_______

Ini belum terlalu siang, bahkan Taehyung baru dua jam yang lalu meninggal kan Jungki dan Airin ke kantor, Airin menatap kosong ke luar jendela kamar Taehyung yang menyajikan pemandangan sejuk kota seoul, indah sekali rasa nya ia ingin berlama-lama di sini namun pikiran mengatakan hal yang berbeda.

Pesan singkat dari sang ibu yang mengatakan bahwa ayah nya sakit keras yang membuat airin sedikit prustasi.

"Jungki?"

Airin tersenyum memokuskan tatapan nya pada bocah laki-laki yang tengah sibuk dengan boneka kelinci kesayangan nya.

"Boleh tidak, bibi pulang ke rumah bibi?"

Jungki menghentikan acara bermain nya lalu menghampiri Airin yang masi berdiri di samping jendela."tidak, tidak boleh."cegah nya begitu imut.

"Kenapa tidak boleh?" tanya Airin sembari berjongkok mensejajar kan tinggi badan nya dengan Jungki.

"Nanti Jungki tidak punya teman lagi, Appa sibuk"

Mungkin benar Kungki adalah alasan pertama Airin bertahan kali ini, tapi sampai kapan dan Taehyung juga bakal di jodoh kan dengan wanita pilihan orang tuanya.

"Nanti ada bibi baru yang bakal nemani Jungki"

Bocah itu menggeleng tampak ingin menangis." cukup eomma yang ninggalin jungki, bibi jangan"

Terasa begitu sesak, bocah ini kelewat pintar Airin sukses di buat kagum sekaligus sedih, tak tega, terlebih ia sudah menganggap Jungki sebagai anak nya.

Tangan nya terulur menghapus air mata dan mengelus surai hitam milik Jungki penuh sayang.

"Jangan nangis ya sayang, bibi tetap di sini sama Jungki"

______

Seperti biasa malam kembali menjeleng tepat pukul 20:15 Taehyung pulang dengan keadaan lelah, namun pria itu tetap bisa tersenyum kepada Airin yang selalu setia menyambut nya pulang, seperti teman hidup yang selalu taehyung bayang kan.

Seperti biasa malam kembali menjeleng tepat pukul 20:15 Taehyung pulang dengan keadaan lelah, namun pria itu tetap bisa tersenyum kepada Airin yang selalu setia menyambut nya pulang, seperti teman hidup yang selalu taehyung bayang kan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Di mana Jungki?" satu kata yang selalu Taehyung ucapkan ketika pria itu pulang bekerja.

"Tadi dia bilang ingin menunggu mu pulang, minta di bacakan dongeng kata nya" Airin tersenyum sembari mengambil tas persegi empat milik Taehyung "tapi ternyata ia tidur, mungkin karena capek bermain tadi"

Taehyung tersenyum namun juga tersirat kesedihan di raut wajah tampan itu, bagai mana tidak di saat ia pergi anak nya masi tidur dan pulang pun Jungki sudah tertidur, Taehyung merasa kehilangan banyak waktu dengan anak nya.

Airin mengekor Taehyung dari belakang mengikuti langkah laki-laki itu menaiki tangga menuju kamar nya.

"Kim"

Taehyung menoleh ke belakang, mendapati Airin yang tersenyum lembut.

"Kau kelihatan lelah, biar aku pijit"

Rasa nya begitu aneh, tidak biasa nya Airin menawar kan hal seperti ini "cukup melihat mu lelah ku hilang" laki-laki itu terkekeh, sementara Airin memutar bola mata nya.

"Tunggu aku mandi sebentar"

Airin juga berpikir kenapa tiba-tiba ia menawarkan hal ini untuk Taehyung, namun gadis itu hanya mengidikan bahu, masa bodo.

Sofa panjang cukup untuk  empat orang itu dimana Airin tengah  duduk menatap televisi yang menyiarkan sebuah drama, dan juga segelas coklat hangat yang ia sediakan untuk Taehyung nanti nya.

"Sudah lama ya menunggu ku?"

Rasa nya Airin ingin mengumpat kala ia menoleh ke sumber suara, nafas nya tercekat bisa-bisanya Taehyung hanya menggunakan celana jin's pendek dan tidak menggunakan atasan yang menampilkan tubuh atletis nya. Shitt!.

