Bab.10

6.5K 307 25
                                    

Kau pikir aku memperhatikanmu? Tidak, Sayang. Aku memperhatikan lingkunganmu, barangkali ada yang akan mengganggumu, kuhajar dia
-Aslan

Plak...

Plak...

Plak...

Tiga tamparan mendarat keras di wajah tampan Aslan dan meninggalkan bekas merah cap lima jari.

Dea segera mengambil sprey itu dan menutupi kepalanya.

"Dasar mesum.... Keluar dari sini sekarang juga" Bentak dea dengan wajah penuh amarah.  "Lo pikir karena lo itu tunangan gue, lo seenaknya kegue,ingat... Bisa saja gue melarikan diri dari lo sekarang juga. " Dea menghembuskan nafasnya lelah. "Gue muak melihat tingkah lo yang semakin hari semakin menjadi jadi... " Kemarahan Dea masih diubun ubun. Sangat ingin dia mengeluarkan seluruh unek uneknya kepada tunangan nya itu.
"Keluar sekarang juga atau gue yang keluar "

Ini adalah pertama kali Dea memanggil Aslan dengan lo-gue. Pernah sekali Dea memanggil Aslan dengan aku-kamu saat ia merasa kesal kepada Aslan.

Saat itu Dea tidak mengubris Aslan selama hampir lebih 2 bulan. Mungkin kali kemungkinan besar Dea tidak mengubris Aslan selama 3 bulan atau bahkan lebih.

"As.. Aslan... Minta maaf...aslan tahu aslan salah... Tapi jangan bentak bentak Aslan..... Aslan takut"

Basah sudah baju Aslan karena menangis. Ia tak kuasa menahan tangis nya. Ia takut Dea tidak memperdulikannya. Lagi?.Aslan tanpa Dea bagaikan Siang tanpa matahari.Gelap.

Terlalu dramatis

"Keluar dari sini sekarang juga.... Atau gue yang keluar!" Kesabaran Dea sudah kandas. Ingin sekali ia menjambak rambut hitam lelaki di depannya ini.Tapi ia tidak mau melakukannya.

Air mata Aslan semakin deras keluar dari matanya. Ingin sekali rasanya ia membunuh seseorang untuk meredakan kemarahannya.

"Dalam hitungan ketiga lo belum juga keluar fine..... " Dea menghelas nafasnya "gue yang akan keluar "

"Dea... Hiksss.... Dea... Aslan takut... Jangan marahin Aslan... Hiks... " Cicit Aslan sesegukan

"Tiga" Dea mulai menghitung mundur "Dea... Aslan takut... Jangan marahin Aslan " Entah berapa banyak air mata yang Aslan keluar kan hari ini. Dia sangat menyesal karena lebih mendahulukan nafsu daripada logika
"Dua " Sepertinya Dea sudah sangat marah. "Ta-"

"Satu.Baikalah, sepertinya lo lebih suka gue yang keluar dari sini. Okeh kalau itu memang mau lo" Dea berjalan ke arah keluar dan tangannya dicekal oleh Aslan.

"Aslan mohon jangan begini "lirih Aslan.

"Lepaskan atau gue akan pergi sekarang juga!!!"

"Aslan minta maaf Dea..."

Seakan tuli, Dea berjalan begitu saja meninggalkan Aslan yang sedang menangis. Saat sudah hendak membukakan knop pintu, tangan dea kembali ditahan oleh aslan. "Jangan pergi Dea... Aslan mohon.... "
Tidak bosan bosan nya Aslan  memohon pada Dea namun, usahanya siasia"Baiklah... Aslan aja yang keluar"final Aslan

√My Childish Psychopath ||Selesai||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang