intermezzo; study tour

816 188 56
                                    

Karena Jani ga muncul kemarin, part ini isinya seputar Jani dan Jogja ya wkwk

Ada banyak media, disarankan baca online^^

——————

Hari ini, Jani dan seluruh teman satu angkatannya sedang dalam perjalanan menuju Jogja. Total ada delapan bis yang mengangkut mereka semua. Di tiap bis berisi murid sekelas beserta wali kelas mereka dan beberapa guru mata pelajaran.

Karena mereka berangkat setelah subuh, pada pukul sembilan pagi rombongan sudah sampai di rest area KM 207 di daerah Cirebon. Bis berhenti sejenak untuk memberi waktu pada sopir, kondektur dan peserta study tour untuk istirahat.

"Ke toilet, gak?" tanya Kia ke Jani di sebelahnya. Posisi duduknya itu Jani deket jendela sementara Kia deket lorong.

Jani menggeleng. Dia lagi ada di posisi enak, enggan berpindah. Kepalanya bersandar pada kaca jendela, kena hangatnya sinar matahari jam sembilan pagi dengan headset yang menyumpal telinga. Apalagi dengerinnya lagu Banda Neira - Berjalan Lebih Jauh.

Setelah Kia pergi, Jani memutar pandangan ke bis sebelah. Dia ngga tau bis kelas mana, yang jelas masih satu rombongan. Cewek itu perlahan memperhatikan bagian dalam bis dari jendela yang tidak ditutup tirai.

Matanya tiba-tiba bersirobok dengan mata yang biasa ia pandangi dulu. Di barisan belakang bis sebelah ternyata ada Kahfi yang juga bersandar pada jendela dan memperhatikan balik Anjani.

Mereka tampak mengunci pandangan selama sekian detik sebelum akhirnya diputus oleh Jani. Cewek itu memilih untuk memandang ke depan, ke arah beberapa anak yang baru keluar dari bis.

Setelah putus, keduanya udah ngga saling bertukar kabar. Walaupun ngga sampai memblokir kontak, Jani sama Kahfi sama-sama berusaha menghindar dari satu sama lain.

Tapi kejadian tadi bikin Jani sedikit throwback pas masih SMP. Hampir tiga tahun lalu, sekolah Jani dan Kahfi ngadain study tour. Waktu itu keduanya lagi masa PDKT.

Karena berangkatnya siang menjelang sore, rombongan mereka baru istirahat di rest area pas malam hari. Waktu Jani baru mau berdiri dari kursinya, Kahfi yang duduk di bagian belakang bis udah ngehampirin dia. Ngajak makan, katanya.

Akhirnya Jani dan Kahfi makan pop mie bareng di warung yang jaraknya agak jauh dari bis. Menghindari sahutan dan ledekan dari anak kelas mereka soalnya. Tapi dari sini juga Kahfi masih bisa lihat bis mereka, biar gak ditinggal rombongan di rest area.

Mereka gak ngobrol banyak waktu makan. Keduanya sibuk mengunyah mie dan menghangatkan diri dengan teh hangat. Berjam-jam di dalam bis ternyata terasa dingin juga.

Kedua telapak tangan Jani secara reflek saling bertautan untuk mengusir hawa dingin malam hari. Kahfi yang ngeliat itu dari samping langsung ngasih minyak angin aromaterapi roll on yang ada di kantong jaketnya. Mereka sempat bertatap mata dan berakhir dengan rona merah di muka.

"Heh, jangan kemasukan di sini, lo! Perjalanan masih jauh."

Ucapan nyablak Kia menghentikan sesi flashback singkat Anjani. Ternyata cewek itu baru aja masuk kembali ke dalam bis dan menemukan Jani sedang melamun dan tersenyum sendiri.

"Sembarangan, lo! Gue abis ngeliat ada anak jatoh itu di depan," kilah Jani sambil menunjuk pemandangan di depan bis.

"Halah, alesan." Kia berujar setelah duduk di kursi. Jani di sampingnya hanya meledek dengan meniru gerakan mulut Kia.

———————

Mahendra itu aneh. Kakak kelas paling aneh kedua setelah Januar. Kalo Janu mah emang ngga usah diragukan. Tapi kalo Mahen, patut dipertanyakan.

The Rebels ✓Kde žijí příběhy. Začni objevovat