Airin pikir tubuh Taehyung sama seperti 3 tahun yang lalu kurus walau masi terkesan sexy, namun kali ini beda—atletis sekali, cukup menggoda, Airin buru-buru mengalihkan atensi pada televisi yang masi menyala membuang jauh pikiran kotor itu.

Harus nya Airin tidak menawarkan hal ini pada Taehyung, karena cukup membuat detak jantung nya menyalah aturan, namun disisi lain ini sebuah keberuntungan, mencuci mata misal nya.

"Minum dulu"Airin mencoba mencairkan suasana yang terasa awkward.

Taehyung duduk memposisikan diri di samping Airin, memokus pandangan nya pada televisi lalu menyedu segelas coklat hangat milik nya, sesaat kemudian Taehyung menoleh ke arah Airin setelah meletakan gelas kembali ke atas meja, gadis itu tampak canggung.

Airin bergerah tak nyaman ia bisa melihat dari ekor mata nya bahwa Taehyung sedang melirik ke arah nya saat ini, ia belum bisa membayang kan jari-jari lentik nya harus menyentuh langsung pada kulit putih milik Taehyung.

"Mau mulai dari mana?"

"H-Haa!"

Taehyung terkekeh geli menangkap jelas ekspresi canggung Airin, gadis itu tak berani menatap nya lama hanya sekilas lalu kembali membuang muka.

Airin terkesip ketika Taehyung tiba-tiba berbaring dan meletakan kepala nya di paha airin.

"Aku tidak meminta mu memijat tubuh ku kok" Taehyung masi menatap Airin tampak sengaja menggoda "di sini" Taehyung menunjuk kepala nya "kepala ku pusing Rin"

Dengan hati-hati airin memijat kepala Taehyung dengan lembut, hingga membuat pria itu memejam kan mata nya.

"Jangan tidur, paha ku bisa sakit nanti"

Taehyung terkekeh mata nya masi terpejam"bisa tukar posisi atau ingin di peluk"

Plak

Airin menjitak pelan kening Taehyung hingga membuat pria itu meringis dan memegang kening nya "galak sekali si nona ini" Taehyung tersenyum ia bisa melihat wajah Airin dari bawah cukup jelas gadis itu selalu cantik sekali "aku pikir aku akan mendapatkan pijat plus plus"

"Iya pijat plus tamparan, mau?" Airin memotong cepat ucapan Taehyung

"Tidak apa-apa di tampar tapi setelah nya di cium"

"Dasar gila" umpat Airin yang membuat Taehyung kian gemas

Taehyung hanya menanggapi dengan senyuman tulus ia menggenggam tangan Airin lalu mengecupi nya berkali-kali "sayang, sayang sekali"

Tangan Taehyung yang satu nya terulur menepikan anak rambut yang menutupi wajah cantik Airin sembari mengelus pipi nya dengan lembut, rasa nya Airin terhipnotis dengan kelembutan dari usapan tangan Taehyung "aku sangat senang ketika melihat kau yang tiba-tiba ada di rumah ku malam itu"

Airin menyisir lembut rambut Taehyung yang sedikit panjang itu dengan jari tangan nya, lembut sekali dan hal ini merupakan kelemahan Taehyung ketika berada di dekat Airin.

Taehyung merubah posisi nya menjadi duduk menghadap ke arah Airin, mereka saling menatap beberada detik sampai Taehyung memgcup bibir Airin lembut tidak tergesa-gesa mengecup begitu lembut antara bibir bawah dan atas milik Airin bergantian.

Airin membalas dengan lembut ikut menautkan bibir saling melumat dengan mata terpejam dan nafas terengah, tangan nya sengaja ia kalungkan di leher Taehyung hingga membuat posisi nya sedikit berbaring
Dan Taehyung menindih nya walau masi bisa di tahan oleh kedua tangan nya di punggung sofa.

"Kim?"

"Hmm"

Airin memanggil nama itu lirih dengan nafas masi terengah, pun Taehyung juga sama tangan nya mengelus pipi Airin dan menepikan anak rambut gadis itu yang cukup berantakan karena nya.

"Aku akan mengundurkan diri"

[]

Voment nya sayang kuh.

Hiraeth | Kth  ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang