2. Beginilah Misya 💤

Start from the beginning
                                    

Sikap Misya yang tidak bisa diam jika tertindas, membuat dia mendapat julukan 'orang jahat' di sekolah. Misya tak akan sungkan menggebrak adik kelas jika ada yang mengusiknya. Semua orang kira Misya sengaja melakukannya, padahal karena dia disenggol maka melakukan itu semua.

Untungnya masih ada Paula yang rela berteman dengan Misya. Paula sahabat Misya satu-satunya. Paula berhati lembut, dia selalu digebrak Quin, teman seangkatan yang iri sama kepintaran Paula. Misyalah yang menjadi sang pahlawan untuk menyelamati Paula.

Tak lupa juga ada Kenny. Bermula dari dulu masa kecil tetanggaan. Lalu, Kenny pindah rumah hingga pas SMA ternyata mereka satu sekolahan. Lama-lama Kenny dan Misya cinlok, mereka berdua saling jatuh cinta. Ini cinta pertama mereka. Sebelumnya mereka belum pernah pacaran.

Misya yang suka halu di dunia Wattpad, ingin memiliki hubungan cinta yang romantis seperti cerita yang pernah dia baca. Dulu pernah sekali, Kenny menembaknya, dan Misya menolak mentah.

Misya sangat menyukai panda. Ia menantang Kenny untuk memberinya dua belas boneka panda dalam hari yang berbeda. Di saat dua belas boneka panda terkumpul, hari itu mereka akan jadian, dan tepat di tanggal sumpah pemuda kemarin mereka resmi jadian.

"Sumpah, MiKen udah pacaran yuhuu! Yes!" sorak gadis itu. Biasa. Orang yang lagi kesengsem jadi rada norak.

Hukuman untuk bersih-bersih ruangan nyaris selesai, tinggal merapikan beberapa meja yang terletak tidak beraturan. Misya menggulung ujung lengan baju, bersiap untuk mendorong meja ke posisi semula.

Baru saja meja ia sentuh, suara seorang cowok terdengar.

"Putusin Ken."

"Kenapa gue harus dengarin lo?" tanya Misya dengan senyuman ketus. Ganggu suasana saja, pikir Misya.

"Ken gak pantas buat lo, pantasnya buat Angel."

Mendengar perkataan itu, Misya tidak ingin mood baiknya terganggu. Ia menyumbat telinganya dengan tutupan pulpen. "Hah? Apa? Gak kedengaran? Ada setan lagi ngomong ya? Merinding ih demi panda."

"Gue lagi ngomong woi!" Cowok itu menarik pulpen dan membuangnya ke tong sampah. Kemudian memberi Misya tatapan tajam.

"Terserah lo mau ngomong apa, deh. Ken sukanya sama gue, bukan Angel."

"Oh? Coba lo sekarang ke ruang UKS. Lo bakalan tahu isi hati Ken sebenarnya."

💤💤💤

Misya melangkah bolak-balik di depan ruang UKS. Sebenarnya dia tidak ingin mendengar omongan cowok itu. Dia memilih untuk percaya sama Kenny, akan tetapi rasa penasaran mengalahkan rasa percaya. Alhasil, sekarang kakinya berhenti di depan ruang UKS.

Pintu tidak tertutup rapat ternyata. Misya mendorong pintu itu saking penasarannya. Raut wajahnya seketika lega ketika isi ruangan itu ternyata kosong.

"Sialan, gue ditipu," umpat Misya.

"Ditipu siapa?"

Misya kaget ketika Kenny menepuk bahunya. "Oh, nggak Ken. Gapapa. Lo ganteng banget deh pakai jas." Misya berusaha mengalihkan pembicaraan.

Dan pujian Misya sukses membuat Kenny tersenyum bangga. Malam ini, Kenny akan menggila di atas panggung. Busana, salah satu faktor penting untuk memikat hati penonton.

"Udah mau latihan?" tanya Misya mendapat anggukan dari Kenny.

"Latihan terakhir sebelum manggung. Kuy temenin." Kenny menyalurkan tangannya yang disambut oleh Misya. Mereka bergandeng tangan menuju ruang musik.

