6. UKS

717 306 105
                                    

"Mana mungkin dia khawatir sama gue."


-Zefanya Putri-

°°°°°

Zefanya dan Nabila berjalan bersisian menuju kantin sekolah. Belum sempat mereka pergi kekantin sekolah, suara berisik dari lapangan menghentikan langkah mereka.

"Kenapa tuh?" tanya Nabila.

"Ya, mana gue tau."

"Ohiya, gue lupa!!" Nabila menepuk keningnya.

"Apa?"

"Alfarel tanding basket sama kelas Ips 3."

"Terus?" tanya Zefanya bingung.

"Kesana yuk!" Nabila menarik tangan Zefanya menuju lapangan basket.

"Eh, gak jadi kekantin nih?" Zefanya menghentikan langkah Nabila yang
menariknya.

"Enggak. Ayo!" Nabila kembali menarik tangan Zefanya.

Dan benar saja. Di lapangan Alfarel dan teman-temannya tanding basket melawan kelas sebelah. Nabila pun menarik tangan Zefanya menuju tempat duduk penonton yang masih kosong. Zefanya yang ditarik hanya bisa mengikuti kemana Nabila membawanya.

"Ngapain sih kita kesini?" kesal Zefanya.

"Mending lo diem deh!!" Zefanya yang mendengar itu mencibikkan bibirnya kesal.

"Alfarel gans banget sih."

"Kak Alfarel, aku padamu kak!!"

"Semangat calon imam."

"Duh, pengen lapin keringetnya."

"Pacar gue itu."

Dan masih banyak lagi teriakan dari para cewek yang menontonnya bermain basket, tapi tak dihiraukan Alfarel. Ia minggiring bola basket menuju ring lawan, ketika dirasanya sudah pas, ia pun melempar bola itu dan....

"GOAL!!"

Sorak seluruh siswa, tak terkecuali tim Alfarel dan Nabila.

"Bisa diem gak sih? Telinga gue sakit tau!" Zefanya membekap mulut Nabila.

Pasalnya teriakan Nabila sangat nyaring seperti toa, dan itu sangat tidak baik untuk telingannya.

"Apa sih!" kesal Nabila.

"Lo itu ya, badan kecil tapi teriakan nyaring banget kek toa."

"Dasar temen laknat!"

"ZEFANYA AWAS!!"

Belum sempat Zefanya membalas perkataan Nabila, ia dikejutkan oleh sebuah bola basket yang melambung kearahnya. Samar-samar ia mendengar suara Alfarel yang meneriaki namanya, setelah itu semuanya menjadi gelap.

Love GameTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang