Bagian 5

25.8K 4.5K 415
                                    

"Eh Jin, kok gak ada suara lagi?" Tanya Bangchan kepada Hyunjin yang baru saja menghentikkan tawa nya.

Benar, tidak ada lagi suara gedoran pintu atau suara Hana dari dalam sana.

"Lah iya ya. Kagak ada suaranya." Changbin ikut menyetujui ucapan Bangchan.

Keduanya mulai merasakan sesuatu yang aneh, sedangkan Hyunjin hanya menaikkan sebelah alisnya.

Bangchan memutuskan untuk mendekati pintu toilet yang ditempati Hana dan menempelkan satu telinganya ke pintu tersebut. Tapi tidak ada suara.

Bangchan berbalik." Jin, dia gak mati kan?"

Changbin dan Hyunjin yang mendengar itu langsung melototi Bangchan.

"Gak usah ngadi-ngadi deh lo! Yakali cewek kayak Hana bisa mati!" Kata Changbin sedikit panik.

"Baguslah kalo dia mati," jawab Hyunjin santai.

"J-jin..." Bangchan mulai ketakutan.

"HANA!"

Mereka bertiga langsung terkejut dan menoleh keasal suara.

Jaemin langsung berlari masuk. Ia tak peduli jika ia baru saja menabrak Hyunjin. Hana adalah prioritas utama nya.

"HANA!" Teriak Jaemin sambil menggedor-gedor pintu tersebut. Jaemin menoleh kearah Hyunjin yang diam dengan sikap acuh nya." Woy! Lu punya perasaan kagak hah! Bukain Anjing!"

Seketika mereka bertiga langsung membulatkan mata sempurna. Apa yang Jaemin baru saja katakan? Anjing? Jaemin baru saja mengumpati mereka bertiga?

"BUDEK YA LO! BUKAIN BANGSAT! ASU LO BERTIGA!" Jaemin terus memaki ketiga nya dengan penuh amarah. Matanya memerah disertai dengan urat-urat yang menonjol pada lehernya. Jaemin benar-benar marah sekarang.

Sedangkan Felix, Jeongin dan Jisung yang datang bersamaan dengan Jaemin tadi hanya diam diambang pintu, menyimak amarah Jaemin.

Padahal salah satu dari mereka sudah mengepalkan tangannya kuat sambil menatap oknum bernama Hwang Hyunjin dengan tatapan menusuk.

Ia berjanji akan membunuh Hwang Hyunjin di masa depan.

Jaemin terus saja mengumpat untuk pertama kalinya. Bangchan dan Changbin hanya diam karena ketakutan.

"MANA KUNCINYA BABI!" Jaemin menarik kerah baju changbin, membuat nyali Changbin langsung meciut, namun tak ada yang berniat untuk tergerak menenangkan Jaemin.

Changbin yang mulai gemetar pun menatap Hyunjin takut-takut. Hyunjin berkontak mata dengan temannya itu dan memberikan isyarat untuk memberikannya saja kunci.

Tanpa basa basi, Jaemin langsung membuka pintu dengan tangan yang gemetar karena marah. Beberapa kali ia gagal memasukkan kunci ke lubang nya karena gemetar.

Ia tau, firasatnya tak pernah salah.












Brakk












"HANA!"

Semua orang yang ada disana langsung membulatkan mata sempurna, terutama Hyunjin.

Hana langsung terbaring tak sadarkan diri begitu pintu terbuka.

Bangchan dan Changbin menutup mulut tak percaya sekaligus terkejut. Sedangkan Hyunjin hanya membulakkan matanya kaget.

Jisung yang tadinya ada di ambang pintu pun langsung menghampiri Hana yang terbaring tak sadarkan diri itu.

Jisung makin membulatkan matanya saat melihat Hana dari dekat. Tubuhnya yang benar-benar basah dan mata Hana yang tertutup sempurna.

"ANJING! JIN LO APAIN ANJIRR!" Teriak Felix.

"HANA!" Jaemin terus menepuk-nepuk pipi Hana yang basah dengan kedua tangannya yang besar, berharap Hana membuka matanya.

Hyunjin mendekatkan badannya sedikit kearah Hana. Ia juga makin terkejut melihat kondisi gadis itu. Bibir pucat berwarna ungu kebiruan, kuku jari berwarna kebiruan, wajah Hana yang biasanya di isi dengan rona merah pun tertutupi dengan warna putih pucat seperti mayat.

Tanpa berpikir lagi, Felix mengangkat Hana dan menggendongnya di depan dada berlari keluar dari area sekolah. Ia tak memedulikan tatapan para siswa dan teman-temannya.

Ia merasa bersalah.

























Udah ketebak kan?

Bully You | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang