E L E V E N

7.6K 971 88
                                    

Elea

Sudah 3 hari setelah aku mengetahui bawah ada bayi kecil di perutku, setelah hampir 3 tahun hiatus dari dunia penyiaran, Aku berhasil mengembalikan imageku dalam pekerjaan yang dibebankan padaku dan mendapat respon yang cukup baik dari penonton untuk tayangan pertamanya pagi ini di beberapa platform. Website kami juga menunjukan beberapa kenaikan dalam jumlah yang signifikan. Website, aplikasi, dan channel kami mendapat banyak perubahan yang memungkinkan untuk pada konsumen dapat lebih mudah mengaksesnya.

Setelah seluruh pekerjaan selesai, aku dan Ale memutuskan untuk mengunjungi supermarket karena beberapa stock makanan dan keperluan lainnya sudah menipis.

Saat aku sedang memilih buah tiba-tiba ada seorang wanita menghampiri Ale.

"Ale?" Ucapnya.

Ale menoleh kearahnya begitupula aku yang berada tak jauh dari Ale.

"Hai." Ucap Ale.

Wanita itu langsung memeluk Ale dan mencium pipi kanan dan kiri Ale.

"Udah lama banget, gue kira lo masih di SG. Pantesan nggak pernah ketemu disana taunya udah di Jakarta. Kapan pindah?" Ucapnya dengan nada manja masih dengan mengenggam tangan Ale.

Ale hanya tersenyum sambil terus melirik ke arahku.

"Udah lama, tahun ke-4 kayaknya disini. Lo balik kesini juga?" Ucap Ale yang terdengar samar.

"Masih sana sini sih, cuma lagi kesini aja. Belanja? Banyak juga." Ucapnya sambil melirik belanjaan kami di troli.

Ale mengangguk. Ia menghampiriku dan menggandengku, "Tam, kenalin. Elea, istri gue." Ucap Ale.

Ada ekspresi terkejut yang terlihat di wajah wanita itu.

"Sorry, aku nggak tau kalo kamu udah nggak sama Kiara. Soalnya Kiara nggak pernah cerita kalian putus." Ucapnya sebelum menjabat tanganku, "Tami." Tambahnya.

"Elea." Jawabku sambil tersenyum.

"Kalo gitu aku duluan ya, next time kita ketemu lagi ya Al." Ucap Tami sambil tersenyum. "Bye, El." Tambahnya.

Selesai berbelanja, kami menuju Apartment. Entah kenapa aku merasa tak nyaman dengan Tami. Dengan semua perkataan ataupun sikapnya pada Ale. Bukan cemburu, namun....  tak bisa ku jelaskan.

Aku langsung menuju dapur dan menata belanjaan yang kami beli tadi.

"Le? Are you mad at me?" Ucap Ale sambil berdiri menatapku.

Aku menggeleng, tak bersuara sama sekali.

"Elea? Sorry." Ucapnya sambil mendekatkan wajahnya.

Aku tersenyum dan mengangguk.

"Tami itu sahabatnya Kiara, dan emang dari dulu anaknya gitu karena kelamaan di SG. Aku juga kaget tiba-tiba ketemu. Mana aku tau kalo kita bakalan ketemu disana. Maaf." Ucapnya pelan.

"Aku tau kalian lama nggak ketemu tapi nggak selama itu juga dia genggam tangan kamu." Ucapku tiba-tiba.

"I know, tapi aku juga bingung mau gimana." Jawabnya.

"Al, bisa nggak sih kamu ilangin sikap nggak enakannya kamu itu." Ucapku tiba-tiba dan langsung meninggalkan Ale ke kamar.

Aku tak mengerti apa yang terjadi dengan diriku. Biasanya aku tak pernah semarah ini, namun kali ini entah kenapa aku bisa sekesal itu. Terlebih pendapat Ale yang ku pikir tak berpihak padaku.

PETRICHOR [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang