9. Awal Musim Dingin

1.1K 118 16
                                    

Salju menyelimuti seluruh pemandangan di Korea Selatan. Masyarakat berbondong - bondong menyiapkan penghangat ruangan karena udara akan semakin dingin. Bagaimana dengan kediaman rumah Tuan Kim? Tentu saja penghangat sudah dinyalakan diseluruh rumah, Nona Sehun selalu menjadi prioritas karena harus tetap berada dalam kehangatan. Bahkan Kai sudah membelikan sepuluh set baju musim dingin terbaru khusus istrinya.

"Sepertinya bermain salju sangat menyenangkan..", Gumam Sehun. Ia memperhatikan pemandangan turunnya salju dari jendela kamar yang terbuka. Duduk disana dengan menyeruput susu hangat.

"Kenapa jendelanya terbuka?", Kai berdiri dengan melipat tangannya didepan pintu. Baru saja selesai dari pekerjaannya yang menumpuk. Ia menghampiri istri kecilnya, melepas jas hitamnya lalu memasangkannya kepundak Sehun,"Aku tidak ingin kau kedinginan."

Sehun mengulurkan tangannya keluar jendela, beberapa salju jatuh mengenai tangannya,"Aku ingin bermain salju diluar, bolehkah?"

"Itu bukan ide yang baik.", Kai menggelengkan kepalanya menolak.

"Hmph..", Sehun memanyunkan bibirnya. Ia sudah menduga bahwa Kai akan menolak. Mengingat dengan kondisi tubuhnya, Sehun mengerti mengapa Kai melarangnya.

"......."

Tanpa peringatan, Kai mengangkat badan Sehun, menggendongnya seperti koala. Sehun yang kebingungan hanya mengeluarkan teriakan terkejut. Kai membawanya kebawah, halaman belakang rumah dimana terdapat taman luas yang tertutupi oleh salju.

"Kau bisa bermain disini.", Kai menurunkan Sehun, lalu menyuruh Pelayan Chae untuk mengambilkan mantel dan syal.

"Benarkah?!", Mata Sehun berbinar - binar seperti anak kecil yang baru saja diberi permen. Sedetik kemudian Sehun memicingkan matanya curiga, ia heran, tidak biasanya Kai mau mengabulkan permintaanya begitu saja. Ingat ketika ia pertama kali kemari dan ingin bermain bersama Lisa, Sehun sampai diancam karena meminta sesuatu yang tidak disetujui oleh Kai.

"Jangan menatapku dengan curiga, aku tau apa yang ingin kau katakan.", Kai memasukkan tangannya kedalam saku celana.

"Lalu kenapa? Kau..pasti meminta imbalan, kan?"

"Tidak untuk kali ini, aku akan mengambilnya ketika mereka sudah keluar.", Mata Kai melirik perut Sehun menunjukkan bahwa 'mereka' adalah anaknya yang ada didalam kandungan.

"He-hentikan pikiran mesummu itu, Kim!", Sehun memukul dada Kai, lalu ia duduk disalah satu kursi untuk memakai sepatunya. Kemudian Sehun melangkahkan kakinya ketaman yang penuh salju. Menengadahkan kepalanya membiarkan salju - salju itu mengenai wajahnya.

"Tsk. Lain kali aku tidak akan membiarkanmu lagi jika ceroboh seperti ini.", Kai menghampiri Sehun, memasangkan mantel dan syal dileher Sehun.

", Kai menghampiri Sehun, memasangkan mantel dan syal dileher Sehun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka berdua berjalan bersama menyusuri taman luas milik Kai. Dengan Sehun yang berpegangan memeluk lengan Kai, berjalan selama beberapa menit dan Kai membawa Sehun kembali untuk istirahat dikamar. Tidak membiarkan istri kecilnya bermain sepanjang waktu. Lagipula ia harus kembali bekerja diruangannya.

TUAN KIM & NONA SEHUN • KAIHUN [GS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang