Ada yang kangen?
😘😘😘
.
🌷🌷🌷
Aku menatap Papanya Acha ngeri. Dia tampak memeluk Acha sangat erat dan mendekapnya amat kuatir. Tangannya mengelus punggung Acha lembut sesekali. Tapi sorot matanya tampak sekali ada amarah dan emosi disana.
Alhamdulillah Ayah dan rombongannya akhirnya datang sekitar 2 jam setelah pelaku teror itu ditangkap. Ternyata mereka berhasil menyogok salah satu satpam yang bertugas di gerbang depan agar bisa masuk dan memata-matai rumahku. Kontan saja peneror itu langsung dibawa ke kantor polisi dengan cepat.
Ayah jelas marah besar dan langsung mengancam kepala satpam untuk memecat mereka semua jika ada lagi kasus yang sama. Beliau tak henti-hentinya bertanya kepada Bunda dan kami apakah semua baik-baik saja.
Bunda sendiri dengan penuh semangatnya melaporkan dengan detil kejahatan para tikus got itu yang berusaha menculik Acha.
"Eh Kak, itu punggung kamu kayaknya kena batu kan tadi? Coba dilihat masih sakit gak? Memar gak?" Cerocos Bunda kuatir.
"Gak begitu sakit Bun, nanti aja gampang. Itu lukanya Acha gimana?"
Walau aku sudah mengompresnya dengan es batu, tetap saja aku kuatir dengan kesehatan bocah kecil itu.
"Acha, sakit gak kepalanya sayang?"
Tanya Bang El ke arah Acha yang matanya sudah kriyep ngantuk.
"Atitt.. tapi ingin.."
"Ke dokter yuk.. kuatir kenapa napa.."
Dan bocah itu mengangguk kecil lalu kembali memeluk Papanya erat.
"Oom tante.. saya mohon izin pamit mau bawa Acha ke dokter. Sekalian sama Iza juga sekalian di periksa.."
Aku menggeleng kecil menolak
"Gak usah Pak.. saya gak pa-pa koq. Acha aja.."
Tiba tiba Acha menolehkan kepalanya ke arahku lalu berusaha melepaskan diri dan turun dari pelukan Papanya.
Dia berjalan terseok-seok ke arahku dan memelukku begitu saja.
"Undaaa itutt.. Acha au Unda.."
Haishh mata Ayah langsung melotot gak terima.
"Unda?" Tanyanya tajam lalu menoleh ke arah Bunda yang mulai cengir cengir tanpa dosa.
"Kenapa Yah? Kangen sama Bunda, ayooo ikut Bunda ke atas.."
"Bun.." seru Ayah kesal
"Acha udah salam sama Opa? Salam dulu nak.. lupa ya?" Cetus Bunda ke arah Acha
Bocah yang ada dipelukanku itu menatapku dengan mata yang benar-benar setengah mengantuk.
"Atukk.. "
Perlahan Bunda berdiri lalu menarik Acha dari pelukanku. Beliau malah memberikan Acha ke arah Ayah yang tampak tak suka dengan kelakuan Bunda.
"Opaa Zav.. ini Acha.. "
"Opaaa.. Jaap." Cicit Acha sambil netranya menatap Ayah kriyep kriyep.
Dan Ayah seperti terhipnotis dengan netra Acha yang menggemaskan.
"Hallo Acha.."
Ayah pun akhirnya mengelus rambut Acha dengan lembut. Tangan satunya memeluk tubuh Acha spontan.
"Atiitt Opa Jaap.. empar tuu.." adu Acha yang membuat aku menahan senyum melihatnya.
"Sakit nak?" Tanya Ayah sambil tetap tangannya mengelus rambut Acha.

KAMU SEDANG MEMBACA
DUREN Kampung Sebelah
ChickLitElah bocah, dikata aku ibunya apa? Tiap ketemu bawaannya lengket aja dan gak mau pisah. Tega banget ini Ibunya, anak kagak diurus bener-bener, cuma diasuh sama asisten gitu. Kasian banget sih kamu nak.. Ini lagi bokapnya, jutek amat jadi orang ya. K...