chapter 4

255 43 3
                                    

Seorang laki-laki berjalan sambil menenteng tas abu miliknya. Dia menaiki tangga sebuah gedung condo berlantai 7 di pinggiran kota yang agak kumuh. Dia berhenti disalah satu pintu bernomor 33. Laki-laki itu mulai mengetuk pintu beberapa kali hingga ketukan ke lima pintu itu tetap tidak terbuka. Dia menghembuskan napas sambil merogoh tas, mencari kunci cadangan yang dimilikinya.

Setelah menemukan kuncinya, dia buru-buru membuka pintu. Benar seperti dugaannya, ruangan yang gelap dan tampak tidak terawat. Dia menggunakan sedikit cahaya dari celah gorden untuk menemukan saklar lampu. Sesekali dia tersandung benda yang dibiarkan berserakan dilantai. Setelah lampu menyala betapa terkejutnya dia menemukan seseorang tengah duduk menyender dikaki tempat tidur.

"Kenapa duduk dibawah? Kau bisa masuk angin," katanya sambil membantu laki-laki itu untuk naik ketempat tidur. "aku ambilkan minum ya?" tawaran itu dijawab dengan gelengan. "kau pasti belum minum obat," laki-laki itu berjalan kemeja nakas melihat sediaan obat yang disimpan dilaci. "see, masih banyak! Kau pasti jarang minum obat!" dia berdecak kesal melihat laki-laki diatas tempat tidur itu tetap tidak merespon. Dia langsung mengambil jaket yang tergantung dibalik pintu. "ayo ikut aku! Kita harus pergi ke dokter,"

"Tidak mau! Aku tidak sakit,"

"Apa maksudmu tidak sakit? Aku bahkan tidak tahu apa yang sudah kau lakukan selama aku tidak mengawasimu! Sekarang kau mau ikut secara baik-baik atau aku paksa!"

"Aku tidak sakit,"

"Gun!!!"
@@@

Tiga hari setelah pertemuan itu Off merasa sedikit lebih tenang karena laki-laki gay yang menganggunya tidak terlihat lagi. Dia jadi lebih fokus kerja dan bisa menghabiskan waktu bersantai dengan kekasihnya tanpa ada yang merusak moodnya.
Tapi hari ini sesuatu kembali terjadi. Mamanya menelpon dan mengajak Off untuk makan malam keluarga. Pikiran buruk langsung menghantuinya.

Bagaimana tidak, besok adalah hari keberangkatan adiknya keluar negeri pasti ini adalah pesta untuknya, belum lagi sikap sang ayah yang membuat Off jengkel. Tapi sebenci apapun dia pada orang-orang itu, Off tidak bisa menolak ibunya. Ingat kan siapa orang yang paling dia sayang didunia???

Jam dinding menunjukkan pukul enam sore. Off mulai bersiap, menatap pantulan dirinya dicermin sambil sedikit merapikan kemeja putih dan jas hitam bergaris yang pas di badannya. Sebelum pergi tidak lupa dia menyemprot parfum kesayangannya, setelah itu bergaya dengan pose paling keren yang dia punya.

"Perfect!"

Sampai direstoran bintang lima yang paling terkenal di kota, Off segera duduk bersama keluarganya yang sudah menunggu. Dan seperti yang Off duga diawal, papanya menunjukkan rasa bangganya pada adiknya. Dia bahkan tidak melihat Off atau menganggap anak tertuanya itu ada. Off tidak peduli, dia memilih bercengkrama dengan adik perempuannya sambil menunggu makanan selanjutnya datang. Dipikiran Off hanya ada keinginan untuk segera menyelesaikan makan malam menyebalkan ini.

Saat dia memiliki kesempatan untuk kabur, tanpa pikir panjang dia melakukannya. Kabur disini bukan pulang, lebih ke menjauh dari lingkup keluarga.

Dia memilih pergi ke balkon restoran yang berada di lantai dua. Dia tidak peduli bagaimana tanggapan orang tentangnya. Mau orang bilang dia terlalu berlebihan, egois atau kekanakan sekalipun. Bayangkan saja bagaimana rasanya selalu dinomor duakan sejak kecil, dibanding-bandingkan dengan adik sendiri dan tidak pernah dianggap. Belum lagi tatapan dingin, ucapan keras terkesan datar dan perlakuan papanya yang terlihat jelas berbeda. Hanya Off yang merasakan hal ini, sedangkan dua adiknya bisa melihat sosok papa yang penyayang dan hangat.

Sudah berbagai macam cara dia lakukan untuk mendapat perhatian sang papa. Mulai dari berusaha meningkatkan kemampuan sampai membuat kerusuhan. Yang dia inginkan hanya papanya dapat melihat kearahnya, dia tidak mau muluk-muluk sampai menginginkan papanya memujinya, tidak! Dia hanya ingin keberadaannya nyata dimata sang papa.

My HeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang