37. stupid and misguided teenagers

3.1K 176 5
                                        

double update tapi plis ayo vote part sebelumnya karena masii sangat sedikit votenyaa😞

o0o

"Naka, kok dijual? Kamu butuh uang? Uang kamu habis gara-gara aku?" Izora yang melihat piring sudah kosong langsung turun dari pangkuan Azra. Dia menatap Azra serius.

"Nggak, Izora. Bukan gara-gara kamu, aku emang lagi butuh lebih aja."

"Buat apa?"

"Cuma lagi butuh aja." Azra mengalihkan wajahnya dan memilih membersihkan nasi-nasi yang berjatuhan karena Meysi makan sendiri.

"Naka, jawab yang bener ih!" gemas Izora sambil menggoyang-goyangkan lengan Azra.

Azra menghela nafas. "Itu udah bener, Sayang. Aku cuma butuh lebih ajaa."

"Ya buat apaaaa? Kamu butuh lebih itu, buat apa? Ada yang mau dibeli atau kamu punya sesuatu yang belum dibayar?"

"Nggak ada. Gimana, boleh 'kan kalau aku jual motor? Nanti kemana-mana naik mobil aja."

Izora menggeleng. "Macet kalau pakai mobil terus. Tapi kalau kamu ngasih tahu alasan mau jualnya karena apa, aku pertimbangin."

Walaupun itu motor yang dibeli dari uang Ayahnya Azra, tapi laki-laki itu tetap meminta izinnya karena mungkin motor juga masuk ke salah satu kebutuhan yang wajib Azra penuhi. Dan, Izora merasa berhak untuk melarang Azra agar tidak menjualnya.

"Aku kasih tahu. Tapi jangan marah, ya?"

"Tuh kan berarti ada sesuatu," geramnya. "Marah atau enggak tergantung nanti, lagian kalaupun nanti aku marah, kamu harus tetap ngasih tahu, kan? Gak boleh nutup-nutupi  masalah kalau gak mau jadi boomerang nanti. Kata kamu gitu."

Azra tersenyum mendengarnya. Ah jadi Izora mengingatnya walau ternyata prakteknya tidak seperti itu.

"Aku sebenarnya main judi online sampai semua saldo di rekening aku habis. Yang di rekening kamu, aku sisain sedikit. Jadi, ya gitu ... Aku butuh uang buat kebutuhan sekarang."

Penjelasan Azra yang kelewat santai itu membuat Izora membelakakan mata dan mulutnya langsung menganga.

Azra main judol?

SEORANG PROGRAMMER DAN ANAK HUKUM? MAIN JUDOL?!

JUDOL?

JUDOOLLL?!

Izora hanya menggeleng tidak percaya karena terlalu speechless untuk menanggapi kalimat Azra tadi. Dan Azra yang melihat itu hanya menggigit bibirnya, siap jika dimarahi Izora.

"Kamu gak akan ngajak cerai 'kan, Ra?"

Belum habis kekagetannya tadi, Azra malah mengatakan kalimat yang membuatnya tambah kaget.

"Naka ..." Izora tersadar, dia mendekat dan mencubit pipi pria itu sekerasnya sampai Azra memekik kesakitan. "BODOHHHH!!!!!"

"Aw sakit, sakit, lepasin, Izora. Kamu kdrt," cicit Azra menahan sakit di pipinya yang mungkin kini sudah memerah.

"Rasain!" kesal Izora dan melepaskan tangannya. "IH BODOH BANGET!!!"

"Aku khilaf, maaf. Udah gak akan main lagi, kok." Azra mencebik sambil mengusap pipinya yang sakit dan memanas. Pria itu terlihat mirip seperti Meysi ketika sedang merajuk.

"Ah, tetep aja kamu tolol! Naka, aku gak mau durhaka loh tapi kamu emang pantes dikatain!"

Azra meringis mendengarnya. Izora kini berkacak pinggang sambil melotot padanya.

GARIS BATAS [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang