Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heeeih?" Dae--Eun urung menjangkau pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Heeeih?" Dae--Eun urung menjangkau pintu. Dia terpaku dan mengedarkan pandangannya. Dae--Eun merutuk kebodohannya bertamu selarut itu. Dan jika dia keluar untuk meminta kamar lain, itu akan sangat merepotkan. Mungkin saja ibu Chan sudah beristirahat.

Dae--Eun melangkah ke sebuah sofa dan meletakkan tasnya. Dia melangkah ke arah laci yang disebutkan oleh ibu Chan dan mengambil sebuah handuk bersih. Dae--Eun memutuskan mandi dengan sangat cepat dan tidak ingin melihat-lihat apapun isi kamar itu. Dae--Eun menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Menatap langit-langit kamar Chan.

Dae--Eun menarik selimut hingga sebatas lehernya dan mencengkeram selimut itu kencang seiring dirinya yang berpikir bahwa dia akan berbicara dari hati ke hati pada ibu Chan besok pagi. Menegaskan bahwa semua sudah baik-baik saja dan memintanya agar tetap sehat.

Datang dari jauh ke Seoul adalah hasil dari Dae--Eun yang tidak bisa tidur dengan nyenyak karena dia pada akhirnya memikirkan apa perkataan Bin. Bagaimana mungkin? Kehancuran itu bukan saja miliknya. Bersikap acuh dan ketus pada Chan lalu berharap Chan segera pergi, berhasil dia lakukan. Tapi apakah itu tetap membuat semua baik-baik saja?

Cengkeraman tangan Dae--Eun mengendur seiring dirinya yang lelah berpikir dan tertidur. Dae--Eun yang tidak tersadar telah membuat seseorang begitu bingung dengan kehadirannya di rumah itu.

Lewat tengah malam ketika Chan pulang ke rumah orangtuanya dan tidak berniat membangunkan siapapun, Chan masuk ke kamarnya dan menyalakan lampu. Namun Chan segera mematikan lampu lagi ketika dia melihat seseorang yang begitu terpatri dalam ingatannya, tertidur pulas di ranjangnya dengan lampu tidur yang menyala. Chan menarik sebuah kursi dan duduk mengamati. Kim Dae--Eun. Gadis yang telah dilukainya dengan kata-katanya yang biadab, ada di rumah itu. Di kamarnya.

Chan menangkup tangannya dan menyangganya di dagu sambil menatap Dae--Eun yang tak terusik. Kekuatan seperti apa yang dimiliki olehnya sehingga bisa setenang itu? Ketika sebuah skenario penuh tangis di depan polisi dan media tersusun dengan rapi setelah peristiwa itu, Dae--Eun justru tidak melakukannya. Gadis itu tetap tenang dan memilih pergi. Melupakan semua dengan caranya sendiri. Membiarkan dirinya tetap berkarier dengan cemerlang tanpa terusik.

LEVANTER : ISTRI RAHASIA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang