T H I R T E E N

7.1K 996 54
                                    

Alreyshad

Aku sedang menyelesaikan laporanku saat tiba-tiba handphoneku memunculkan sebuah nama.

Kiara is calling...

Aku ragu mengangkatnya namun tetap saja ada perasaan tak nyaman jika mengabaikannya terus menerus.

"Kenapa Ra?" Jawabku.

"Al, Perut aku sakit banget." Rintihnya.

Tanpa pikir panjang aku mengambil kunci mobilku dan menuju Apartment Kiara. Kondisinya lemah dan pucat.

"Ale tolongin aku." Ucapnya

"Kita ke Rumah Sakit ya." Jawabku dan langsung membawanya ke Rumah Sakit.

Aku menunggunya di Rumah Sakit. Kiara stres berat, dan itu yang membuat kandungannya terganggu padahal tinggal menunggu waktu untuk proses bersalinnya.

"Istrinya nggak apa-apa pak, kandungannya juga baik. Hanya stres saja. Beberapa hari ini kami sarankan untuk dirawat disini saja, karena umur kandungannya sudah memasuki waktunya bersalin." Ucap Dokter yang aku iyakan.

Setelah mengurus Administrasi aku kembali ke kamar Kiara.

"Ra, udah gue urus semuanya. Lo beneran nggak mau ngasih tau orang tua lo?" Ucapku yang dibalas gelengan kepala dari Kiara.

Benar, sampai saat ini Aku tak bisa menemukan Kael. Minggu lalu aku mendapat kabar kalau ia mengunjungi Apartment-nya di SG, namun saat Tian mendatanginya Kael tak disana.

"Ale, boleh temenin aku sebentar nggak disini?" Ucapnya padaku.

Jujur, aku tak tau harus berbuat apa selain mengiyakan permintaan Kiara. Melihat kondisinya sekarang siapa yang akan tega menolak permintaan sepelenya itu.

Aku menemani Kiara sampai ia tertidur dan menepuk dahiku saat aku melihat jam di tanganku. Aku melupakan sesuatu. Aku membuka handphone-ku.

7 missed call
Elea♡

Aku meninggalkan kamar Kiara dengan sedikit berlari menuju parkiran. Bagaimana bisa aku melupakan janjiku pulang tepat waktu pada El.

***

"Dulu kenapa kamu pisah sama Kiara? Karena yang aku denger dari temen-temen kamu, kalian nggak pernah berantem trus kenapa pisah?" Tanyanya tiba-tiba.

Aku tersenyum menatap El sesaat setelah ia menanyakan hal itu

"Kenapa sayang?" Ucapku sambil tersenyum.

"Kamu beneran nggak mau cerita sama aku?" Ucapnya lemah.

Aku menggeleng, "buat apa juga, kan udah lama banget kejadiannya. Sekarang aku punya kamu dan adek." Ucapku sambil mengelus perut El.

El menghela nafasnya.

"Yaudah aku ceritain. Mau darimana?" Tanyaku yang langsung di balas dengan senyum oleh El. "Wait.. syaratnya jangan bete ya, kan udah lewat." Tambahku.

"Janji!" Ucap El menempelkan jari kelingkingnya.

"Yaudah mau ceritanya darimana?" Tanyaku lagi.

"Kenapa putus?" Jawabnya.

"Aku jadian sama Kiara itu 2 tahun, waktu aku ambil Master. Kamu tau kan aku kenal Kiara dari temen-temen aku?" Ucapku.

El mengangguk dan tetap menatapku penasaran.

"Waktu itu aku lagi sibuk-sibuknya ngejar Profesorku untuk thesis, jadi banyak waktuku kesita buat thesis. Akibatnya komunikasi aku sama Kiara jadi susah, ketemu juga jarang. Sampai suatu waktu, aku merasa harus membayar itu semua dengan datang ke Apartment-nya dan ngajak dia buat sekedar makan malem bareng. Tapi waktu aku sampai sana, ternyata pikiranku salah. Kiara nggak pernah bener-bener kesepian selama aku tinggal untuk urusan thesis. Kiara nggak sendirian di Apartement-nya. Ada Kael, disana. Aku nggak tau apa yang mereka lakuin, tapi yang jelas Kiara nggak seharusnya seberantakan itu pas buka pintu, dan ngeliat aku." Jelasku.

PETRICHOR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang