chapter 6_Kelompok 1

511 77 0
                                        

"maaf.... Maafkan aku daichi-san" tangis yamaguci menatap sang ketua voli sudah dalam keadaan penuh luka.

"Jangan berdiam disini!! Ayo bantu aku menggangkat daichi-san, kita harus ke tempat yang aman dulu" teriak tanaka sambil berusaha mengangkat daichi yang di bantu oleh yamaguci.

Flashback on

Tanaka pov

Kami bertiga berjalan menuju ke utara.
Tunggu... Jangan tanya bagaimana kami tau arah utara, kami dulu pernah mengikuti kegiatan pramuka wajib disekolah setiap hari jumat.

kami pernah diajarkan bagaimana mengetahui arah utara lewat matahari untuk siang hari dan dengan bintang kalau dimalam hari. tetapi pelajaran itu tidak di wajibkan lagi dan dijadikan ekskul, dan aku? mending ikut voli hahahahha..... lagi pula di pramuka itu tidak ada malaikatku, zhimizu-san.

"apa yang dia ingin kan ya?" tanya yamaguci

"maksudmu?" tanya daichi

"tidak mungkin profesor gila itu hanya ingin membuat percobaan bertahan hidup, lagi pula ini sangat berbahaya" ucap yamaguci menjelaskan

"ya... menurutku dia seperti ingin mengurangi pemain" ucapku. daichi dan yamaguci langsung menatapku dengan bingung "mengurangi pemain?" ucap mereka hampir bersamaan. "ingat... dia bilang para tim voli sekolah lain hanya tersisa beberapa. berarti mereka yang tepilihkan? seperti pemain yang tersisa" jelasku

"berarti, kalau dia melakukan percobaan seperti ini bahkan sampai membuat orang lain kehilangan nyawa...." daichi berhenti sambil menatap tanaka

"ya... sudah ada orang orang sebelum kita, dan sepertinya sebelum anggota sekolah lain juga" ucapku

yamaguci dan daichi sedikit kelihatan takut. aku pun begitu, tidak ada alasan untuk tidak takut.

tanaka pov end

.

.

.

daichi pov

kami melanjutkan perjalanan kami, menyelusuri hutan ini dan terus berjalan ke arah utara tanpa tahu apa yang akan terjadi. aku melihat ada beberapa pohon apel yang sedang berbuah, aku langsung mengambil beberapa apel yang matang dan membersihkannya hingga cukup layak untuk dimakan, aku membagi kan apel apel yang berhasil kudapatkan kepada tanaka dan yamaguci yang sepertinya juga kelaparan, kami masing masing mendapat 5 apel.

"aku ingin buang air kecil" ucap yamaguci dibalas anggukanku, yamaguci langsung berjalan kearah lain untuk melaksanakan panggilan alamnya, sedangkan aku dan tanaka merenggangkan badan kami dan beristirahat sebentar. aku menyandarkan badanku di salah satu pohon yang ada di dekatku.

"bagaimana keadaan yang lainnya ya" tanya tanaka

"aku tidak tahu" ucapku sambil memijat mijat pelipisku

"aku harap yang lain baik baik saja" ucap tanaka terlihat sedih

'ya... aku harap juga begitu' batinku

selang beberapa menit, yamaguci kembali dan kami duduk meristirahatkan diri kami selama 5 menit.

"yosh... ayo kita lanjutkan berjalan" ucap ku sambil berjalan dibalas anggukan adik kelasku.

kami berjalan terus hingga kami berada di tempat seperti tumpukkan batu. aku memandangi tempat ini dengan perasaan yang aneh, tapi aku mengenyampingkan perasaanku. kami terus berjalan hingga kami sudah berada disamping tumpukan banyak batu yang membukit dan aku melihat kearah yamaguci yang ada di depanku.

krek...

muncul bunyi dari atas bukit batu itu, kulirik kearah bunyi itu berasal dan membuatku sukses membolakan mataku.












"YAMAGUCI AWAS!!!"






daichi pov end

yamaguci pov

kami berjalan menelusuri jalanan yang berbatu batu hingga aku mendengar bunyi dan teriakan senpaiku.

"YAMAGUCI AWAS!!!"

aku baru saja hendak menoleh kearahnya sebelum dia mendorongku dan....

brak...

mataku terbelalak kaget menatap senpaiku tertimpa beberapa batu berukuran bola voli.

"da- dai...chi-san?" gumamku pelan. takut, merinding, sedih... perasaanku bercampur aduk. "daichi san!!!" teriak tanaka sambil mengangkat satu persatu batu yang menimpa daichi dan melemparkannya ke arah lain.

aku hanya bisa berdiri kaku sebelum tanaka berteriak memanggilku "bantu aku yamaguci" keringatnya mengalir deras, wajahnya ketakutan, dan dia seperti sedang menahan tangis begitu juga dengan ku. aku mendekati tanaka dan mendekati daichi yang terkulai lemas, badannya mengeluarkan darah di beberapa bagian tubuh dan juga ada luka lebam.

Yamaguci pov end

.

.

.

.

.

flashback off

"maaf.... Maafkan aku daichi-san" tangis yamaguci menatap sang ketua voli sudah dalam keadaan penuh luka.

"Jangan berdiam disini!! Ayo bantu aku menggangkat daichi-san, kita harus ke tempat yang aman dulu" teriak tanaka sambil berusaha mengangkat daichi yang di bantu oleh yamaguci.

mereka bertiga berjalan agak jauh hingga memasuki wilayah hutan didepan mereka.

"tenanglah kalian... aku tidak akan mati dengan mudah" ucap daichi dengan lemah sambil menatap para kouhainya yang terlihat cemas.

'mana mungkin kami bisa tenang? kau terluka parah' tanaka kesal dalam batinnya

'ini semua salahku... kalau saja aku berhati hati' batin yamaguci masih bergetar sambil menangis.

'mana mungkin mereka tenang sekarang... hahaha aku bodoh sekali' batin daichi

"hari ini kita beristirahat dulu" ucapku dibalas anggukan cepat para kouhaiku.

.

.

yamaguci mencari tanaman obat obatan dan meraciknya dan mengoleskannya pada bebrapa luka daichi, sedangkan tanaka baru kembali dan membawa beberapa air yang iya dapat dari sungai dekat situ.

keesokan harinya, daichi sudah merasa lebih baik walaupun masih terasa sedikit sakit pada beberapa anggota tubuhnya. tetapi dia tidak mau mereppotkan para kouhainya, dan mereka juga belum bertemu anggota lainnya.






hai hai semua~

bagaimana kabar kalian?

kalian nungguin cerita ini kaga sih? wkwkwk...

jangan lupa divote dan comment ya!!

Ngomong ngomong, author ga bakal update selama 1 minggu dulu ya, karena authornya lagi ada ujian untuk akhir semester 1

See you in next chapter :)

Message From No Name [END]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt