Tak terasa waktu begitu cepat berlalu. sudah 3 bulan Yoona berada di New York.
Banyak hal yang Yoona lalui selama itu. menjadi kan ia menjadi lebih dewasa karena banyaknya kejadian yang membuat ia harus berpikir secara logis bukan dengan hati.
Dan Yoona juga bersyukur karena ia telah selesai melakukan syuting untuk produk baru perusahaan teknologi ternama dunia itu.
.
.
.
.Yoona POV
Aku tersenyum kepada semua kru dan sutrada setelah berakhirnya adegan syuting terakhir kami dalam pembuatan iklan itu.
Kami tinggal menunggu peluncurannya di media global.
"Terimakasih untuk semuanya!!!" Ucap ku dengan senyum manis yang tak hilang dari wajahku.
"Terimakasih juga Yoona. Kau sudah bekerja keras dalam pembuatan iklan.!" Ucap sutradara padaku.
"Sebagai rasa terimakasih ku, aku ingin mengundang kalian untuk hadir di aula hotel King Company. Meski iklannya belum diluncurkan. Tapi ini adalah perayaan untuk ucapan terimakasih ku. Dan aku pribadi, sangat berharap kru dan staf dapat hadir di sana malam ini!!" Ucap ku panjang lebar kepada mereka.
Aku hanya ingin membuat mereka bisa mengistirahatkan pikiran meski hanya sedikit dengan mengundang mereka ke party kecil-kecilan yang aku buat.
"Wahhh!!!! Kau serius Yoong!!" Ucap salah satu kru di sana.
"Hmmm.... Aku serius eonni!!"
"Amazing!!!" Ucap yang lainnya. Mereka tidak menyangka kalau aku akan mengundang mereka ke sana.
Karena Hotel King Company merupakan hotel termegah sekaligus termahal di Amerika bahkan dunia.
"E'ehmm.. maaf sebelumnya Yoona. Kami sangat senang atas undangan mu. Tapi, apakah kamu sudah meminta izin kepada kekasihmu?" Tanya sutradara padaku.
Aku sedikit terkejut dengan pertanyaan sutradara itu. Tapi itu tak berlangsung lama karena aku sudah menampilkan senyum manisku.
"Belum. Lagipula ini acaraku. Bukan acaranya. Dia tidak akan marah"
"Kau yakin Yoong?!"
"Ehmm.. Aku yakin. Sunbae tidak usah khawatir. Pokoknya sunbae tenang saja. Oke!!!"
"Oke!!!" Jawab mereka serempak.
Aku pun pamit undur diri. Karena pagi tadi aku sudah mendapat pesan dari Lewis. Kalau ia ingin aku datang ke kantornya.
Dalam perjalanan aku menatap keluar jendela mobil. Terkadang aku berpikir tentang takdir ku. Begitu rumit dan tak menentu.
Pertemuanku dengan Lewis sangatlah cepat. Seandainya aku membaca biografi seorang Lewis. Mungkin kejadian yang menimpaku selama aku di sini tidak akan terjadi.
Mawar hitam yang ia berikan ternyata memiliki makna kelam. Sekelam warna bunganya.
Lewis yang dominant membuatku selalu tunduk akan perintahnya. Sebelum dan sesudah kami menjalin hubungan.
Teringat tentang hubungan. Maka aku akan mengingat Lewis yang memaksa dan mengancam ku untuk menjadi kekasihnya.
Yap. Ia memaksa ku dengan mengancam akan menghancurkan agensi yang telah membesarkan namaku. Aku tidak punya pilihan lain selain mengiyakan nya. Karena bagaimana pun juga uncle Sooman sudah seperti ayah bagiku setelah kedua orangtua ku tiada.
Aku tak bisa melihat uncle bersedih apalagi itu ulahku. Mungkin ini cara yang terbaik karena di sini aku juga salah. Kenapa aku bilang salah. Karena kontrak itu, kontrak sialan yang bodohnya aku langsung menandatangani nya tanpa membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obsesi CEO
Randomcast: Im Yoona as Im Yoona Michele Morrone as Michele Lewis King Im Yoona gadis 23 tahun merupakan artis terkenal yang berasal dari negeri ginseng. Ia banyak digandrungi oleh kaum adam karena kecantikannya yang seperti dewi Approdite. Michele Lewi...