Kenangan Yang Terlupa (Part 3)

Start from the beginning
                                    

Pria itu mundur beberapa langkah, memegangi perutnya yang terasa sakit. Pria itu lalu berlutut, meringkuk kesakitan.

"Kenapa kau... Me-mukulku?" Tanya pria itu.

"Dasar!! Tou-chan bodoh!!" Teriak Sumire.

"Tapi..."

Bruk!

Pria yang ternyata adalah ayah Sumire - Sasuke Uchiha - itu akhirnya ikut pingsan.

"Yang ku khawatirkan akhirnya benar-benar terjadi... Tou-chan benar-benar datang mencariku... Tou-chan, selalu saja begini... Haaah~" Ujar Sumire diakhiri dengan helaan napas.

Sumire beralih menatap Boruto yang terkapar di lantai, 'Kasihan sekali, Boruto-kun.. Sudah di rumah, masih saja kena nasib buruk.. Semua ini gara-gara Tou-chan..!' Batin Sumire.

•••••

Himawari mengerjap-ngerjapkan matanya. Kesadarannya yang sempat hilang, kini berangsur membaik. Pelan-pelan dia perhatikan sekitarnya.

'Ah, aku ketiduran...' Batinnya.

Himawari merubah posisinya uang tadinya masih berbaring menjadi duduk. Terlihat, foto ayah dan ibunya masih tidak lepas dari pelukannya.

Himawari mengucek-ucek matanya, lalu melihat jam dinding yang tergantung tak jauh dari sana.

'Hm..? Sudah waktunya makan malam ternyata...' Batin Himawari.

Himawari berdiri dari duduknya. Ia menggantung foto yang sedari tadi ia peluk itu kembali pada tempatnya.

Himawari tersenyum melihat foto itu, 'Sayang sekali... Tadi aku belum bisa bertemu kalian dalam mimpi...' Batin Himawari.

Himawari menghela napas, "Haah~ Ya sudah, tidak apa-apa! Sekarang aku lapar!!" Ujar Himawari menabahkan dirinya sendiri, sebelum akhirnya beranjak dari kamarnya menuju ruang makan.

---

Himawari menuruni saru-persatu anak tangga menuju ruang makan yang berada di lantai satu rumahnya.

Saat sampai, Himawari langsung disambut oleh banyaknya makanan bintang lima yang telah berjejer rapi di atas meja makan.

Senyum Himawari mengembang, kemudia ia berjalan mendekat, "mengabsen" satu-persatu menu makanan yang ada di meja itu. Dari makanan Jepang, hingga makanan Eropa tersedia.

'Kalau Nee-sama pasti tidak bisa membuat masakan serumit masakan Eropa... Hihihihi..' Batin Himawari.

Himawari menarik salah satu kursi, kemudian mendudukinya. Ia mengambil sepasang sumpit dan semangkuk nasi putih, lalu akhirnya mulai kegiatan makan malamnya.

"Selamat makan!!" Seru Himawari.

Hap!

"Wah, ini enak sekali!!" Ujar Himawari setelah menyuap sepotong ayam goreng ke mulutnya.

"Permisi Himawari-sama..."

Seorang maid menghampirinya. Maid itu menunduk dalam saat memanggil Himawari.

Himawari menoleh pada maid itu, "Hei, sudahlah..! Jangan menunduk terlalu dalam begitu..! Ayo, tegakkan kepalamu..! Kau boleh melakukan itu jika itu Jii-chan..! Aku 'kan lebih muda darimu..!" Titah Himawari.

Maid itu menegakkan sedikit kepalanya - meski masih bisa dibilang ia menunduk, "Terima kasih banyak, Himawari-sama.. Anda terlalu baik.." Ujarnya.

Dari semua tuan dan nyonya yang ia layani, Himawari adalah yang paling baik hati dan ramah. Meski darah bangsawan Hyuuga mengalir di darahnya, Himawari tetap mau bersikap rendah hati. Dan itu membuatnya bersyukur.

Lucky LevelWhere stories live. Discover now