Jangan tanya bagaimana Boruto dapat masuk ke sini. Keberuntungan? Bukan. Sama sekali bukan. Boruto bisa masuk ke sini setelah susah payah siang dan malam belajar untuk mendapatkan beasiswa tahunan untuk seorang siswa yang diberikan para pemodal sekolah.

Boruto tidak pernah mau dianggap beruntung karena bisa masuk ke sekolah ini.

Tidak akan pernah.

Bukan karena kerja kerasnya ia tidak mau dibilang beruntung, tetapi karena kenyataan pahit yang ia terima setelah masuk ke sekolah ini.

Di Sekolah ini, ia dan semua murid yang menerima beasiswa, dianggap rendah layaknya sampah. Apa lagi yang memiliki Lucky Level rendah seperti Boruto.

Ya~meski begitu, Boruto selalu bisa bertahan dari penghinaan-penghinaan yang ditujukan padanya. Karena alasan ia masuk sekolah ini bukan untuk bergaul dengan orang-orang kaya itu, melainkan untuk mendapatkan ilmu yang mungkin bisa membantunya menaikkan taraf kehidupannya.

Saat sampai, pintu gerbang yang berupa pagar besi setinggi 5 meter sudah tertutup rapat. Dan kini, Boruto hanya dapat menghela napas panjang atas nasib buruknya ini. Ups, aku lupa ia tidak percaya nasib baik atau buruk.

Boruto akhirnya harus memutar otak, bagaimana cara agar dia bisa masuk ke dalam sekolahnya ini?

Mondar mandir tak jelas di depan gerbang sekolahnya, membuatnya tampak seperti orang yang mencurigakan.

5 menit berpikir sembari mondar-mandir tak jelas, hingga akhirnya Boruto mendapatkan sebuah ide.

Boruto celingukan ke kanan dan ke kiri, mencari sesuatu untuk memudahkannya memanjat salah satu bagian pagar beton yang mengelilingi sekeliling sekolah dan memiliki tinggi 4 meter itu.

Dan akhirnya, ia menemukan sebuah tangga yang sepertinya ditinggalkan di sana untuk membantu beberapa murid keluar pagar untuk membolos.

Naruto menyandarkan pagar itu ke pagar, lalu segera menaikinya.

Hup!

kini ia sudah berada di dalam lingkungan sekolah itu.

Dengan senang dan senyum sumeringah, Boruto berjalan menuju kelasnya sebelum pundaknya ditahan oleh tangan seseorang.

"Usaha yang bagus Tuan Uzumaki, tapi kau tidak bisa masuk tanpa ketahuan penjaga sekolah sepertiku. Tidak dengan CCTV yang terpasang di setiap sudut sekolah ini"

Seorang pria dengan bekas luka horizontal yang memanjang di hidungnya menangkap basah Boruto yang datang terlambat.

"Aku ketahuan, ya?" Ucap Boruto dengan senyum kikuk di wajahnya.

"Sekarang ikut aku ke ruang BK!"

"Baiklah."

Dengan terpaksa, Boruto mengikuti pria itu dari belakang. Si Kuning itu sudah menebak, apa yang akan terjadi padanya.

Sial.

Ini sudah ke tiga kalinya Boruto mendapatkan kesialan.

Dan sekarang, ia harus bersiap untuk menerima omelan dan ceramah panjang lebar dari guru BK. Belum lagi hukuman tidak menyenangkan yang nantinya harus ia tanggung.

Bukankah itu sudah menjadi kesialan ke-4 dan ke-5 nya?

○○○

Boruto kini berada di Toilet Sekolah, bergulat dengan sikat toilet ditangannya. Ya, setelah satu jam mendengar ceramah yang keluar dari mulut guru BK, Boruto kini harus menghadapi kenyataan kalau dirinya dihukum membersihkan toilet.

Lucky LevelWhere stories live. Discover now