Seorang cowok yang dari tadi mengawasi Misya dan Kenny, tersenyum miring. Buktinya lo gak percaya Kenny juga.

💤💤💤

Kau tak sepenuhnya sendiri
Aku kan slalu ada di sini
Mengapa oh mengapa dirimu
Penuh dengan rasa bimbang

Tak perlu kau pergi tuk mencari
Mencari arti cinta

Misya berjingkrak dengan tangan lurus ke atas menyapa udara. Persetan sama suara Angel yang sedang bernyanyi. Mata Misya hanya ada Kenny seorang. Mulutnya tak berhenti meneriaki nama Ken. Sang pacar tersenyum ketika mata mereka saling bertemu. Laki-laki itu sedang menggebuk drum di atas panggung.

"Kasih simbol love, Sya," pintah Paula dengan suara teriakan.

"Ashiap." Misya membentuk hati di ujung jari.

Kenny terkekeh di atas panggung.

Lagu Vierra yang berjudul Jadi yang Kuinginkan masuk ke reff. Semua berjingkrak meriuhkan suasana.

Aku sendiri di sini menunggu
Aku sendiri di sini menanti
Aku tak terbiasa untuk berharap
Berlari untuk mengejar dirimu
Dalam menggapai semua impiku
S'moga kau kan tetap jadi apa yang kuinginkan

Angel yang menyanyi lagu itu terbawa suasana, tak kalah heboh di atas panggung. Gadis itu berjingkrak juga dengan sepatu baletnya beberapa kali. Mic dia arahkan ke penonton dengan tangan kirinya. Tangan kanannya melambung ke udara untuk menyemangati penonton yang sedang bernyanyi.

Tanpa disadari, ujung lengan baju panjang Angel yang besar melorot ke bawah, menampilkan sekujur tangannya yang merah dan kebiruan lebam.

Penonton yang notabenenya banyak teman Angel mulai berbisik. Menebak Angel kenapa. Gadis itu tidak sadar masih asik menyodorkan mic ke arah penonton.

"Woy! Lo orang mau nonton konser apa gosip sih?!" tegur Misya dengan suara toak.

Hanya orang di sekitarnya yang bungkam. Selebihnya masih asik diskusi.

Angel beranjak berdiri melantunkan bait terakhir lirik lagu. Penampilan selesai. KURA turun dari panggung. Angel segera dikerumuni teman-teman sekelasnya.

"Ngel, tangan lo kenapa?"

"Ngel, siapa yang ngelakuin? Biar gue hajar tuh orang."

"Ngel, kalau sakit jangan diam aja. Masih ada kita."

"Mau dia kakak kelas juga kita enggak takut."

Entah kenapa, Misya merasa orang-orang yang mengerumuni Angel meliriknya.

"Udah, udah. Angel tau kalian perhatian, tapi Angelnya cape, mau istirahat. Lanjut besok ya," usir Robert seraya membelah jalan sehingga Angel, Ugo, dan Kenny dapat berjalan ke ruang ganti baju.

"Ngel, jawab!" Masih ada yang mendesak jawaban. Angel mengulumkan senyuman miris. Luka di sekujur tangannya terlalu pilu untuk diceritakan.

Orang itu tidak menyerah. Ia menghadang jalan Angel, meraih paksa tangan Angel dan menggulung lengan panjangnya. "Ngel, kenapa?" tanya orang itu.

"Gapapa, Caren. Makasih ya udah merhatiin keadaan aku, tapi aku udah cape. Aku mau istirahat."

"Udah, bubar ... bubar ...." Kali ini Ugo bersuara.

Caren, temannya Angel setuju bubar. Dia menyuruh teman-teman yang tengah mengerumuni Angel untuk bubar.

Kini KURA berjalan menuju ruang tunggu tanpa halangan. Kenny dari tadi mencari batang hidung Misya, akan tetapi sudah tidak ditemukan. Mungkin sudah pulang sama Paula?

"Ngel, aku antarin kamu balik ya." Akhirnya Kenny menawarkan tumpangan untuk Angel.

💤💤💤💤💤

Next 👉👉

After Being Happy, Then? [TERBIT]Where stories live. Discover now