B6

765 39 5
                                    

Matahari bersinar cerah pagi ini. Membuat orang-orang menjadi lebih semangat untuk melakukan aktivitas mereka baik diluar maupun di dalam ruangan.

Namun berbeda dengan sepasang manusia yang sedang tidur saling berpelukan di sebuah kamar hotel.

Yoona dan Michele. Kedua insan itu masih tertidur, tidak terusik dengan sinar matahari yang menyelip masuk dari celah tirai kamar.

Dengan sang wanita tertidur berbantalkan tangan si pria. Sedangkan si pria memeluk wanitanya dengan posesif. Tidak memperbolehkan wanitanya bergerak barang sedetik saja.

Tak berselang lama, Michele berlahan membuka matanya. Setelah kesadarannya terkumpul ia menunduk menatap gadis yang berada dalam dekapannya.

Kemudian ia tersenyum tipis. Hatinya tiba-tiba menghangat kala melihat gadis itu tidur nyaman dipelukannya. Ia tahu gadis itu pasti tidak bisa bergerak semalaman. Karena ia memeluknya dengan erat.

Tapi ia tak peduli. Ia sangat suka memeluk tubuh mungil itu.

Enghhh

Terdengar suara lenguhan dari gadisnya. Berlahan mata itu terbuka menampakkan onyx yang indah itu.

Yoona belum sadar sepenuhnya. Ia masih mengumpulkan kesadarannya dengan mengerjapkan matanya sambil melepaskan pelukannya pada tubuh Michele.

Tapi itu tidak berselang lama. Karena Yoona kembali memeluk tubuh Michele dengan menenggelamkan wajah di dada bidang yang tidak tertutupi kain.

Dan ia kembali tidur. Michele tersenyum geli melihat tingkah Yoona yang seperti anak-anak. Bagaimana tidak, biasanya orang lain akan langsung bangun.

Tapi apa ini. Gadis itu malah tidur kembali. Michele yang gregetan melihat tingkah Yoona semakin mengeratkan pelukannya. Dan Yoona sama sekali tidak terusik.

Dasar kerbau. Batin Michele tertawa geli .

.
.
.

Drrt

Drrtt

Ponsel Yoona berbunyi. Michele menekuk alisnya menatap ponsel itu tajam. Mengganggu saja.

Yoona bergumam dan mencoba meraba-raba sekitar nya. Ia meraba tubuh Michele bermaksud mencari ponsel nya.

Naas. Michele yang menjadi korban rabaan Yoona menggeram. Sentuhan tangan Yoona dikulit nya membuat gairahnya naik.

Yoona mengerutkan keningnya kala ia merasa tidak menemukan ponsel nya. Ia membuka mata dan pemandangan yang ia lihat adalah tubuh kekar seorang pria.

Gleg. Yoona menelan ludahnya kasar. Matanya bergulir kebawah.

Gleg. Perut roti sobek yang sering dibicarakan Ara asistennya sekarang terlihat jelas dan nyata di mata Yoona.

Yoona memejamkan matanya kembali. Ia berharap itu hanya mimpi. Atau kesadarannya yang belum pulih. Batin Yoona.

Gleg. Sama. I-ini bukan mimpi. Yoona mencubit pipinya sedikit.

Aukh. Yoona meringis sakit.

Jemari nakal Yoona mencoba menyentuh perut sispak itu dengan ragu-ragu.

Sejak kapan gulingku berubah jadi roti sobek. A-atau mataku yang mulai mesum. Aisshh. Yoona menggelengkan kepalanya.

Hap. Tangan Yoona menempel di perut itu. Yang awalnya diam lama kelamaan bergerak menelusuri otot otot kekar itu.

Shhh

Hingga suara desisan itu membuat gerakan tangan Yoona terhenti. Yoona menegang ditempat.

Ini bu-bukan mimpi. Batin Yoona mulai takut dan gugup serta malu.

Obsesi CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang