaikkan satu alisnya.
"Apakah itu juga suatu kesalahan ?"pria tersebut menatap arah tombol pintu lift.

Jennie mengikuti dan hanya diam tak mengerti.

"Kau bahkan memencet tombol lantai paling atas. Bagaimana kau tahu kamarku ada disana ?"tanya pria itu lagi.

"Apa ? Apa maksudmu ? Aku hanya terlalu panik hingga memencet tombol secara acak"sanggah Jennie sambil mendengus kesal.

Jennie bergegas dan sedikit menjauh dari pria asing dihadapannya.

"Kau benar-benar tak mengenaliku ?"tanya pria itu tak yakin.

Jennie menghela napas panjang dan menghembuskannya kasar. Lalu menatap pria asing tersebut yang juga tengah menatapnya.

"Tentu saja. Memang kau siapa hingga aku harus mengenalmu. Aku hanya meminta perlindungan tubuhmu dari orang-orang aneh yang mengejarku. Itu saja"

Pria tersebut masih menatap Jennie yang terlihat sangat cuek. Seulas senyum terukir saat menyadari sesuatu. Ini pertama kali dalam hidupnya ada seorang wanita yang begitu tak memperdulikan keberadaannya meski hanya sedang berdua. Biasanya diantara mereka, akan langsung merayu dan berharap agar dirinya melakukan sesuatu yang lebih.

"Kim Taehyung atau Mr. Vee, kau masih tak mengenalku ?"tanya Vee lagi.

Jennie menaikkan satu alisnya dan menggeleng "Tidak ! Dan aku tak peduli padamu"Jennie berjalan melewati Vee dan memencet tombol agar lift tersebut berhenti..

Vee tertawa pelan. "Ini benar-benar berbeda dari biasanya. Apakah di Seoul hanya nama Park Jimin yang selalu mereka kenal ?"

Jennie menoleh dan menatap tak mengerti.

"Jimin lagi ? Sebenarnya siapa Jimin dan pria ini ? Kenapa hari ini begitu banyak yang menyebut nama Jimin ? Ah sial, hari ini benar-benar melelahkan"

Vee masih menunggu jawaban dari pertanyaannya. Namun gadis di depannya sama sekali tak bergeming. Gadis itu hanya menatap pintu lift yang perlahan berhenti dan terbuka. Vee langsung menarik tangan gadis tersebut hingga tubuh gadis tersebut menubruk tububnya.

"Karena kau sudah disini, maka temani aku untuk malam ini saja. Aku akan memberilan bayaran berapa pun yang kau minta"Vee masih menatap Jennie yang terlihat marah karena kata-katanya.

DUKK !!

Jennie langsung menendang kaki Vee. "Aku bukan wanita yang seperti kau pikirkan ! Ah sial ! Aku berharap tak pernah bertemu lagi dengan pria sepertimu !"

Jennie melepaskan tangan Vee dan langsung melangkah keluar. Meninggalkan Vee yang masih tersenyum simpul. Vee menatap punggung Jennie yang mulai hilang dari pandangannya. Detik berikutnya Vee menepuk jidatnya pelan.

"Astaga, aku lupa menanyakan namanya. Dia benar-benar gadis yang menarik"

Vee baru saja akan keluar dari dalam lift dan langkahnya terhenti saat matanya menemukan sesuatu di lintai. Vee memungut benda tersebut dan tersenyum saat menyadari kalung indah tersebut berukir sebuah nama dengan taburan batu manik yang indah.

"Jennie"ucap Vee pelan.

Senyum di bibir Vee semakin mengembang. Digenggamnya kalung tersebut dan berucap pelan "Bagaimana ini ? Aku mempunyai alasan untuk menemuimu lagi. Dan aku tak akan membiarkan kesempatan itu terlewat"

❤❤❤

Jennie melangkah gontai menuju apartemennya. Membuka pintu apartemennya, masuk dan langsung mengunci pintunya rapat. Jennie bernapas lega dan mengelus dadanya. Sangat bersyukur bahwa ia bisa lepas dari kejaran orang aneh meski harus bertemu pria yang menyebalkan. Jennie berbalik badan dan melangkah pelan. Menghidupkan lampu dan detik berikutnya Jennie membeku. Di dalam rumahnya telah duduk seorang pria tampan dan beberapa orang berbaju hitam yang pernah mengejarnya.

"Aaaaaaaaa......!!!! SIAPA KAU ?! Kenapa bisa masuk kedalam rumahmu ! PENCU---"

Belum selesai Jennie berbicara, dua pria berbaju hitam tersebut sudah membungkam mulut Jennie dan memegang tangan Jennie. Membawa Jennie duduk pada sebuah kursi dan berhadapan dengan pria tampan yang tengah menatapnya.

 Membawa Jennie duduk pada sebuah kursi dan berhadapan dengan pria tampan yang tengah menatapnya

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

"Hah, tak bisa kupercaya. Kau wanita bayaran itu, kan ? Apa kau menguntitku ?"tanya Jimin di tengah senyum tipisnya.

Jennie hanya bisa menggelengkan kepalanya karena mulutnya masih di bungkam.

"Jangan berteriak, atau kami akan membunuhmu"salah seorang pria berbaju hitam itu berbisik pelan di telinga Jennie.

Jennie mengangguk dan ketakutan. Air matanya sudah berada di pelupuk mata dan akan untuk turun kapan pun. Jimin yang menyadari itu hanya menghela napas kasar. Mengangkat tangannya dan salah seorang dari pengawalnya memberikan sebuah bungkusan. Jimin menerima barang tersebut dan meletakkan di depan Jennie.

"Buka"perintah Jimin.

Jennie mengangguk dan dengan gemetaran mengambil barang tersebut. Membuka pelan dan Jennie diam saat mengetahui barang-barang yang hilang karena kejaran para pria aneh itu ada di depan matanya. Jennie memandang Jimin lagi dan tak tahu harus berkata apa.

"Apa kau menguntitku, wanita bayaran ?"tanya Jimin dingin.

"Apa ? Untuk apa aku menguntit pria sepertimu ? Dan apa ini ? Kenapa kau masuk kedalam apartemen seorang wanita diam-diam ?"balas Jennie dengan kesal.

"Karena aku pemilik Brown Suites Seoul Apartemen. Dan kau, telah merugikanku dengan tidak membayar sewa"

Jennie terhenyak "Ta-tapi tetap saja. Kau tidak harus melakukan hal gila sejauh ini. Bahkan sampai menyewa pria aneh untuk membunuhku. Ah, sial !"

Jimin diam sesaat "Apa yang kau inginkan hingga kau menguntit kehidupanku ?"

Jennie menaikkan satu alisnya dan tertawa kecil. "Apa-apa ini ? Sudah ku katakan, aku tak menguntitmu ! Aku bahkan tak mengenalmu ! Ah, kenapa hari ini begitu banyak hal yang aneh ?"

Hayyo siapa yang mengira pria di lift tadi itu adalah Jimin ? Angkat tangan 🙋🏻‍♀️👉🏻👈🏻🤣🤣

RECIPROCATION [END]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora