1

62 6 0
                                    

Tiga bulan lalu Ayara masihlah seorang wanita lajang yang selalu sibuk dengan usaha catering milik ibunya. Jangankan menikah, ia bahkan baru saja putus dengan Dio. Pria yang menjadi pacarnya selama dua tahun ini. Alasan kenapa pria itu memutuskan Ayara adalah karena perusahaan tempat Dio bekerja mengharuskan pria itu pergi keluar negeri, dan pria itu tidak sanggup jika memiliki hubungan jarak jauh dengannya.

Meski berat, sedih dan kecewa. Ayara menerima keputusan itu, setidaknya Dio jujur tidak bisa menjalani LDR, dari pada mereka memaksakan diri lalu tiba-tiba pria itu ketahuan selingkuh karena tidak kuat, jadi lebih baik putus seperti ini.

Ayara menghembuskan nafasnya keras, membuat Widia, ibu Ayara menoleh pada putrinya.
"Kenapa kamu?" Tanyanya dengan berbisik pada putrinya itu.

Ayara tersenyum kecut, "Gak apa-apa."

Widia hanya menggelengkan kepalanya lalu kembali mendengar pembicaraan di hadapan mereka.

Ayara kembali melihat pria di hadapannya yang sedang berbicara dengan keluarga nya.

Ya, hari ini adalah hari dimana seorang pria yang tidak terlalu ia kenal, melamar Ayara.

Kenapa bisa berakhir seperti ini?

Sebulan yang lalu tiba-tiba saja sang ibu berkata akan menjodohkan dirinya dengan anak dari teman lamanya.

Apa Ayara langsung setuju? Tentu saja tidak. Segala bentuk protes sudah Ayara keluarkan, mulai dari mogok makan hingga mogok berbicara dengan orang tuanya, tetapi semua tindakan Ayara itu sama sekali tidak di gubris oleh sang ibu tercinta. Sehingga mau tidak mau, Ayara pun pasrah pada perjodohan ini.

*
Sebulan yang lalu...

Ayara yang sedang menghitung kotak makan yang akan di bawa sebentar lagi, di hampiri oleh sang ibu.

"Ayara, Mamah boleh ngomong sama kamu?"

"Ya ngomong aja Mah, biasanya juga langsung main nyeblak."

Ibunya mendengus kesal, ia lalu ikut duduk di lantai di sebelah putrinya itu.

"Kamu udah punya pacar lagi?"

Ayara menolehkan kepalanya dan menatap Mamahnya, "Emang kenapa? Belum ada 4 bulan loh Aya putus dari Dio, gak segampang itu Mah, Aya nyari pacar lagi." Jawabannya, lalu kembali menghitung kotak-kotak di hadapannya.

"Jadi lagi single?"

"Iya, nyonya."

"Lagi gak deketin siapa-siapa gitu?"

Ayara hanya menggeleng untuk menjawab pertanyaan ibunya itu.

Wajah Widia langsung sumringah, ia lalu berdeham kecil sebelum melanjutkan.

"Kalau Mamah jodohin mau?"

Mulut Ayara berhenti komat kamit menghitung pekerjaannya, menoleh cepat kearah ibunya.

"Hah?" Hanya kata itu yang keluar dari bibir Ayara.

Mamah mengangguk antusias.
"Kemarin Mamah ketemu sama Ayu, temen lama Mamah. Kita udah temenan lamaaaa banget."

Ayara menaikan sebelah alisnya masih tidak mengerti.
"Terus?"

"Ayu itu punya adik perempuan, sudah menikah. Tapi katanya adiknya meninggal saat melahirkan putrinya."

"Ya terus apa hubungannya sama acara jodoh-jodohan?" Tanya Ayara yang mulai tidak sabar dengan maksud obrolan ibunya itu.

Widia menatap putrinya, "Ayu bilang, setelah kematian adiknya. Dia merasa kasihan dengan adik iparnya yang harus menjaga putri mereka sendiri. Padahal Ayu dan orang tuanya sudah menyetujui jika pria itu ingin menikah lagi."

Love After MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang