"Coklatnya bagaimana Tuan?"
Baekhyun kembali menatap perawat itu, "Untukmu saja, terimakasih."
Setelahnya Baekhyun melenggang pergi begitu saja, dan meninggalkan perawat itu yang tengah tersenyum malu.
Dan aku baru menyadarinya, bahwa kau adalah tempatku untuk berpulang. Kau adalah rumahku..
Tapi ini semua sudah terlambat, benar bukan?
Aku disini hanya menjadi penikmat senyummu dari jauh, nyatanya senyum itu bukan lagi milikku, iya kan?
****
Harta, rumah, dan bahkan perusahaan kini lenyap begitu saja tanpa ia sadari. Frustasi dan stres tentu saja dialami oleh pria tampan yang kini terlihat lusuh dan tidak terurus. Bahkan pria itu tidak lagi memiliki tempat tinggal, menyewa sebuah apartemen kecil pun ia tidak sanggup. Dan begitu juga dengan makan, ia juga tidak memiliki sepersen uang pun di Atmnya. Uang simpanan yang ia simpan sejak dulu juga tidak memiliki sisa didalamnya, habis raup bak ditelan angin.
Kini tubuh yang dulu terlihat berisi dan gagah kini berubah menjadi tubuh yang kurus tak terurus. Bagaimana tidak, asupan gizi pun tak kunjung masuk kedalam perutnya akibat uang tidak ada lagi ditangannya. Pernah pria itu mencoba melamar kerja disebuah tempat perusahaan namun, ia tidak pernah diterima oleh perusahaan tersebut, karena mereka tahu dan mengenal siapa dirinya.
Saat ini Baekhyun menginjakkan kakinya disebuah tempat yang dipenuhi dengan tanah, besi dan angkatan berat lainnya. Baekhyun menarik nafasnya sebelum membulatkan tekadnya untuk masuk kedalam.
"Permisi... Apakah disini membutuhkan tenaga kerja Tuan?" Tanyanya kepada salah satu pegawai yang ada disana.
"Oh.. Anda bisa bertanya pada pemilik tokonya. Dia ada dilantai dua saat ini."
"Oh.. Terimakasih." Dan kemudian Baekhyun pun pergi menuju ruangan yang ditunjuk.
Setibanya didepan ruangan itu. Baekhyun pun memberanikan dirinya untuk masuk.
"Ya. Silahkan masuk. "
Baekhyun pun membungkukkan tubuhnya dan kemudian duduk dihadapan pemilik toko bangunan itu.
"Adakah lowongan pekerjaan disini Tuan? Saya hendak melamar kerja ditempat Tuan. "
Lelaki paruh baya itu melirik Baekhyun dari atas hingga bawah, "Apakah anda sanggup melakukannya? Disini pekerjaan sangat berat sekali. Dan kerja mulai pukul delapan pagi sampai tujuh malam. "
"Ya.. Saya bersedia dan saya sanggup Tuan. " Ucapnya dengan anggukan yang mantap.
"Baiklah. Kalau begitu. Kau boleh bekerja sekarang. "
"Terimakasih Tuan. "
Baekhyun kini mengganti pakaiannya menjadi pakaian pekerja kuli bangunan. Ia pun mulai bekerja dengan mengangkat sesuatu barang yang sangat berat, terutama semen yang beratnya entah berapa ton.
****
Dari hasil yang ia dapat dalam bekerja selama dua bulan penuh. Tak cukup untuk dirinya menyewa sebuah apartemen kecil. Uang yang ia terima pun hanya cukup untuk makan sehari harinya.
Tubuhnya selalu sakit sakit setiap bekerja dikuli bangunan.Terkadang, ditubuhnya pun terdapat sedikit luka disana. Tak jarang, Baekhyun sedikit mengeluh dengan pekerjaan yang ia lalui saat ini. Namun, dari semuanya ini Baekhyun dapat memahami dan terus tetap bersyukur jika ia bisa dapat menghidupi hidupnya yang sebatang kara.
Bulan sudah berlalu, dan uang pun sudah mulai menipis saat ini. Baekhyun pusing saat uang yang ia terima setiap gajiannya hanya habis untuk kebutuhannya saja.
YOU ARE READING
Escape From The Past✔
FanfictionEND [BAEKHYUN FANFICTION] Kadang kala seseorang memutuskan untuk menjauh bukan karena membencinya, tapi karena dia sedang melindungi dirinya dari luka Justru dengan pergi, akan membuat orang yang di tinggal akan merasa terluka Tapi terkadang.. Menja...
40. 한 걸음 One Step
Start from the beginning
